Renjun dan taeyong melangkahkan kaki mereka masuk kedalam perusahaan itu, membuat semua karyawan seketika membungkuk karena kedatangan dua nyonya Na itu. Renjun masih belum terbiasa hingga dia hanha tersenyum canggung beda dengan Taeyong yang tersenyum ramah.
Ting!
Taeyong keluar lebih dulu karena memang ruangan suaminya berpindah karena keinginan jaehyun dan karena usianya lebih tua dia tak ingin berjalan terlalu jauh.
"Kita berpisah disini renjun. Kau hanya perlu terus kelantai paling atas. Mengerti?"
"Ne mommy." Angguk renjun dan pintu lift kembali tertutup taeyong langsung menuju ruangan suaminya itu.
Ting!
Renjun keluar dari lift dan diapun melihat dua asisten suaminya membungkuk seketika.
"A—apa jaemin ada didalam?" Gugup renjun seketika.
"Ada nyonya, silahkan." Ucap yang satunya juga ikut gugup seketika.
Renjun lantas tersenyum canggung dan diapun mendekat pada pintu ruangan suaminya itu.
Tok...tok...tok...
"Masuk!"
Ceklek.
Renjun hanya melihat dari depan pintu suaminya sedang sibuk. Jaemin merasa bingung karena tak ada siapapun yang masuk, lalu diapun mengalihkan pandangannya dan tersenyum kecil karena istrinya sangat menggemaskan.
"Masuk sayang." Ucap jaemin dan renjun merona seketika lalu diapun masuk dan menutup pintunya, sedangkan jaemin langsung mengabaikan berkas-berkas yang dia kerjakan tadi lalu berdiri hingga keduanya berhadapan.
"Kenapa tak mengatakan kalau akan kemari?" Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun.
"Mianhe, kata mommy tadi tak perlu memberitahu biar jadi kejutan."
"Baiklah. Itu makan siang untuk kita?" Ucap jaemin melihat tempat makanan yang dibawa renjun.
"Hmm." Angguk renjun dan jaeminpun langsung membawa renjun duduk di sofa ruangan itu. Renjun lantas membuka semua makanan yang dia bawa lalu diapun memberikan sumpit dan sendok untuk suaminya.
"Makasih atas makanannya." Ucap jaemin tersenyum dan renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu jaeminpun mulai makan dan merasa masakan itu sangat lezat sekali. Benar-benar tak akan pernah dia dapatkan dimanapun. Lalu diapun melihat istrinya yang tak ikut makan, hingga dia menghentikan acara makannya dan menggenggam tangan sang istri membuat renjun menatap bingung jaemin.
"Kenapa tidak makan sayang? Kau sakit?" Ucap jaemin. Renjun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.
"Kalau begitu makan, ini aaaa." Ucap jaemin memberikan satu suapan dan renjun hanya menerima saja membuat jaemin tersenyum semakin lebar karena renjun sangat menggemaskan sekali.
At. Cafe xxx.
Suasana canggung terjadi antara jeno dan Haechan bahkan sejak pesanan mereka datang, mereka hanya diam saja.
"Maaf haechan-ssi. Kau pasti kaget dengan perjodohan ini bukan?" Ucap jeno dan Haechan hanya menatap jeno karena dia tak mungkin kaget saat dia yang memintanya.
"Sedikit, tapi aku rasa kau juga kaget.' Ucap Haechan.
"Sedikit, aku tak tau harus bagaimana, dan lagi kita baru saja mengenal. Tapi, aku juga tak bisa menolak perkataan orangtuaku." Ucap jeno.
"Aku juga." Ucap Haechan.
"Apa kau ingin kita mulai mengenal dan berkencan seperti banyak orang sebelum pernikahan yang pasti mereka sudah atur."
"Boleh." Ucap Haechan mengangguk menahan rasa bahagianya.
"Baiklah, lebih baik kita bertukar nomor ponsel bukan? Kau bisa masukkan nomor mu ke ponselku." Ucap jeno menyerahkan ponselnya pada haechan.
"Kau jufa masukkan ke ponselku jeno." Ucap Haechan memberikan ponselnya lalu mereka saling mencatat nomor di ponsel itu.
At. Na hospital.
Heejin dan sieyon berakhir di kantin rumah sakit itu karena heejin sangat sibuk sekali, mungkin karena dia masih baru disini.
"Sayang?" Ucap heejin dan sang kekasih melihat kearahnya.
"Na Harabojie ingin bertemu denganmu. Bagaimana?"
"Kau serius?"
"Hmm." Angguk heejin.
"Baiklah, aku akan mencoba mengosongkan jadwalku besok malam, katakan pada harabojie kalau aku akan datang."
"Kau tidak takut pada Na harabojie?"
"Tidak, lagian aku akan melakukan apapun untuk mendapatkanmu." Ucap siyeon sembari mengelus kepala heejin.
"Makasih sayang." Ucap heejin tersenyum manis sekali.
"Anything for you babe." Ucap siyeon tersenyum.
At. PCY corp.
Chanyeol sedang sibuk dengan semua berkas karena pernikahan renjun sebagai anak pura-pura nya dengan jaemin memberikan keuntungan besar bagi perusahaannya.
Ceklek.
Chanyeol hampir saja melepaskan amarahnya karena seseorang yang masuk tanpa mengetuk pintu ruangannya tapi dia melihat kalau itu adalah puterinya.
"Kenapa kau sangat tak sopan Park Lia."
"Daddy! Kapan renjun akan berhenti sebagai anak pura-pura mu! Aku tak mau dia sampai memiliki anak dengan Na Jaemin! Aku mencintainya Daddy! Aku ingin bersamanya!" Marah Lia.
"Kau jangan berteriak begitu, aku tak akan menyudahi ini, anak itu membawa keuntungan untuk kita. Dan kau jaga mulutmu itu lia, karena itu bisa membuat kita berada dalam bahaya, bahkan keluarga Na itu bisa memasukkan Daddy dan mommy kedalam penjara dan kau bisa kehilangan hidup mewahmu jadi jangan mengambil keputusan yang bisa membuat kita menderita. Keluarga itu sangat menyayangi renjun."
"Keluarga itu menyayanginya karena tau itu anak Daddy dan mommy! Kalau mereka tau renjun membohonginya mereka pasti akan sangat membencinya Daddy!"
Plak!
Lia kaget bukan main karena chanyeol menamparnya untuk pertama kalinya.
"Saya peringatkan padamu untuk tak melakukan apapun." Datar Chanyeol
"Aku membenci Daddy!" Ucap Lia lalu diapun pergi dari ruangan itu sedangkan Chanyeol mengepalkan tangannya seketika.
"Memang sulit membesarkan anak yang bukan darah dagingku. Bahkan aku memberikan nama belakangku padanya yang tak ada gunanya." Monolognya lalu kembali ke pekerjaannya.
£•Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
What If (jaemren)
Fiksi Penggemar"Kau harus ingat mulai sekarang kau adalah Park Renjun anak sulung kami. Jika kau mengatakan yang sebenarnya, maka kehidupanmu adalah taruhannya." ~ Park Chanyeol. "Siapa kau sebenarnya?" ~ Na Jaemin. "Aku akan pergi, kurasa itu yang terbaik." ~ Hua...