24. For Life

121 22 4
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••












"Aahh, gue suka banget sama lagu Niki yang ini. Lo suka juga?"

"Oh, wow. Lo dengerin Green day juga? Oasis, simple plan suka?"

"Blink 182, MCR, The All American Rejects,  NKOTB?"

*talking randomly about music*

"and for night, i love to have jazz to hold me to sleep" hening "I mean, the music of course." Gosh, this mouth of mine!, rutuk Kath.

Jazz yang sudah memerah sebadan, berdeham dan menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan tawa, "yaa, that's what we talked about by the way, our music preferences, no deep meaning....".

"Ya!! That's what I mean. Your nickname just made it sound weird, oh gosh!!" melihat Jazz, Kath menutupi mukanya dengan kedua tangan karena muka dan tangannya mulai ikut memerah. Damn it, ini kenapa jalan ke rumah mendadak jadi jauh banget sih?.

"AC-nya perlu gue turunin ga?" tanya Jazz berusaha memulai pembicaraan lain.

Masih tidak mau melihat Jazz, Kath bergumam ringan, "whatever."

"Btw, lo mau gue anterin sampe dalem ga? Soalnya kan jarak dari gerbang ke pintu lo lumayan jauh dan sekarang udah malem. Nggak baik kelamaan kepapar angin malem."

Kath diam saja karena walaupun Kath menolak Jazz pasti sudah menyiapkan argumen selanjutnya.

Jazz tersenyum melihat Kath yang sepertinya mulai terbiasa dengan jalan pikirannya dan tidak lagi menolaknya mentah-mentah seperti dulu. Bisakah Jazz mulai menaruh harapan sekarang?.

Mobil hitam Jazz memasuki gerbang depan kediaman Wilson yang otomatis terbuka ketika mengenali plat nomor putra Anderson yang sebelumnya sudah pernah mengantar Nona mereka.

"Kath" panggil Jazz ketika Kath sudah membuka pintu mobil dan bersiap kabur secepatnya.

"Ya?"

"I can do it too..."

"........"

"Physically, holding you to sleep..."

Kath mengerang, "damn it, Jazz!! Just shut up. Bye and thanks!!" Kath bergegas keluar dan membanting pintu mobil Jazz sekenanya lalu berlari sambil masih mencaci Jazz, "oh gosh, how dare him!!" teriaknya yang masih bisa di dengar Jazz.

Melihat tingkah Kath yang salting brutal membuat Jazz terpingkal di dalam mobilnya. Ya ampun, Kath benar-benar menggemaskan malam ini. Dia selalu menggemaskan dimata Jazz kapan pun itu, tapi hari ini entahlah, kupu-kupu berterbangan di perut dan kepalanya. Musim semi agaknya tengah menghampiri Jazz yang selama ini hidup dalam musim dingin.

"Gosh, Katherina, what to do...." masih di tempat yang sama, Jazz menutup mukanya yang masih memerah dan berusaha menenangkan diri sebelum akhirnya menstater mobilnya menuju basecamp untuk mengalihkan pikirannya yang mulai wilding. Anjimlah Kath, rutuk Jazz gemas.








Kwangya High [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang