Setahun kemudian, setelah peperangan yang terjadi, dunia kembali damai dengan Jepang yang kembali dijajah oleh Britannia. Penderitaan yang mereka alami menjadi lebih buruk karena mereka yang berusaha mengambil kembali hak mereka.
Mary saat ini sedang menatap Babel Tower tempat pertarungan sedang terjadi. Ia lalu melangkah pergi ke Ruang Klub Melukis dimana Aaron sudah menunggunya.
"Lagi-lagi kau datang kesini." Ucap Mary.
"Habisnya aku mau bertemu denganmu. Aku tidak akan menyerah untuk memikat hatimu dengan pesonaku." Ucap Aaron dengan penuh percaya diri sedangkan Mary hanya mendengus geli mendengar itu.
"Percaya diri sekali." Ucap Mary lalu duduk di sebuah kursi dan ada kanvas di depannya.
Mary akan mulai melukis tapi Aaron yang memeluk lehernya dari belakang membuatnya tidak jadi melakukan hal itu.
"Hei, perlihatkan kekuatanmu padaku." Ucap Aaron.
"Kau kan sudah pernah melihatnya." Ucap Mary.
"Tapi aku ingin melihatnya lagi." Ucap Aaron yang merengek, membuat Mary menghela nafasnya mendengar itu.
Mary pun mengulurkan tangannya ke hadapan Aaron dan menumbuhkan bunga tulip putih disana. Ia lalu memberikannya pada Aaron. Aaron dengan senang hati menerima bunga itu dan menghirup aromanya.
Mary akan kembali melanjutkan kegiatannya untuk melukis tapi lagi-lagi Aaron menghentikannya.
"Mary, kau harus lihat ini!" Ucap Aaron sambil menunjukkan tablet yang dia bawa dimana saat itu sedang disiarkan mengenai kemunculan Zero.
"Aku Zero. Orang-orang dari Jepang, aku telah kembali! Dengarkan aku, Britannia! Lihatlah ini, kalian semua dengan kekuatan! Aku sedih...perang dan diskriminasi yang dilakukan bermaksud untuk kejahatan mereka. Ini komedi tragis yang terus bergerak ke arah yang salah. Dunia tidak berubah sedikit pun. Itulah sebabnya aku harus dihidupkan kembali. Selama yang kuat terus menindas yang lemah, aku akan melawan! Yang pertama adalah Gubernur Jenderal Calares yang baru saja menerima hukuman Tuhan! Aku akan melawan semua orang yang menyalahgunakan kekuasaan! Oleh karena itu, aku sekali lagi mengumumkan penciptaan Republik Jepang Serikat. Mulai saat ini, ruangan ini adalah wilayah pertama Republik Jepang Serikat!" Ucap Lelouch.
Ruangan yang Lelouch maksud adalah ruangan yang ditinggali oleh perwakilan dari Federasi Cina.
"Kita tidak akan mempertanyakan rasmu, prinsip atau agama. Hanya ada satu persyaratan untuk menjadi warga negara. Melakukan keadilan!" Ucap Lelouch.
Mary melihat siaran itu dalam diam sebelum akhirnya memilih mulai melukis.
"Apa kau sama sekali tidak tertarik mendengar berita ini? Orang-orang sangat heboh." Ucap Aaron.
Mary hanya mengedikkan bahunya menanggapi itu.
"Duh, dingin sekali. Ini sudah 1 tahun tapi kau tetap saja dingin padaku." Ucap Aaron.
"Kalau begitu, berhentilah." Ucap Mary yang memilih cuek karena ia tau Aaron pada akhirnya akan terus mengeluh sampai lelah sendiri.
Berbeda dengan reaksinya yang terlihat tenang di luar, Mary merasa begitu senang saat memikirkan ingatan Lelouch sudah kembali.
Charles dan Suzaku berpikir dirinya kehilangan ingatan karena pengaruh Geass, tapi kenyataannya tidak seperti itu. Saat itu dirinya hanya pingsan karena kelelahan, bukan karena terkena pengaruh Geass.
Sejak itu, dirinya dan Lelouch selalu diawasi yang membuatnya harus berpura-pura tidak mengetahui apapun mengenai Zero. Ia juga harus lebih berhati-hati dalam menggunakan kekuatannya.
Untuk bisa mendekati Lelouch, dirinya bergabung dengan Dewan Siswa dan juga atas bujukan Milly agar anggota mereka ditambah. Aaron sendiri juga ikut bergabung karena ingin mendekati Mary.
Aaron selama setahun itu selalu berusaha mendekatinya. Hanya Aaron yang mengetahui Mary memiliki kekuatan itu, tapi Aaron tidak tau bahwa Mary adalah gadis yang sama dengan gadis yang beberapa kali membantu Ksatria Hitam.
Aaron terlalu tidak peduli pada berita yang ada di luar. Berita mengenai Zero yang baru saja muncul juga dia lihat karena kebetulan semata dan sengaja menunjukkannya pada Mary yang selalu mengikuti perkembangan berita yang ada di dunia.
"Zero akhirnya kembali. Benar-benar mengejutkan." Ucap Aaron tapi Mary hanya diam dan fokus melukis.
Saat jam pulang sekolah, karena tidak adanya kegiatan klub Mary segera pulang ke mansionnya yang ada di hutan, satu-satunya tempat yang tidak bisa dimasuki oleh tentara Britannia.
"Aku pulang." Ucap Mary.
"Selamat datang kembali, Mary." Ucap Euphemia sambil tersenyum menyambut kedatangannya bersama para peri.
Mary bisa melihat TV yang menyala di ruang tamu karena ruang tamu dan pintu masuk masih terhubung satu sama lain tanpa adanya tembok yang memisahkan.
"Pria yang mengaku sebagai Zero dan sisa Ksatria Hitam bersembunyi di Kedutaan Besar Federasi Cina. Tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Guilford, yang bertindak sebagai Gubernur Jenderal yang menggantikan Gubernur Jenderal Calares yang terluka, memimpin para tentara dan telah mengepung Kedutaan. Kita memastikan bahwa pemukiman masih tetap aman."
"Ah, ini..." Ucap Euphemia yang gelagapan karena ketahuan menonton TV.
"Tenanglah. Aku tidak pernah melarangmu untuk menonton TV, kan? Lakukanlah sesukamu di mansion ini asal kau tidak keluar." Ucap Mary sambil melepas sepatunya lalu meletakkannya di rak sepatu.
Sedangkan para peri langsung mengambil alih tas di tangannya dan membawa tas itu ke dalam kamar milik Mary.
"Apa...aku masih belum boleh keluar?" Ucap Euphemia.
"Aku memang sudah menghilangkan pengaruh Geass, tapi jika mereka melihat dirimu, kau pikir apa yang akan terjadi?" Ucap Mary.
Euphemia tidak bisa menjawab, ia kurang lebih tau jawabannya.
"Mungkin saja mereka akan melukaimu. Yang paling parah adalah membunuhmu." Ucap Mary sambil berjalan melewati Euphemia dan duduk di sofa.
Mary menyandarkan punggungnya di sandaran sofa dan memejamkan matanya, ia benar-benar merasa lelah dengan aktivitasnya di sekolah hari ini.
"Tunggulah sebentar lagi. Saat waktunya tiba, kau bisa kembali pada Cornelia." Ucap Mary tanpa menatap Euphemia.
Euphemia hanya berdiri diam menatap Mary untuk beberapa saat sebelum akhirnya menanyakan pertanyaan yang selama ini ada di benaknya.
"Kenapa kau menolongku? Kita bahkan tidak saling mengenal satu sama lain. Dan kau juga tidak terlihat terlalu menyukaiku." Ucap Euphemia yang membuat Mary menoleh menatapnya.
Mary kemudian menunjukkan senyuman sinis.
"Ternyata kau menyadarinya, ya? Aku tidak menyukai sifat naifmu itu, tapi bukan artinya aku membencimu. Tidak suka bukan berarti benci, kan? Dan alasanku menolongmu, aku hanya tidak ingin ada korban seperti di masa lalu." Ucap Mary.
Masa lalu yang Mary maksud adalah kejadian di kehidupan pertama dan kedua. Di kehidupan pertama, kejadiannya sama persis seperti di anime yang ia tonton di kehidupan kedua. Yang berbeda hanya di kehidupan pertama, dirinya mati bersama Lelouch sedangkan di kehidupan kedua Lelouch mati sendirian.
"Aku tau aku tidak bisa menyelamatkan semuanya. Tapi setidaknya, aku ingin menyelamatkan sebanyak mungkin orang." Ucap Mary yang membuat Euphemia tersenyum mendengar itu.
"Ternyata kau memang orang yang baik, ya." Ucap Euphemia.
"Aku tidak pernah bilang aku jahat, tuh." Ucap Mary lalu terkekeh.
Euphemia juga ikut terkekeh. Ia kini semakin mengerti tentang Mary. Mary tidak sedingin yang terlihat, ia hanya belum membuka dirinya pada orang lain. Jika sudah membuka dirinya, dia bisa menjadi orang yang begitu perhatian dan hangat.
Euphemia juga nyaman tinggal disana karena Mary dan para peri memperlakukannya dengan baik.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
With You (Code Geass x OC)
Fiksi PenggemarSeorang gadis sedang menonton anime favoritnya. Ia terus tersenyum melihat wajah dari karakter favoritnya yang kini menjadi seorang kaisar. Tapi itu tak berlangsung lama karena setelahnya, karakter favoritnya itu harus tewas. Gadis itu pun bangkit b...