Jaemin dan renjun sarapan bersama dengan jaeyong, heejin dan Siwon. Mereka sarapan dengan tenang saat ini.
"Kalian akan berangkat jam berapa?" Ucap taeyong.
"Sekitar jam 09 mom." Ucap jaemin datar sedangkan renjun hanya diam saja pasalnya dia tak tahu sama sekali.
"Setelah pekerjaan selesai, kalian harus have fun untuk liburan kalian mengerti? Itung-itung acara bulan madu." Ucap taeyong. Dan renjun hanya mengangguk karena jaemin tak ada jawaban apapun.
"Saat kembali, jangan lupa berikan kabar baik mengerti Renjun? Aku tak sabar menimang keponakan." Ucap heejin tersenyum membuat renjun tersedak makanannya dan jaemin langsung dengan sigap memberikan minum padanya sembari menatap tajam heejin.
"Sudah jangan menatap tajam sepupumu jaemin, mommy juga mengharapkan hal itu dari kalian berdua, begitu juga Daddy dan halbojie." Ucap taeyong tapi jaemin hanya diam saja dan renjun yang menunduk karena sangat malu sekali.
At. Mansion utama keluarga Park.
Chanyeol saat ini tengah sarapan bersama dengan rose juga Lia.
"Dad, apa tidak ada cara yang cepat agar mereka berpisah? Aku tak mau kalau sampai mereka memiliki anak." Kesal Lia.
"Jaga bicaramu. Renjun bukan pria yang bisa hamil seperti yang kau bayangkan. Jadi, sabar saja. Nanti juga saat keluarga itu muak mereka pasti berpisah." Datar Chanyeol.
"Daddy mu benar Lia. Untuk sekarang kau harus tenang dulu. Mengerti?"
"Sampai kapan mom?"
Tak.
"Aku selesai. Dan kau rose, jaga anakmu jangan sampai mengacaukan segalanya." Marah Chanyeol lalu diapun pergi begitu saja.
"Apa maksud daddy mom? Apa aku benar-benar bukan anaknya?! Apa yang aku dengar itu benar?!"
"Apa maksudmu Lia?"
"Aku mendengar saat kalian bertengkar, dia mengatakan kalau dia menyesal merawat anak orang lain."
"Itu bukan kau sayang, tapi renjun. Karena nyatanya renjun memang anak orang lain." Ucap rose.
"Lantas kenapa membawa namaku?"
"Karena dia sedang kesal apalagi kau datang dan malah ingin renjun segera berpisah dari jaemin. Itu sangat tak mungkin sayang, itu bisa membuat keluarga kita dalam bahaya. Kalau hanya masuk ke penjara mungkin bisa di maklumi, tapi keluarga Na bisa membunuh tanpa siapapun tahu nak."
"Lalu aku harus sabar sampai kapan?"
"Sampai waktunya tepat, lagian renjun bukan pria istimewa, jadi kau bisa lihat mereka akan muak nantinya. Lagian jika mereka mengadopsi anak, anak itu tak bisa menjadi penerus keluarga Na."
"Mommy benar."
"Maka bertahan lah, karena mommy yakin kau bisa menjadi nyonya Na dan melahirkan penerus Na, agar kau bisa menetap pada tempatmu."
"Pasti." Ucap Lia.
Jaemren akhirnya berpamitan pada semuanya, sebentar lagi mereka akan diantar oleh supir keluarga Na itu.
"Kabari mommy saat sudah sampai di hotel, mengerti Renjun?"
"Ne mom." Ucap renjun.
"Lakukan yang terbaik jaemin, dan jaga istrimu dengan baik." Ucao jaehyun.
"Aku mengerti."
"Aku tak akan menerima jika iparku lecet sedikit saja, apa kau mengerti jaemin?"
"Kau tak perlu khawatir. Kami berangkat." Ucap jaemin datar lalu diapun menggenggam tangan renjun lalu masuk kedalam mobil.
At. Airport.
Renjun dan jaemin sampai lantas mereka melihat jeno yang telah menunggu.
"Jeno-ssi? Kau juga ikut?"
"Ne, mewakili perusahaan ayahku. Dan lagi, ini acara menyeluruh renjun. Apa jaemin tak memberitahumu?" Renjun menggelengkan kepalanya.
"Kenapa tak memberitahu istrimu jaemin? Kau benar-benar keterlaluan sekali sepupu."
"Karena kami akan liburan. Bukan itu yang harus kulakukan. Yang utama, aku harus memastikan istriku nyaman." Ucap jaemin datar dan renjun menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang merona.
"Ya baiklah, pengantin baru tak akan bisa di bantah." Ucap jeno lalu diapun melihat Haechan, orang yang dia temui atau orangtuanya buat untuk dijodohin dengannya.
"Haechan?"
"Aaa jeno, kenapa kau disini?" Ucap Haechan lalu duapun membungkuk pada jaemren.
"Aku harus ke namhee karena acara pengusaha itu."
"Aku juga harus kesana untuk menghadirinya menggantikan daddyku dan hyungku yang sedang honeymoon."
"Lantas kenapa belum berangkat?"
"Pesawat nya delay ntah sampai kapan."
"Delay?" Haechan hanya mengangguk, saat ini dia harus berpura-pura baik-baik saja, padahal dia sangat ingin melompat saking girangnya.
"Oh iya, kenalin sepupuku. Na Jaemin dan istrinya na renjun. Jaemin, renjun, ini Seo Haechan."
"Na Renjun.* Ucap renjun tersenyum lalu bersalaman dengan Haechan.
"Seo Haechan."
"Na Jaemin." Datarnya dan Haechan hanya mengangguk saja.
"Jaem? Bisa dia ikut dengan pesawat pribadimu? Bersama kita?"
"Jaemin?" Renjun menatap suaminya itu dengan mata berbinar. Jaemin lantas menghela nafasnya lantas menganggukkan kepalanya.
"Kau bergabung dengan kami saja Haechan."
"Wah, makasih. Makasih jaemin-ssi. Renjun-ssi." Ucap Haechan tersenyum.
"Sama-sama haechan-ssi." Ucap renjun tersenyum.
£•Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
What If (jaemren)
Fanfiction"Kau harus ingat mulai sekarang kau adalah Park Renjun anak sulung kami. Jika kau mengatakan yang sebenarnya, maka kehidupanmu adalah taruhannya." ~ Park Chanyeol. "Siapa kau sebenarnya?" ~ Na Jaemin. "Aku akan pergi, kurasa itu yang terbaik." ~ Hua...