Prolog

1.1K 49 0
                                    


Ruangan itu luas dengan tembok biru cerah dan berisi macam-macam barang dari yang normal sampai yang absurd. Dari lemari buku berisi buku pelajaran sampai 'mainan' yang cuma bisa dimengerti circle yang menjadikan tempat itu sebagai basecamp mereka.

Langit-langit bergambar awan membuat ruangan itu bernuansa ceria, seceria apa yang mereka lakukan sore hari itu sepulang sekolah.

"Roll!!! Rolll!! Roll!!!" Delapan kepala yang masih berseragam SMA itu bersemangat melihat ke arah mana ujung botol berhenti.

Benar, mereka tengah bermain Truth or Dare (TOD) versi mereka sendiri.

Jasson, yang sedari tadi anteng sambil memainkan handphonenya melirik botol yang kini berhenti dengan ujung yang mengarah kepadanya. Dia mengernyit ketika sorakan riuh para sahabatnya terdengar, Hansson bahkan membagikan terompet kertas, confetti dan alat rusuh lainnya. Raymond mengadu dua snack yang belum dibuka karena cuma itu barang terdekat yang bisa dijangkau tangannya.

"Yuuuhuuuuuuu!!!!!!!" Hansson, si paling berisik nomor satu yang pernah Jason kenal, goyang pargoy diiringi nada absurd yang bisa dihasilkan teman-teman yang lain. "We got youu.... We got youuu~~ gotcha gotcha yeaaayy yeaaayyy!!! ".

Sean yang memang pada dasarnya memiliki senyum abadi tercetak di muka innocentnya tertawa sambil mengangguk mengikuti nada.

"Calm, guyss.... My turn" kata Jeremy yang kini memberi aba-aba agar kerusuhan sahabat-sahabat bobroknya berhenti untuk mendengar kata-katanya. "Ujung botolnya ngarah ke Jasson tapi karena gue yg muter, so... Gue bakal ngasi dare."

Dalam versi mereka, tidak ada pertanyaan bagi si terpilih untuk memutuskan akan memilih truth atau dare, keputusan ada bagi orang yang terakhir memutar botol.

Jason hanya menghela nafas lalu memajukan rahangnya, "jangan aneh-aneh" katanya kalem lalu lanjut asik dengan handphone.

"there's two choices" Jeremy sengaja menggantung kalimatnya sambil mengedarkan pandangan dan memainkan alisnya "Hans, drop the CARD!."

"Hwaanjjeeerr!!!" Seru yang lain, bersemangat mendengar perkataan Jeremy. Refleks, mereka kembali duduk melingkar di atas karpet yang penuh snack dan barang-barang penghasil kerusuhan yang bakal membuat cleaning service geleng-geleng saat membereskan dampak kekacauan mereka.

Hansson, yang biasa dipanggil Hans berlari kecil ke salah satu lemari yang ada di basecamp, membuka laci lalu mengeluarkan satu kardus kecil yang berisi kartu.

"Sebelas atau dua belas?" Jeremy menerima kardus yang disodorkan Hans dan mulai membuka bungkusan kartu yang ternyata banyak dan mulai mengaturnya.

Marhen yang sejak tadi sibuk tertawa dan bertepuk tangan mendekati Jasson, "dua belas aja sih kalau kata gue. Biar bisa dilepas sebelum final, in a party...."

"That we held before the final" Jian membuat smirk kecil.

Raymond, yang memang paling waras di antara mereka bergerak kurang nyaman saat menyadari ke arah mana pembicaraan para sahabatnya itu. "That was a total jerk behavior" katanya.

Jasson, menatap kartu yang kini tengah disusun Jere secara berjajar sesuai kardus kecil pertanda kelas mereka. Tatapannya beradu dengan Chiko yang juga mengamati kartu-kartu tersebut dalam diam.

 Tatapannya beradu dengan Chiko yang juga mengamati kartu-kartu tersebut dalam diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mix the card", kata Chiko tiba-tiba yang mendapat kernyitan dari Jere. "Do the mission or give all of us a coupon wish".

What a big plan.

Betul, mereka semua bersekongkol untuk mengerjai Jasson yang meskipun Jasson tau, hanya akan menimbulkan satu kernyitan di dahinya dan helaan nafas.

"Whatever" kata Jasson pasrah.

Jere, Hans, dan Jian langsung mengacak semua kartu yang tadi berjejer rapi lalu mendorongnya ke tengah.

"Wait, let's record this!!" Marhen bergegas menyetel handphonenya ke mode video dan merekam kelakuan random bin bangsat para sahabat yang sudah bersama dari orok itu.

Jere mengambil spot lalu berdiri di depan tumpukan kartu yang sudah acak-acakan bersiap memberi intro, "Welcome" katanya sambil memberikan seringai mautnya pada kamera "to our Playground"

"So, Jazz was chosen to do some dare for us" Jere melirik yang lain seakan memberi clue untuk mengulangi musik absurd yang mereka hasilkan di awal. "Hei Jasson!!." Dia lalu melakukan gerakan menunjuk Jason dengan berlebihan menggunakan kedua tangannya.

Marhen yang mengerti clue mengarahkan kamera pada Jasson yang kini dengan tampang cool yang tidak dibuat-buat beringsut dari tempatnya menuju tumpukan kartu, mengacaknya sedikit, menarik satu kartu secara asal lalu membawanya ke depan kameramen yang langsung di sambut sorak sorai dan siulan.

Marhen yang mengerti clue mengarahkan kamera pada Jasson yang kini dengan tampang cool yang tidak dibuat-buat beringsut dari tempatnya menuju tumpukan kartu, mengacaknya sedikit, menarik satu kartu secara asal lalu membawanya ke depan kameramen ya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow, that was sick!!!" Marhen heboh ketika melihat kartu yang diambil Jasson, "she's my ex-crush, bro!!" kekehnya yang diangguki yang lain.

Marhen meraih tangan Jasson lalu menyorotnya "Wow, this golden fingers.... Surely".

Jasson membalik kartu dan mengamati foto serta bio yang tertera di kartu tersebut, "not bad."

Damn it, why her??, batin salah satu dari mereka.






▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️






Tbc












With Love,

110223

Kwangya High [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang