⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️
Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.
Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.
Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.
▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️Kath menatap tas bekal yang disodorkan Marhen dengan alis terangkat sebelah. What's with this situations?
"Heard 'bout that" kata Marhen sambil tersenyum cerah
"What 'that' ?" tanya Kath bingung, beneran bingung nih dia, pagi-pagi udah dapet satu tas makanan dan senyuman lebar dari Marhen.
"Vino" kata Marhen "anak yang Bang Perc selametin waktu itu adek gue"
Mata Kath membola, "astagaaa!!" katanya "astaga..." Kath meraih tangan Marhen yang berdiri di samping mejanya "I'm sorry, kita nggak tau kalau Vino adek lo. Tau gitu kita lebih sering jengukin" sesalnya
Marhen menatap tangannya yang berada dalam genggaman Kath, tersenyum "it's okay. Kita belum kenal lama, wajar lo nggak tau Vino" Marhen memberanikan diri meraih tangan Kath lalu berjongkok dan menatap Kath dari posisinya. Bahkan dari posisi ini Kath masih terlihat cantik "Kalau mau lo bisa jenguk Vino di rumah, nanyain mulu anaknya sejak tau lo temen sekelas gue"
Kath yang masih terfokus pada informasi sebelumnya bahkan tidak sadar tangannya kini berada dalam genggaman Marhen. "Gimana kabar Vino?" tanyanya khawatir "pelakunya udah ketangkep belum?"
"Vino masih pemulihan kalau pelakunya, well...." wajah Marhen tiba-tiba berubah datar "it would be a little hard, dia anak partner bisnis Papa."
Kath melepaskan pegangan Marhen pada tangannya yang dia sendiri kaget sejak kapan itu terjadi, tidak mau ambil pusing, Kath menepuk bahu Marhen yang masih berjongkok "it's okay, you're doing great, Hen"
"Semoga cepet dapet solusi dan masalahnya cepet kelar. Lo fokus sama perkembangan kesehatan nyokap dan Vino aja dulu. Selain luka fisik, mereka pasti juga masih kaget"
Marhen tersenyum mendengar kata-kata Kath. Ah, beruntung sekali hidupnya menemukan dua malaikat didekatnya. Yang satu menjadi penyelamat adik dan Mamanya, yang satu lagi penentram hatinya. Marhen sungguh kesulitan untuk move on kalau terus begini.
"Ekheemm!!" suara dehaman Hans terdengar dari arah pintu "enak ye yang lagi pokus sama dunianya sendiri. Makhluk lain berasa ngontrak!!" sindirnya
Kath dan Marhen melepas pandangan mereka lalu berpaling ke arah Hans dan Ray yang menghampiri meja Kath.
"Gue tadinya mau ajak lo ngantin, Hen" kata Ray "tapi kayaknya lo udah ada acara lain"
Marhen mengikuti arah mata Ray yang menatap tas bekal di meja Kath "gue juga baru tau ini" katanya "Bang Perc yang kemaren nolong nyokap sama Vino. Kath sama Bang Perc juga sempet jengukin tapi kita nggak ketemu"
Mata Ray dan Hans kini membola, persis Kath tadi "anjiirr!!" kata Ray
"jadi malaikat itu Bang Percy? Bang Percy yang kita kenal?" Hans heboh
Marhen mengangguk dengan semangat "ini bekel dari nyokap gue pas gue cerita Kath itu temen sekelas gue. Oia, Kath" Marhen melirik Kath "gue hampir lupa bilang, ada susu pisang sama snack kesukaan Vino di dalem, katanya khusus buat Kakak cantik temennya Bang Percy"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kwangya High [ ✓ ]
Fanfiction[ completed + bonchap ] "And suddenly, we're a memories. A fvcking dumbly dumb one." ____J FF Aespa x NCT pertama akuuu, mohon dimaklumi buat semua kekurangannya karena aku bikinnya ogah-ogahan, semau aku, jadi banyak banget kurangnya. Cuma iseng s...