~Spesial ulang tahun Na Jaemin😘~
Setelah kembali dari rumah sakit, jaemin terpaksa harus ke kantor karena asistennya mengatakan ada seorang wanita yang kekeh ingin bertemu dengannya dan ini berkaitan dengan keluarganya. Juga istrinya. Jaemin mempercepat laju mobilnya lalu diapun sampai di depan perusahaan milik keluarganya yang menjadi tanggung jawabnya saat ini. Jaemin masuk setelah melemparkan kunci mobilnya untuk di parkirkan oleh salah satu satpam. Lalu diapun masuk tanpa memperdulikan semua karyawan yang membungkuk di loby padanya. Jaemin menaiki lift hingga berada di lantai paling atas dimana ruangannya berada saat ini.
Ting!
Jaemin melihat wanita bermata sipit yang tak dikenali oleh jaemin sama sekali. Dia menatapnya dengan datar dan melihat kedua asistennya membungkuk.
"Ini dia wanita yang ingin bertemu dengan Presdir." Ucap salah satunya.
"Presdir Na, saya Hwang yeji."
"Apa saya mengenal Anda?" Datarnya.
"Tidak, tapi saya harus menyampaikan ini pada Anda." Ucap yeji.
"Kenapa saya harus memberikan waktu padamu dan percaya padamu?" Datar jaemin.
"Karena saya sangat yakin kau tak mau kehilangan istrimu Presdir Na, ini ada kaitannya dengan istrimu dan keluargamu." Ucap yeji dan jaemin semakin menatap datar padanya lalu diapun menatap kedua asistennya. Lalu diapun menatap kembali wanita itu.
"Baiklah, ikut saya." Datar jaemin lalu diapun berjalan menuju ruangannya dengan yeji yang mengikuti di belakangnya.
Di dalam ruangan jaemin.
Jaemin duduk disofa masih dengan wajah datar juga dinginnya itu.
"Katakan apa yang ingin kau beritahu." Ucap jaemin datar lalu yeji pun memutar rekaman saat dia bertemu dengan Lia. Jaemin mendengar semua nya dengan sangat jelas.
"Bagaimana kau bisa mendapatkan rekaman itu?" Datarnya.
"Saya sahabatnya Lia. Saya melakukan ini karena saya tau hal yang akan dia lakukan salah. Terlebih Presdir Na adalah kakak iparnya. Dia tak boleh mengambil suami dari kakaknya. Dan lagi, saya mencintainya bukan sebagai sahabat Presdir, saya harap kau mengerti tanpa di jelaskan."
"Baiklah. Terimakasih karena kau sudah memberikan informasi ini. Jadi? Sekarang kau ingin apa?" Datar jaemin.
"Saya akan selalu memberitahu Anda apa yang akan dilakukan Lia terhadap istri Anda, demi kebahagiaan kita bersama."
"Baiklah, kalau begitu. Saya akan setuju."
"Hmm, makasih Presdir Na." Ucap yeji senang dan jaeminpun mengeluarkan kartu namanya lalu memberikan pada yeji.
"Kau bisa menghubungi saya soal apa yang akan dia lakukan. Dan semua buktinya, termasuk rekaman suara saat ini."
"Baik Presdir Na." Ucap yeji lalu diapun menyalin nomor itu lalu mengirimkan rekaman suara itu pada jaemin.
"Apa ada lagi?"datarnya.
"Tidak Presdir, saya permisi." Ucap yeji lalu diapun membungkuk dan pergi dari ruangan jaemin, sedangkan jaemin langsung menatap ponselnya yang menampilkan chatnya dengan nomor yeji yang belum dia simpan itu.
"Kau bermain dengan orang yang salah Park Lia. Kita lihat saja siapa yang pada akhirnya akan menang." Batin jaemin.
At. Lm corp.
Mark sedang sibuk dengan berkas-berkas miliknya lalu diapun menghubungi asistennya untuk segera menemuinya.
Tok...tok...tok....
"Masuk!"
Ceklek.
Asistennya masuk dan diapun langsung membungkuk.
"Ada apa presdir memanggil saya?'
"Apa sudah dapat waktu yang tepat untuk saya datang dan kita menawarkan kerja sama pada NJM corp?"
"Saya sudah membuat janji dan mereka meminta waktu selama dua hari untuk mencari waktu yang tepat Presdir "
"Baiklah saya mengerti. Ah, karena saya baru ada di Korea saya ingin membuat pesta, undang semua klien, kolega dan pemegang saham, juga utamakan untuk mengundang keluarga Na, keluarga Lee, keluarga seo, dan keluarga park tentunya."
"Baik Presdir Lee. Presdir ingin kapan acaranya?"
"Minggu malam."
"Baik Presdir akan saya lakukan. Apa ada lagi?"
"Tidak, kau bisa keluar " Ucap Mark lalu asistennya pun membungkuk dan keluar dari ruangan atasannya itu. Mark lantas memainkan pulpen ditangannya sembari menyandarkan tubuhnya.
Drrttt...Drrtt...Drrtt...
Mark tersenyum melihat telpon dari tunangannya itu.
"Hallo sayang? Apa kau merindukanku?"
"...."
"Hahaha kau sangat menggemaskan jika marah begitu."
"...."
"Aku bukan sedang gombal sayang. Aku mengatakan yang sebenarnya."
"...."
"Aku belum bertemu dengan adik iparku itu, juga suaminya. Kau tau lah betapa sibuknya suami dari calon aduk iparku. Tapi, aku pasti akan bertemu dengannya dan melapor pada bibi Son."
"...."
"Kau yang lebih dulu tau sayang kau tenang saja."
"....."
"Aku juga mencintaimu sayang." Lalu panggilan berakhir begitu saja dan markpun tersenyum karena dia sangat suka sekali menggoda calon istrinya itu.
At. LJN corp
Jeno sedang sibuk dengan berkas-berkas miliknya itu, dan diapun melihat ponselnya yang berbunyi dan tertera nama dari sang ibu.
"Iya Bun?"
"...."
"Kenapa harus hari ini bunda, aku sedang banyak sekali pekerjaan."
"...."
"Baiklah aku akan datang kesana."
"...."
"Iya." Datarnya.
"...."
"Hmm." Lalu panggilan itu berakhir dan pesan masuk kedalam ponsel jeno lalu diapun membukanya dan terkejut karena foto yang dikirimkan ibunya itu. Lalu diapun melihat pesan lainnya yang mengatakan mereka harus bertemu satu jam dari sekarang. Jeno lantas beranjak dari duduknya lalu diapun segera keluar membuat asistennya menatap bingung atasannya itu.
"Presdir Lee ingin kemana?"
"Saya ada janji penting, tolong handle beberapa pekerjaan." Ucap jeno lalu diapun berlari kecil menuju lift membuat ryujin benar-benar semakin bingung.
At. Hospital Na.
Heejin baru saja selesai melakukan operasi darurat beberapa menit yang lalu, dia sekarang tengah berjalan-jalan di taman rumah sakit lalu diapun melihat kekasihnya yang datang tanpa memberitahunya sama sekali. Diapun mendekat dengan berlari kecil dan tersenyum lebar seperti anak kecil lalu memeluk kekasihnya itu.
"Kenapa tak bilang akan datang sayang?' Ucap heejin tersenyum dan melonggarkan pelukannya untuk menatap wajah kekasihnya itu.
"Sebagai kejutan. Apa kekasihku ini suka dengan kejutanku?"
"Hmm sangat suka." Ucapnya sembari tersenyum dan itu membuat kekasihnya juga ikut tersenyum manis.
£•Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
What If (jaemren)
Fanfiction"Kau harus ingat mulai sekarang kau adalah Park Renjun anak sulung kami. Jika kau mengatakan yang sebenarnya, maka kehidupanmu adalah taruhannya." ~ Park Chanyeol. "Siapa kau sebenarnya?" ~ Na Jaemin. "Aku akan pergi, kurasa itu yang terbaik." ~ Hua...