Setelah 4 hari sibuk dengan semua persiapan pernikahan akhirnya semua media memberitakan mengenai pernikahan kedua keluarga terpandang itu. Bahkan berita itu hebo sampai ke luar negeri, membuat banyak orang terkejut terutama para pengusaha dan pemegang saham perusahaan Na itu.
Bahkan berita itu sampai di Paris, dan Lia melihat semua itu dari televisi di kamar hotelnya, dimana dia sedang bersama dengan yeji.
"Aku tak tau kalau renjun itu adalah oppamu? Aku tak mengerti keluarga terpandang seperti kalian, menyembunyikan anak lainnya. Tapi, aku senang untuk keluarga kalian karena mendapatkan menantu yang sepadan." Ucap yeji sedangkan Lia hanya diam saja membuat yeji bingung.
"Ksnapa Lia?"
"Pria itu?"
"Kenapa dengannya?"
"Aku seperti pernah melihatnya."
"Tentu saja, kau tau dia itu pengusaha terkenal, semua orang juga mengenalnya. Oh iya, kau tak akan pulang untuk pesta oppamu?"
"Apa yang aku tidak ketahui soal ini? Dan kenapa semua orang tau kalau renjun anak sulung mommy dan Daddy? Dan lagi, dimana aku pernah bertemu dengan pria itu?" Datar Lia.
"Lia? Kenapa kau diam saja?"
"Ah, aku akan menghubungi mommy dulu." Ucap lia lalu beranjak ke balkon kamar hotel itu dengan tatapan yeji yang tak dapat diartikan.
"Aku tau kau memang tak ingat soal pertemuan mu dengannya, karena saat itu, kau menemuinya dan tak sengaja bertabrakan di cafe, tapi aku senang dia akan menjadi kakak iparmu, dengan begitu aku bisa membuatmu bersama denganku."batin yeji.
Balkon.
Lia mendeal nomor sang ibu dan menunggu beberapa saat sampai panggilan diangkat.
"Iya sayang? Ada apa?"
"Mom? Apa yang tidak aku ketahui? Kenapa berita itu? Dan apa maksudnya renjun adalah kakakku?"
"Ini kami lakukan agar kita tak bangkrut, tapi keluarga Na hanya mau membantu jika menikahkan anak dari keluarga kita, karena mommy tak may kau menderita akhirnya mommy membuat data palsu soal renjun dan menikahkannya. Lagian pria itu tak sebaik kelihatannya, renjun pasti akan sangat menderita."
"Mommy serius?"
"Tentu saja sayang, selama dia beraama dengan keluarga itu, maka keluarga kita akan hidup makmur selamanya."
"Apa aku harus pulang mom?"
"Tidak perlu, kau bersenang-senang saja disana mengerti? Sudah dulu ya, mommy sedang sibuk sekarang karena mommy harus berakting dengan baik." Lalu panggilan berakhir begitu saja. Lia hanya diam dan masib terus mengingat-ingat dimana dia bertemu dengan calon suami sepupunya itu.
Hari h pernikahan akhirnya datang, sekarang renjun tengah berada di dalam ruangannya dan renjun hanya ditemani oleh rose, tentu saja karena rose ingin bersandiwara dengan baik sebagai seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya.
"Ingat jangan sampai identitasmu ketahuan. Kau harus tetap bersama dengan Na Jaemin selamanya." Renjun hanya menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti.
"Kalau sampai semuanya ketahuan aku tak akan tinggal diam terhadapmu sama sekali. Mengerti?"
"Ne." Angguk renjun dan tak lama setelah itu pintu terbuka menampilkan Chanyeol dengan wajah datarnya.
"Ayo keluar, sudah saatnya." Ucap Chanyeol dan renjun langsung berdiri lalu melingkarkan tangannya pada lengan Chanyeol untuk berjalan keluar dari ruangan itu.
"Baba, mianhe, aku sangat berharap saat menikah bersama dengan baba. Baba dan mama harus merestui ku diatas sana." Batin renjun.
Pintu besar terbuka dan semua kamera wartawan langsung mengarahkan pada renjun dan Chanyeol yang tersenyum penuh sandiwara, membuat semua tamu sangat takjub pada keduanya bahkan jaemin sedikit terpesona dengan calon istrinya itu.
Sesampainya didepan jaemin, chanyeolpun memberikan renjun pada jaemin.
"Jaga anak saya Na Jaemin." Dan jaemin hanya menggangguk lalu keduanya langsung berhadapan satu sama lainnya.
"Baiklah saya akan memulai acara pengucapan janji." Semua tamu yang hadir langsung diam dan menyaksikan dengan penuh hikmat.
"Tuan Na Jaemin, apakah engkau bersedia untuk mengambil Park renjun sebagai istrimu, selalu ada bersamamu dalam sehat maupun sakit, suka maupun duka, kaya maupun miskin dan saling mencintai hingga akhir hayat."
"Saya bersedia."
"Tuan Park Renjun, apakah engkau bersedia untuk mengambil Na Jaemin sebagai suamimu, selalu ada bersamamu dalam sehat maupun sakit, suka maupun duka, kaya maupun miskin dan saling mencintai hingga akhir hayat."
"Saya bersedia." Ucap renjun mau tak mau dan semua yang hadir benar-benar sangat terharu dengan pernikahan itu.
"Baiklah kalian sudah sah menjadi suami-istri. Tuan Na, silahkan pasangkan cincin Kejari pasanganmu." Jaemin langsung memasangkan cincin nikah mereka pada jari manis renjun begitu pula sebaliknya.
"Silahkan cium pasanganmu." Jaemin lantas mendekat dan sedikit menunduk untuk mengecup kening renjun, sedangkan renjun menutup matanya dan airmata menetes begitu saja.
"Maafkan aku Na Jaemin." Batin renjun.
£Tbc•

KAMU SEDANG MEMBACA
What If (jaemren)
Fanfic"Kau harus ingat mulai sekarang kau adalah Park Renjun anak sulung kami. Jika kau mengatakan yang sebenarnya, maka kehidupanmu adalah taruhannya." ~ Park Chanyeol. "Siapa kau sebenarnya?" ~ Na Jaemin. "Aku akan pergi, kurasa itu yang terbaik." ~ Hua...