10. jazz's Plan (Way to get her heart)

188 28 6
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️














Sudah seminggu sejak mereka bermain ToD. Ketujuh siswa (minus Chiko karena sedang dinas ke China) yang menjuluki diri mereka sendiri sebagai Kwangya Hits kembali berkumpul untuk membahas progres operasi Jazz.

Lucunya, meski mereka berkomplot untuk mengerjai Jazz, mereka tidak bisa tidak khawatir. Soalnya ini Jazz loh yang sedang menjalankan dare pdkt pada lawan jenis. Jazz yang level pengolahan emosinya diatas Jere sehingga susah ditebak. Jazz yang bahkan selama hampir seumur hidup mereka berteman terhitung hanya berapa kali dia mengobrol lama dengan lawan jenis kalau tidak sedang dalam negosiasi bisnis. Dalam party yang rutin mereka datangi saja, Jazz kebanyakan diam atau menanggapi seperlunya untuk bersikap sopan.

Gimana mereka nggak ketar-ketir saat melihat Jazz kemaren berbincang seru dengan Kath sambil tertawa, mana tangannya usil mengacak rambut Kath yang membuat gadis itu mencak-mencak.

Memang gila si Jazz, belum lama kenal stage-nya sudah ke physical touch aja. Yakin sih, Jazz nggak pake pertimbangan apapun saat melakukannya alias refleks karena merasa Kath adalah hal yang membuatnya gemas.

Betul kawan, dibalik tampang kanebo kering yang minta disebor itu, Jazz sangat menyukai sesuatu yang soft dan lucu. Menurut tante Farhan, mamanya, waktu kecil Jazz itu sangat cantik dan berhubung tante Farhan sangat menginginkan anak perempuan jadilah, semua barang-barang masa kecil Jazz fluffy and cute.

Barulah pada umur 7 tahun, yang dimana dia mulai dimasukkan ke kelas beladiri, kelas berkuda dan kelas pengembangan diri lainnya dia mulai dilatih untuk benar-benar menjadi pria bermartabat. Namanya kebiasaan, kecintaannya mengenai fluffy and cute things still left, deep inside of him, sealed. Only to be broken when he laid his eyes on his ToD target.

Blame it all on Jere, dia yang nyetusin idenya.

Marhen yang kemaren ikut menyaksikan uwuw moment antara Jazz dan Kath hampir meninju Jere dan dirinya sendiri yang saat itu bersemangat mengerjai Jazz.

Dia dengan jelas melihat tatapan Jazz yang 'screaming that she's his', which is suck karena harusnya semua ini nggak kejadian kalau Jere exclude kelas XII sebagai target ToD.

Selama dua bulan sebelumnya dalam usaha Marhen mendekati Kath, mana pernah tuh Kath mengobrol lama dengannya. Memang sih dari yang dilihat kemaren pun mereka bukannya mengobrol, lebih tepatnya Kath mengomeli Jazz yang mengusik ketenangan zona nyamannya. Tapi tetep aja, Kath lebih banyak ngasih atensinya ke Jazz dari pada waktu sama dia.

Tahu gitu, sudah dari dulu Marhen menggunakan cara yang sama bukannya mencoba bersikap manis dan menguarkan aura boyfriend material yang biasanya disukai gadis-gadis seusianya.

Begitupun Marhen harus bersyukur atas keputusan Jazz. Entah sadar akan posisinya atau apa, selama menjalankan misi Jazz meminta bantuan Ray untuk mengelola gosip yang mungkin muncul dan mengganggu waktu pendekatannya yang hanya sebentar.

Kwangya High [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang