20. Akustik

139 25 2
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

      
▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️










"Kath, maen gitar dong" bujuk Marhen yang penasaran setengah mati ingin melihat Kath bermain gitar sejak tau gadis itu bisa memainkannya

"Nggak bisa" bohong Kath tanpa berkedip

Jian mencela "Bang Jeff udah spill ya kalau lo bisa"

Kath menatap Jian dengan galak "diem lu, udah gantiin mogu-mogu gue belom?" sembur Kath

Jian mencibir "udah gue gantiin satu kardus yeaaa" dia menunjuk barisan botol mogu-mogu yang sudah tersusun rapih di lemari cemilan dengan dagunya

Kath mengangguk puas "good boy" katanya "kalian maen duluan aja, gue nonton"

Chiko ikutan "elah Kath, kalau kita mah udah bosen, keseringan maen bareng"

"Biasanya yang jadi vokalis siapa?" tanya Kath

"Gantian sih kita, sesuai mood. Paling sering Hans atau Ray. Chiko juga sih" jawab Sean "instrumen lain juga gantian aja"

Kath melirik Hans dan Ray, menilai lalu melirik Marhen yang sudah siap memegang gitar "play me a song" pintanya

Marhen yang tiba-tiba ditodong Kath sampai gelagapan. Maklum, Kath selama ini jarang kasih dia respon jadi sekalinya di kasih request malah grogi anaknya. "Lagu apa, Kath?" tanyanya

Kath mengambil posisi nyaman di sofa, "apa aja yang lo suka"

Marhen mengedarkan pandangannya meminta saran

"Lagu Justin Bieber aja, kan lo fans beratnya!"

Kath mengernyit, "lo fans-nya?"

Marhen menggaruk tengkuknya "lumayan" dilihatnya Hans mencibir jawabannya

"Firstly" Marhen lagi-lagi mengedarkan pandangannya "ini salah satu lagu favorit gue, kalian mungkin sampe bosen liat gue muter dan nyanyiin lagu ini" dia mulai memainkan lagu Incomplete dari Sisqo dengan gitar yang dipegangnya.


Jazz meremas botol ditangannya ketika mendengar lagu pilihan Marhen sedangkan yang lain saling lirik bingung, Wah, bakal repot ini, pikir mereka.

Kath yang juga menyukai lagu itu ikut bernyanyi bersama Marhen, ternyata walau untuk kali pertama mereka bisa berduet dengan nyaman. Kath tersenyum pada Marhen yang tersenyum lebar padanya setelah lagu usai.

"Wah, gila!!!" Hans bertepuk tangan dengan heboh "gila, nggak nyangka gue bisa nyaksiin momen ini"

Jian memutar ulang video yang tadi dia rekam, Kath yang penasaran mendekati Jian untuk ikut menontonnya, "mau dong!! Kirim ke gue" pintanya

Cowok jangkung itu melirik Jazz secara naluriah, "eh, tapi gue nggak tau nomor lo"

Jazz yang mendapatkan kesempatan langsung menyahut, "nomor lo berapa Kath, biar nanti gue yang kirim"

Kath memutar bola matanya, jengah dengan keribetan mereka "0812345677811" kata Kath "jangan lupa kirimin ya, lumayan buat gue dengerin sebelum tidur"

Jazz mendadak kehilangan minatnya untuk mengirim chat pada Kathrine. Dia tidak rela Kath mendengar suara Marhen sebagai lagu pengantar tidurnya, apa-apaan.

Marhen yang punya firasat video itu bakal dibumihanguskan oleh Jazz langsung meminta filenya pada Jian. Gila aja kalau momen ini sampai hilang, jantungnya masih berdegup kencang sampai sekarang. Wah, kalau tidak ada Jazz dia mungkin sudah lompat saking senangnya.

He can't believe his luck, wah, tuhan ternyata sangat baik. Ingatkan Marhen untuk lebih sering berdoa dan ke gereja. "Thanks ya" katanya.

Kath tersenyum senang "thanks juga" Kath mengajak Marhen melakukan tos "not bad, nomor lo berapa?"

DEMI APA?!
Seorang Katherina menanyakan nomornya??
Marhen bersemu merah, "eh, kan dulu gue suka chat lo, Kath..." katanya "nggak pernah lo save ya?"

Kath tersadar, dia jadi tidak enak. Dia menggunakan fitur search pada kontaknya dan menemukan nomor Marhen lalu mendialnya, "see? Gue save kok, nggak pernah gue apus"

Marhen rasanya ingin pingsan kalau saja Hans dan Ray tidak memeganginya, Chiko bahkan sudah meledeknya habis-habisan dengan ekspresinya. "Good, kontek gue aja kalau mau akustikan bareng"

"Noted" kata Kath

"Kita semua siap sedia kok kalo lo mau" kata Jazz yang mendapat anggukan Kath.

"Siip" jawab Kath "sekarang kalian yang main buat gue, gue kan belom pernah liat kalian maen"

Mereka mengikuti Kath memasuki mini studio yang berada dibalik pintu berwarna biru seperti kata Tante Manda, Maminya Kath. Setelah bersiap diposisi masing-masing dan melakukan pemanasan, Hans yang kali ini menjadi vokalis bertanya "ada request lagu nggak?"

Kath berfikir sejenak, "Officially Missing You nya Tamia aja" putusnya

Hans memberi anggukan pada timnya dan mulai bernyanyi, Jian dan Sean yang tidak ambil bagian menjadi seksi dokumentasi dadakan sedangkan Jere dan Chiko menikmati pertunjukan bersama Kath.

"Lo belum share playlist lo bdw" bisik Jere yang kebetulan duduk di samping Kath

Masih memandang sekumpulan bocah tengil yang mendadak lebih bermanfaat, Kath menjawab tanpa menoleh "lo follow akun spotify gue aja, nanti gue share link"

Jere tersenyum walau hatinya masih agak kesal melihat momen duet Marhen dan Kath tadi. Jere rasanya ingin membanting Handphone Jian saat temannya itu sedang merekam. Dia sebal, Marhen pasti sedang melambung tinggi sekarang. Jere menghitung domba dalam hati untuk meredakan emosi.

Chiko melirik Jere ketika mendengar bisikan mereka, Chiko itu duduk di samping Jere asal kalian tau, walau tidak terlalu keras, kata-kata Jere masih bisa didengar olehnya. Seketika dia ingat momen saat Jere dengan random memintanya menjemput di depan gedung MIPA padahal mobil Jere jelas terparkir di sebelah mobilnya.

God! This is madness, pikirnya. Seketika dia ngeri dengan segala kemungkinan dan badai yang mungkin harus mereka hadapi nanti.

        





▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️






Versi asli







Tbc








With Love,
250323


Kwangya High [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang