'9

1.6K 188 2
                                    

"Apa maksudmu jaemin-ssi?"

"Aku tau kau siapa sebenarnya. Kenapa kau membohongiku terutama keluargaku?" Datar jaemin sembari menatapnya. Dan renjun hanya bisa terdiam sambil menelan salivanya dengan susah payah.

"Ayo bicara didalam." Datar jaemin lalu diapun mengambil kartu akses masuk kedalam kamar hotel mereka dari tangan renjun. Dan renjun yang mengikutinya dengan perasaan takut juga bersalah nya.

Didalam kamar jaemren..

Jaemin duduk di sofa sedangkan renjun hanya berdiri dihadapannya.

"Duduklah." Dan renjun langsung duduk dihadapan jaemin yang menatapnya sangat datar.

"Kenapa kau membohongi keluarga saya? Terutama saya sendiri, apa kau sadar telah melakukan hal yang sangat mengecewakan hanya untuk sebuah harta?"

"Maafkan aku jaemin. Aku tak bermaksud untuk membohongi kalian semua. Aku juga tak mau, aku, aku tak bisa berbuat apapun. Aku— aku tak terlahir untuk memilih jaemin. Sejak aku memasuki mansion mu pertama kali, aku selalu meminta maaf pada kalian semua. Selalu, bahkan aku merasa semakin bersalah karena halbojie. Karena kau sudah tau, sekarang kau bebas melakukan apapun padaku jaemin, kau bisa meninggalkanku dan menceraikan ku, karena sebenarnya kita tak pernah menikah. Semua ini sandiwara keluarga pamanku. Maafkan aku, kau juga bisa sampaikan maafku pada keluargamu. Kalian bisa bebas membenciku." Ucap renjun dan diapun mengangkat tangannya untuk melepaskan kalung yang di pakaikan oleh Siwon padanya. Tapi jaemin menahannya.

"Saya belum memutuskannya sama sekali, kenapa kau sangat cepat sekali memutuskan semuanya?"

"Karena aku tak bisa melakukan apapun, Lia pasti juga tau sandiwaraku, dia juga terlihat sangat menyukaimu saat bertemu, mungkin aku akan memberikanmu pada Lia, karena tempat ini seharusnya milik Lia, aku memang terlahir untuk memberikan semua milikku padanya." Ucap renjun dengan airmatanya yang mengalir begitu saja.

"Ikut saya " Ucap jaemin lalu diapun menarik renjun pelan karena ntah kenapa dia tak mau mendengar perkataan renjun sama sekali.

At. Gereja.

Renjun menatap bingung pada jaemin tapi tak mendapatkan jawaban apapun, lalu keduanya masuk.

"Kenapa kita kemari jaemin?"

"Untuk menikah denganmu sekali lagi, karena kau telah memutuskan masuk kedalam keluargaku maka jangan mencoba untuk keluar dengan mudah." Ucap jaemin datar lalu keduanya menghadap pada pendeta yang memang sudah diminta jaemin pada orang-orang nya yang ada di Paris bahkan orang-orang kepercayaannya adalah saksi pernikahannya yang kedua.

"Baiklah tuan Na, saya akan memulainya." Jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Engkau Na Jaemin, apa kau menerima Huang Renjun sebagai istrimu yang akan menemanimu dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, kaya ataupun miskin sampai maut memisahkan kalian."

"Saya menerimanya."

"Engkau Huang Renjun , apa kau menerima Na Jaemin sebagai suamimu yang akan menemanimu dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, kaya ataupun miskin sampai maut memisahkan kalian."

Renjun menatap jaemin yang menggenggam tangannya juga menyuruhnya segera menjawabnya.

"Ya saya menerimanya." Ucap renjun dan semua yang menjadi saksi bertepuk tangan.

"Kalian sudah resmi menjadi suami-istri, silahkan cium pengantin mu."

Jaemin lantas menarik pinggang renjun hingga tak ada celah diantara keduanya dan diapun mencium bibir renjun untuk pertama kalinya, renjun membulatkan matanya menerima hal itu.

Setelah proses pernikahan itu, jaeminpun menghubungi Jay dan memintanya untuk mengurus surat pernikahannya satu lagi dengan nama Na Jaemin dan Huang Renjun tanpa menjelaskan apapun lagi. Setelahnya merekapun kembali ke hotel tempat mereka menginap.

Sesampainya di kamar hotel mereka, renjun hanya terdiam karena tak mengerti dengan apa yang baru saja dia lewati beberapa menit yang lalu.

"Kenapa kau melakukan itu jaemin-ssi?"

"Karena sampai kapanpun kau adalah istriku, dalam prinsipku aku hanya akan menikah sekali, dan semua yang terjadi saat ini, aku percaya ini takdir. Walaupun aku belum mencintaimu, tapi aku sangat yakin kalau kita akan saling mencintai." Ucap jaemin datar dan renjun hanya menatap jaemin dengan pandangan bertanya.

"Dimanapun kau berada selama tak ada surat perpisahan antara kita. Kau tetap adalah Na Renjun. Istri dari Na Jaemin. Terlepas kau Huang Renjun ataupun Park Renjun, karena dikedua identitas itu kau tetap istriku. Satu lagi, ini adalah perintah ku, kau dilarang untuk memberikanku pada siapapun, kau tak boleh melakukan itu sama sekali. Mengerti istriku?" Ucap jaemin sembari menatap renjun dalam dan renjun hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah memerah miliknya.

"Baiklah, sekarang aku akan bersih-bersih lebih dulu." Ucap jaemin datar lalu diapun masuk ke toilet lebih dulu sedangkan renjun mencoba menetralkan detak jantungnya saat ini. Detak jantungnya benar-benar sangat menggila.







Sementara itu Lia berada di cafe xxx sedang menunggu yeji karena mereka memang janjian. Lalu diapun menghubungi rose selagi menunggu yeji.

"Hallo mom?"

"Kenapa sayang?"

"Kenapa renjun harus menikah dengan pria itu."

"Apa maksudmu sayang? Mommy melakukan itu karena tak ingin memaksa mu menikah dengannya."

"Tapi mommy melakukan kesalahan."

"Apa maksudmu?"

"Aku menyukainya mom, aku sangat menyukai Na Jaemin. Harusnya mommy menikahkanku padanya. Bukan renjun."

"Ne?!"

"Aku tidak mau tau mom, pokoknya na jaemin harus menjadi milikku apapun yang terjadi, mommy harus memisahkan keduanya. Aku akan segera pulang." Lalu panggilan berakhir begitu saja dan tanpa disadari oleh Lia, yeji mendengar semuanya.

"Maaf Lia tapi aku tak akan membiarkan kau merusak pernikahan jaemin dan istrinya karena aku hanya ingin kau bersama denganku. Membalas cintaku." Batin yeji.









Di tempat berbeda terdengar seseorang membuka pintu ruangan dengan tidak santainya hingga membuat wanita paruh baya itu menatap kesal pada pria yang merupakan keponakannya itu.

"Kenapa kau senang sekali membanting pintu ruanganku Kim Jung woo?" Ucap wanita itu.

"Imo, Na Jaemin menikahi renjun sebagai Huang Renjun. Apa maksudnya imo?" Wanita paruh baya itu pun tersenyum lebar hingga membuat jung woo menatapnya bingung.

"Imo?"

"Aku tau dia akan melakukan hal itu, karena prinsip hidupnya."

"Maksud imo?"

"Dia hanya menikah sekali untuk selamanya. Kau panggilkan Mark kemari."

"Ne." Angguk Jung woo lalu diapun keluar dan tak lama pintu kembali terbuka menampilkan anak dari sahabatnya. Mark Do atau biasa dikenal semua orang dengan nama Mark Lee.

"Ada apa imo?"

"Segeralah ke Korea dan menetap disana. Jaga anakku dari jauh, kalau bisa kau bekerja sama dengan na jaemin dan lee jeno. Dan dekatlah dengan mereka agar kau bisa menjaga anakku dari jarak dekat."

"Baik imo."


















£Tbc•

What If (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang