Jam sudah menunjukkan pukul 16:00kst. Renjun pada akhirnya terbangun dari tidurnya dan mengerjapkan matanya secara perlahan lalu diapun melihat jaemin yang berada di sofa dengan laptop menyala. Diapun beranjak dari tidurnya dan mendekat pada jaemin.
"Jaemin?" Jaemin lantas mengalihkan perhatiannya dari laptop ke istrinya itu.
"Kau bersih-bersih segera. Setelahnya kita akan makan malam diluar. Aku ingin kita makan malam diluar sebagai penebus karena kita tak jadi liburan di Paris." Ucap jaemin.
"Tak perlu begitu jaemin. Aku tak apa." Ucap renjun.
"Jangan membantah ku. Aku tak suka di bantah Na Renjun. Sekarang segera mandi." Ucap jaemin dan renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu segera pergi ke toilet. Sedangkan jaemin terkekeh pelan melihat renjun sangat menggemaskan sekali.
Setelah beberapa menit berlalu, jaeminpun melihat renjun yang keluar dengan Hoodie berwarna biru tua juga celana training yang cukup nyaman baginya. Lalu jaeminpun beranjak dari duduknya.
"Ayo." Ucap jaemin mengulurkan tangannya dan renjun menerima uluran tangan itu dengan sedikit canggung lalu keduanya keluar dengan tangan yang saling bertautan.
Di lantai bawah.
Taeyong, heejin, Yangyang, bahkan Siwon saja melihat keduanya turun.
"Kalian mau kemana?" Ucap taeyong.
"Kami akan dinner mom." Ucap jaemin datar dan taeyong cukup kaget dengan perkataan anaknya itu juga sangat bersyukur karena anaknya berubah dan tak menjadi robot lagi.
"Kenapa tak makan dirumah saja? Kau sengaja bukan? Agar aku dan Yangyang tak bisa dekat-dekat dengan istrimu." Kesal heejin.
"Sepertinya dia memang sengaja." Ucap Yangyang membuat panas suasana
"Sudahlah, kalian berdua diam saja. Biarkan mereka berdua menghabiskan waktu berdua. Lagian mereka masih pengantin baru." Ucap Siwon dan keduanya seketika terdiam.
"Kami pergi dulu mom, halbojie." Ucap jaemin datar sedangkan renjun tersenyum sembari melambaikan tangannya, membuat keempatnya menahan rasa gemas mereka pada renjun. Dan menyayangkan renjun yang malah mendapatkan robot seperti Na Jaemin.
At. Restoran.
Jaemin membawa renjun ke restoran mewah, awalnya renjun tak ingin ikut masuk, tapi jaemin memaksa hingga akhirnya mereka ada didalam restoran mewah yang terlihat sangat romantis ditambah lagi pelanggan yang datang memang membawa pasangan baik wanita, juga pria.
"Ingin pesan apa?" Ucap jaemin dan renjunpun melihat buku menunya. Dia jadi teringat orangtuanya karena terakhir kali dia makan bersama dengan orangtuanya adalah saat sebelum orangtuanya di bunuh dengan sangat keji.
"Aku ingin pesan spaghetti dan orange jus." Ucap renjun lalu pelayan itu menuliskan pesannya.
"Saya pasta dan orange jus." Ucap jaemin menutup buku menu itu.
"Apa ingin masing-masing segelas wine?" Tawar pelayan itu.
"Boleh." Ucap jaemin sedangkan renjun hanya diam saja. Pasalnya dia tak bisa minum bahkan jika segelas saja, dia akan langsung tepar seketika. Tapi, jika menolak jaemin mungkin akan memandangnya remeh, karena bagaimanapun jaemin terlihat sedang mencoba mencari tahu semua hal yang dia sukai dan tidak. Taoi, renjun tak ingin memberikan jaemin kesempatan karena sebelum pergi dia mendapatkan pesan dari Lia yang berisi kalau dia harus segera menjauhi jaemin atau dalam kata lain berpisah atau keluarga jaemin akan berada dalam bahaya.
Pelayan pergi, dan jaeminpun menatap renjun yang melamun.
"Ada apa renjun?" Ucap jaemin sembari memegang tangan renjun.
"Tidak ada jaemin.* Ucap renjun tersenyum, jaemin tau kalau renjun sedang menyembunyikan sesuatu tapi dia hanya diam saja. Mungkin nanti dia akan mencaritahu hal ini. Sekarang biarlah mereka menikmati waktu berdua mereka. Dimana jaemin merasa sangat nyaman dengan waktu berdua ini. Hatinya sudah memilih orang yang berhasil nyaman dengannya. Dan itu sudah cukup membuat jaemin berani untuk mulai mencintai istrinya itu. Dan mengenalnya lebih dalam lagi.
£•Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
What If (jaemren)
Fiksi Penggemar"Kau harus ingat mulai sekarang kau adalah Park Renjun anak sulung kami. Jika kau mengatakan yang sebenarnya, maka kehidupanmu adalah taruhannya." ~ Park Chanyeol. "Siapa kau sebenarnya?" ~ Na Jaemin. "Aku akan pergi, kurasa itu yang terbaik." ~ Hua...