'12

1.6K 187 3
                                        

Karena kejadian tadi malam jaemin memutuskan untuk pulang hari ini, tapi dia tak mengatakan alasannya pada renjun, hanya saja dia mengatakan kalau ada pekerjaan yang tak bisa untuk di tinggalkan sama sekali dan dia wajib hadir. Renjun hanya mengangguk saja tanda mengerti dan menyiapkan semua pakaian mereka ke dalam koper karena mereka akan pulang dengan pesawat jam 09:00 pagi ini.

"Apa sudah?"

"Hmm." Angguk renjun.

"Ayo. Kita harus check in sekarang."

"Hmm." Lalu renjunpun akan membawa koper mereka tapi jaemin lebih dulu membawanya dan menggenggam tangan renjun, renjun hanya diam dan menatap genggaman tangan mereka berdua.

Disaat mereka membuka pintu kamar hotel itu, Lia juga keluar dengan koper yang ada disisinya membuat jaemin benar-benar sangat marah pada wanita itu, karena tau semua hal yang akan dia lakukan termasuk kembali dengan renjun.

"Oppa? Kau akan pulang juga hari ini?"

"Hmm, jaemin ada urusan yang tak bisa di tinggalkan."

"Aaa, kalian naik pesawat apa?"

"Paris-203" Ucap renjun walaupun dia tak suka dengan sepupunya itu, dan jaemin yang diam saja dengan wajah datar dan rasa kemarahan yang dia tahan saat ini.

"Kita satu pesawat oppa. Tapi, bisakah aku duduk bersama jaemin oppa, oppakan tau kalau aku sangat panik kalau berada dalam pesawat." Ucap Lia menatap renjun. Renjun terdiam dan diapun tak tau akan menjawab apa saat ini, sedangkan jaemin hanya menatap tak suka wanita itu. Sungguh sekarang dia benar-benar seperti jalang.  Dan itu membuat jaemin sangat muak sekali.

"Maaf saya tak bisa. Saya tak bisa bersama dengan orang asing. Kami duluan " Ucap jaemin lalu menarik lembut renjun dan pergi begitu saja. Lia menatap marah pada renjun dan mengepalkan tangannya menahan amarahnya.

"Lihat saja Huang Renjun, kau akan menderita selamanya jika kau menikmati peranmu saat ini." Monolog Lia.


















At. Korea.

Jeno saat ini sedang berada di mansion keluarganya karena ayah dan ibunya sudah kembali dari luar negeri begitu pula dengan adik kembarnya itu.

"Apa kau sudah punya kekasih jeno?" Ucap sang ibu, Kim Doyoung atau Lee Doyoung saat ini.

"Aku tak punya waktu bunda "

"Dia selalu begitu Bun. Lebih baik bunda jodohkan saja dengan seseorang. Dia begini karena terlalu banyak bersama dengan na jaemin." Ucap Yangyang

"Jangan bicara begitu pada hyungmu Lee Yangyang " Ucap sang ayah, Lee Taeil.

"Dia hanya jadi Hyung karena lahir lebih cepat ayah. Itu tandanya kami seumur, lagian saranku bukankah bagus?"

"Kau benar Yangyang, bagaimana menurutmu Hyung? Kita jodohkan saja jeno dengan seseorang."

"Ayolah Bun, kenapa bunda sangat gampang menuruti Yangyang."

"Karena dia benar, sudahlah kau jangan banyak bicara, karena bunda akan mencari orang yang pas untukmu bersama dengan ayah. Agar kau cepat menikah seperti Na Jaemin." Ucap Doyoung dan jeno hanya bisa diam saja.


















At. Mansion utama Na.

Jaeyong, Siwon dan heejin tengah sarapan bersama dengan tenang.

"Bagaimana pekerjaan mu heejin? Apa kau suka?" Ucap taeyong.

"Tentu saja imo, lagian pekerjaan disana lumayan juga."

"Kenapa kau repot-repot pindah jika pekerjaanmu sudah bagus disana?" Ucap jaehyun.

"Karena aku ingin dekat selalu dengan kekasihku samchun."

"Kau sudah punya kekasih?"

"Iya halbojie. Dia seorang yang sangat cantik dan cool."

"Kau memutuskan berkencan dengan seorang wanita?" Ucap taeyong.

"Iya imo, lagian sexualitas ku berbeda dan kalau imo mau tau kekasihku adalah orang yang menjadi fotografer jaemin dan renjun ." Taeyong hanya bisa membulatkan matanya kaget.

"Kau yakin dengan hubungan ini heejin? Kalian berdua pasti sangat tau kalau kalian tak akan memiliki anak sama sekali."

"Kami tau, dan kami juga memutuskan untuk menikah dan mengadopsi anak samchun. Samchun tenang saja." Ucap heejin tersenyum.

"Aaa, baiklah terserah kau saja. Yang penting kau senang, ya kan dad?" Ucap jaehyun menatap Siwon dan siwon hanya menganggukkan kepalanya saja.



Sementara itu mark terlihat tengah berada di perusahaan yang ada di Korea dan menatap datar asistennya itu.

"Ada apa?*

"Presdir Na dan istrinya akan kembali dari Paris hari ini Presdir "

"Bukankah mereka baru saja berbulan madu? Kenapa mereka kembali?"

"Sepertinya karena Presdir Na harus ada ditempat Presdir "

"Aaa, benar juga aku lupa kalau calon adik iparku itu menikahi pria sukses sepertinya " lanjut Mark dalam batinnya.

"Ini juga beberapa berkas Presdir."

"Atur jadwalku untuk bertemu dengan Presdir Na."

"Baik Presdir, saya permisi." Setelah kepergian asistennya itu, ponselnya berbunyi dan tertera nama sang tunangan.

"Kenapa sayang?"

"..."

"Kau tenang saja aku akan menjaganya dengan baik dari dekat."

"..."

"Aku janji padamu sayang."

"..."

"Aku juga mencintaimu sayang." Lalu panggilan berakhir begiru saja dan Mark yang tertawa kecil karena sangat yakin kalau tunangannya itu sangat marah sekali saat ini, tapi itu akan terlihat sangat menggemaskan bagi Mark.



































At. Bandara.

Haechan menunggu orangtuanya keluar dan menyambut mereka seketika dengan pelukan dan senyuman lebar, bahkan tanpa bertanya pun orangtuanya tau kalau anaknya ini hanya ingin mendengar kabar gembira.

"Bagaimana dad? Mom?" Ucap Haechan melihat mereka bergantian.

"Daddy akan bertemu dengan mereka hari ini."

"Benarkah dad? Apa Daddy mengenal orangtuanya?"

"Hmm, daddymu itu bersahabat dengan ayahnya dan aku bersahabat dengan ibunya "

"Wah, aku berharap semuanya terjadi dengan cepat." Ycap Haechan, membuat Seo Johnny dan ten Lee menggelengkan kepalanya melihat anak bungsunya itu.

"Kami sangat kaget karena kau menyukai anak sahabat kami."

"Salahkan saja anak sahabat mommy dan Daddy, kenapa dia sangat tampan, aku kan tak tahan."

"Kau ini." Ucap keduanya lalu mereka segera pulang untuk istirahat lebih dulu, dan akan bertemu nanti sore dengan sahabat mereka itu.




























£Tbc•

What If (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang