Jaemin telah terbangun dari tidurnya dan diapun menatap renjun yang masih tertidur dengan sangat nyenyak di sebelahnya, bahkan jaemin sampai menghadap padanya.
"Ntah kenapa saya gak bisa marah sama kamu, ntah kenapa saya yakin kalau kamu tulus walaupun kamu merasa bersalah karena masuk kedalam keluarga ini melalui kebohongan. Tapi, apapun yang terjadi kamu tetap akan menjadi istri saya. Hanya kamu sampai kapanpun dan aku akan selalu bersama denganmu." Monolog jaemin sembari merapikan anakan rambut renjun.
Tok...tok...tok....
Jaemin pun bangun dari tidurnya dengan sedikit kesal lalu diapun membuka pintu dengan wajah datarnya.
Ceklek.
"Kenapa?" Datqr jaemin menatap sepupunya itu, atau kembaran jeno. Yangyang.
"Dimana renjun?"
"Istriku sedang tidur. Kalau tak penting lebih baik kau tak mengganggunya. Dia masih terlihat lelah karena perjalan kami." Datar jaemin.
"Wah." Ucap Yangyang menutup mulutnya dengan tangan dan jaemin yang memutar malas bola matanya karena kembaran jeno itu.
"Apa?"
"Ini kali pertama aku mendengar kau berbicara sepanjang itu, apa renjun yang merubahmu?" Ucap Yangyang penasaran dan jaemin langsung menutup pintu kamarnya begitu saja. Membuat Yangyang kesal lalu memaki jaemin dalam hatinya. Dan berniat kembali tapi dia urungkan karena melihat heejin yang juga sepertinya ingin mengetuk pintu kamar jaemin.
"Jangan lakukan." Ucap Yangyang menghalangi heejin.
"Kenapa?!" Kesal heejin.
"Jaemin akan memarahimu. Dia baru saja memarahiku. Karena aku baru saja dia marahi." Ucap Yangyang.
"What?! Apa kau yakin itu jaemin? Bagaimana kalau bukan jaemin?" Ucap heejin.
"Kau tak usah berlebihan, sudah ayo kita turun saja." Ucap Yangyang merangkul heejin dengan wajah heejin yang cemberut.
Taeyong melihat kedua keponakannya yang turun dari lantai dua mansion itu.
"Bagaimana? Renjun sudah bangun?"
"Renjun sih belum bangun imo, lagian jaemin menghalangi dia bahkan memarahiku." Ucap Yangyang.
"Jaemin? Memarahimu? Apa kau yakin?"
"Hmm, dia bahkan bicara panjang kali lebar padaku untuk tak mengganggu istrinya istirahat."
"Wah, ini sebuah perubahan yang signifikan terhadap jaemin." Ucap taeyong.
"Aku tak percaya padahal imo."
"Lihat saja nanti, kena semprot baru tau." Ucqp Yangyang ketus lalu diapun langsung duduk disofa ruangan tengah itu.
"Isss." Kesal heejin lalu duduk disenelah Yangyang.
"Sudahlah, nanti kalian bisa bertemu dengan renjun." Ucap taeyong tersenyum. Dan kedua ponakannya itu hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Sementara itu, ilyoung saat ini tengah bertemu dengan sahabat mereka Seo Johnny dan Ten Lee atau Seo Ten, orangtua Haechan.
"Apa kabar kalian hyung, Doy?"
"Yah seperti yang kalian berdua lihat." Ucap taeil dan Doyoung yang menganggukkan kepalanya.
"Anak kalian sudah pada menikah Hyung?" Ucap Johnny.
"Belum John, berharap dari mereka juga percuma, memaksa juga sama saja. Beda dengan anak kalian yang telah menikah sama dengan anak jaehyun dan taeyong." Ucap taeil.
"Bagaimana kalau kita menjodohkan anakmu dan anak kami saja Doy."Ucap ten menatap Doyoung.
"Anakmu sub atau dom?"
"Anak bungsuku sub Doy, dia juga cukup manis. Lagian aku ingin bebas dari tanggung jawab dengan menikahkan anak bungsu kami. Ya kan hyung?* Ucap ten menatap sang suami dan Johnny menganggukkan kepalanya.
"Gimana Hyung? Kurasa tidak buruk." Ucap doyoung menatap taeil.
"Boleh juga. Kalau begitu kapan kita akan membuat mereka bertemu?"
"Bagaimana jika dua hari lagi?"
"Oke Hyung.* Ucap ketiganya serentak dan sepemikiran dengan taeil. Sedangkan johnten bertos ria dibawah meja itu.
At. Mansion Park.
Rose langsung menyusul sang suami yang baru saja pulang kerja menuju ruangan kerja suaminya yang ada di mansion itu.
Ceklek.
Chanyeol menatap datar istrinya itu lalu diapun membuka jasnya.
"Kenapa?"
"Oppa gawat."
"Apa maksudmu? Apa renjun sudah ketahuan bukan anak kita?"
"Bukan itu oppa. Tapi, ini mengenai Lia."
"Lia ada di Paris kan? Lalu kenapa lagi?"
"Lia baru saja kembali, dia mungkin sedang tidur sekarang." Ucap rose dan Chanyeol menatap kaget rose.
"Lalu apa masalahnya?"
"Lia menyukai suami renjun. Dia mengatakan kalau kita harus memisahkan keduanya. Secepatnya atau dia akan bertindak sendiri." Chanyeol benar-benar kaget dan diapun memukul meja itu cukup keras.
"Aku tak mau tau rose. Dia harus tau batasannya. Setidaknya dia harus bersabar kalaupun dia sangat mencintainya. Karena jika kita memisahkan keduanya sekarang, yang ada kita bisa berada dalam masalah karena ketahuan menipu keluarga mereka. Apa kau ingin masuk kedalam penjara!" Marah Chanyeol.
"Aku tidak mau oppa." Ucap rose menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu lakukan apapun untuk menahan anakmu kali ini, atau kita akan berakhir di penjara." Ucap Chanyeol datar dan rose hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
£•Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
What If (jaemren)
Fiksi Penggemar"Kau harus ingat mulai sekarang kau adalah Park Renjun anak sulung kami. Jika kau mengatakan yang sebenarnya, maka kehidupanmu adalah taruhannya." ~ Park Chanyeol. "Siapa kau sebenarnya?" ~ Na Jaemin. "Aku akan pergi, kurasa itu yang terbaik." ~ Hua...