9

190 24 4
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.


▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️











Been sinking all life
But a fury lift me
Only to left me in a hell of questions.
_____J







Sore itu mendung, Jere iseng berjalan-jalan di sekitar taman deket Apartmentnya karena memang lagi iseng. Jenuh sih lebih tepatnya, diliriknya notif handphone yang tidak kunjung berhenti dari grup kutu kupret untuk mengajaknya segera berkumpul di rumah Ray untuk membahas rencana 2 bulan terakhir mereka di SMA. Which is bullshit, palingan mereka bakal bahas kejadian 3 hari yang lalu waktu papasan dengan rombongan Kath pas lari pagi.

What's this?
A rage?

Jere juga bingung, padahal dia awalnya juga cuma iseng doang merhatiin tuh cewek satu karena penasaran udah bikin Marhen, sobat bangsat dari oroknya heboh semenjak kedatangannya di Kwangya High.

Bahkan saat yang lain sedang heboh, dia dan Jazz yang memang sejak dulu pandai mengolah ekspresi dan kelewat cuek hanya ikut tertawa tanpa minat mengenal lebih jauh. Karena menurut mereka berdua saat itu, antusiasme mereka tidak akan bertahan lama seperti yang sebelum-sebelumnya.

Jere memulai kesalahannya saat Ray, yang biasanya malas meladeni keantikan para sahabatnya ikut berdiskusi serius dengan Marhen dan Hans.

Oh, she's a tough one, pendapat pertama Jere tentang gadis yang sedang ditaksir Marhen

Entah kenapa setelah itu matanya selalu mengikuti pergerakan si cewek dan grup-nya. Jere tau kebiasaan Kath yang selalu nunggu jemputan di depan gedung MIPA kalau sedang tidak ada jadwal hang out bareng grup-nya, Jere tau apa kegiatan dia sepulang sekolah di belakang gedung Bahasa, Jere juga tau beberapa cafe favorit yang sering Kath datangi sendiri kalau dia sedang pengen Me Time.

Anehnya Jere tau.

Anehnya Jere hapal.

Anehnya Jere peduli.

Dia bahkan pernah iseng menghampiri Kath yang berdiri sendirian saat sedang menunggu jemputan. Chiko sampai bingung karena Jere tiba-tiba minta dijemput di depan gedung kelasnya padahal bawa mobil.

Tanpa Kath sadari, keputusannya untuk daftar sekolah di Kwangya High berhasil mengubah dunia beberapa orang.

Ingatkan? One and only rule in Jere's life?, Patient and Passion was never his thing.

Seharusnya udah, fix begitu aja sampe balon bisa berubah jadi satelit yang mengelilingi bumi nemenin bulan.

Seharusnya ya udah, fix begitu aja nggak usah ada perubahan karena Jere emang nggak minat mikir dan emang NGGAK ADA YANG PERLU DIUBAH.

Dia selama ini udah super nyaman kok dengan hidupnya yang begitu-begitu aja

Seharusnya begitu.

Kwangya High [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang