'4

1.5K 190 1
                                    


Setelah pertemuan yang terjadi dua hari lalu, sekarang terlihat renjun dan jaemin sedang melakukan foto prewed mereka, bahkan ada jeno, Yangyang dan heejin disana yang selalu mengomentari pose keduanya.

"Ayolah Presdir Na, nyonya Na, bisakah kalian lebih intim dan romantis lagi?" Ucap sang fotografer yang sangat frustasi melihat keduanya.

"Aku—aku harus bagaimana?" Bingung renjun dan juga dia sangat gugup, walaupun tak bisa dipungkiri dia sangat sedih karena harus menikah dan bersandiwara selamanya, Tuhan pasti akan marah padanya.

"Maafkan mereka siyeon, aku akan mengaturnya." Ucap heejin lalu diapun langsung mendekat dan membuat jaemin juga renjun saling berhadapan.

"Renjun, jangan canggung begitu. Lagian dia ini calon suamimu, kalungkan tanganmu ke lehernya." Ucap heejin membawa tangan renjun untuk mengalung pada leher jaemin.

"Dan kau jaemin, tolong lebih peka sedikit, renjun pasti malu jika memulai lebih dulu. Letakkan tanganmu di pinggangnya." Ucap heejin lalu melingkarkan tangan jaemin di pinggang renjun, dan jaemin cukup kaget karena renjun sangat pas untuk berada dalam pelukannya.

"Sekarang menunduk sedikit Na." Dan jaemin hanya melakukannya.

"Angkat kepalamu sedikit renjun, tempelkan keningmu dan jaemin." Ucap heejin dan renjun hanya melakukannya dengan wajah memerah malu dan jantung yang berdebar kencang begitu pula dengan jaemin, tapi dia bisa menahan ekspresi nya dengan baik.

"Bagaimana? Oke kan?" Ucap heejin menatap ketiganya.

"Hmm." Ucap Yangyang sembari memberikan pose jempolnya.

"Oke, potret sekarang." Ucap heejin menjauh dan fotografer bernama park siyeon itu langsung mengambil beberapa gambar.

"Oke pose selanjutnya bagaimana?" Ucap siyeon merasa takjub dengan foto itu, dimana sepertinya keduanya sangat ditakdirkan bersama.

"Hmm?" Heejin berpikir lalu mendekat pada keduanya yang sudah memisahkan diri.

"Aku butub kursi." Ucap heejin.

"Jen, ambilkan kursi." Ucap Yangyang dan jeno hanya menurut saja lalu meletakkan diantara renjun dan jaemin.

"Kau duduk lebih dulu jaem." Jaemin hanya melakukan saja agar pemotretan ini cepat selesai.

*Renjun, duduk di pangkuannya." Ucap heejin.

"Ta—tapi?" Gugup renjun lagian ini juga akan membuat keadaan antara dia dan jaemin semakin canggung. Heejin lantas mendudukkan renjun dengan mudahnya di pangkuan jaemin. Renjun hanya memelototkan matanya karena kaget dan itu sangat menggemaskan bagi semuanya. Jaemin hanya berwajah datar dan menikmati aroma tubuh renjun yang menenangkan tanpa sadar.

"Letakkan tanganmu di bahunya seperti ini, dan lihat dia." Ucap heejin dan renjun hanya melakukan dengan kaku.

"Kau lingkarkan tanganmu di pinggangnya jaemin, kau tak ingin dia jatuh bukan? Dan tatap dia." Ucap heejin, jaemin hanya melakukannya lalu heejin menjauh dan siyeon langsung memotretnya.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya pemotretan mereka berdua selesai lalu heejinpun membuat keduanya berjalan berdampingan.

"Aku sangat lapar ayo kita makan dulu." Ucap heejin.

"Kalian saja, aku dan jeno ada rapat." Ucap jaemin datar.

"Ayolah Na Jaemin, kau tidak boleh kekantor, dan jeno juga sama karena kau tidak boleh kabur, jadi ayo kita makan. Kasihan calon iparku pasti kelaparan." Ucap heejin tersenyum pada renjun sedangkan renjun hanya tersenyum kecil.

"Sudah tak perlu malu renjun, karena sebentar lagi kita akan jadi keluarga." Ucap Yangyang tersenyum.

"Keluarga ya? Bagaimana jika kalian tau yang sebenarnya dan membenciku? Apa aku akan kehilangan rasa kekeluargaan seperti ini?" Batin renjun.

"Renjun? Kau baik-baik saja?" Ucap Yangyang sadar renjun melamun.

"Hmm." Angguk renjun dan mereka berlima langsung pergi menuju restoran atau cafe terdekat.









At. PCY corp.

Chanyeol dan jaehyun saat ini tengah saling berhadapan dengan berkas kerjasama kedua perusahaan itu juga kucuran dana dari perusahaan Na.

"Aku harap ini akan jadi hal menguntungkan Hyung, dan aku harap hubungan kekeluargaan kita tak ada masalah." Ucap jaehyun.

"Aku dapat pastikan itu, kau tenang saja." Ucap chanyeol lalu keduanya menandatangani berkas itu.

"Setelah ini, mari lihat gedung acaranya Hyung."

"Hmm, apapun untuk besanku." Ucap Chanyeol dan keduanya segera pergi setelah selesai menandatangani berkas-berkas itu.









Ditempat berbeda terlihat seorang wanita yang semakin kesal melihat apa yang diberitahukan anak buahnya itu.

"Cih. Dia menjual anakku." Ucapnya.

"Kapan kau akan muncul eonni?"

"Nanti Naeun, aku akan muncul nanti."

"Tapi kapan imo? Apa imo akan membiarkan adik sepupuku menikah?"

"Kau tenang saja Jung woo, imo sudah mencari informasi soal Na Jaemin itu, dia pria baik. Aku senang dia bersama anakku."

"Aku harap kau segera muncul."

"Aku pastikan oppa, tapi bukan sekarang waktu tepatnya."

"Lalu kapan Seung Hwan?"

"Sebentar lagi Do oppa." Dan mereka hanya bisa menunggu dan mengikuti permainan wanita yang dipanggil Seung Hwan itu.






























£Tbc•

What If (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang