14. About Strings

162 21 0
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️










Mata Gigi sepet banget pagi-pagi karena semalem Leona, aspri nya mengingatkan kalau malam ini ada Dinner bersama antara keluarga nya dengan keluarga tunangannya, iya lah siapa lagi kalo bukan si bacot Hansson.

Meskipun mereka tidak pernah menuntutnya untuk cepat-cepat meresmikan hubungan nya dengan Hans, dan pertunangan mereka pun sebenarnya masih dalam bentuk kesepakatan, sekedar saling paham that she'll be his and he'll be hers.

Dalam hal ini kedua keluarga sepaham kalau kedua insan yang menjadi pemeran utama dalam perjodohan masih terlalu muda dan memaksakan kehendak dengan peresmian pertunangan yang mengikat kemungkinan malah berdampak negatif pada keduanya. Jadi mereka memutuskan untuk membiarkan mereka berinteraksi secara natural tapi tentu saja beberapa dorongan esensial tetap harus dilakukan. Disinilah, pertemuan berkedok makan malam rutin berperan.

Gigi mau tidak mau agak bersyukur Hans walaupun tengil begitu tidak pernah memaksanya harus mengikuti perkataan dan kehendaknya. Dia juga tidak pernah berusaha sok akrab dan menye-menye, tahu betul kalau dia masih merasa tidak nyaman. Ya kadang ada sih saatnya Hans agak keras kepala tapi dia selalu minta tolong dan menjelaskan maksudnya, seperti kejadian di restoran waktu itu yang Hans membawanya pulang duluan. Hans sebisa mungkin menghormati privasi dan keinginannya.

Hans pernah bilang, He's always there, that he just one call away, dan kalau mereka harus belajar saling memahami dan menghormati, sebisa mungkin berkomunikasi karena itu kunci hubungan yang sehat.

Gigi ingat malam itu, dia sangat tersentuh dan hampir memeluk Hans saat dia bilang kata-kata meresahkan di ulang tahunnya yang ke 17. Hans menemuinya di ruang ganti dan meminta izin untuk bicara berdua dengannya. Hans yang memakai suit warna abu gelap dan dasi navy dihiasi tie clips perak dengan motif bulan sabit terlihat lebih berwibawa dari biasanya. Hans berjalan ke arah Gigi dan berdiri di belakangnya yang masih duduk di depan meja rias, mengeluarkan kotak beludru kecil dari saku dalam jas nya, membuka kotak lalu mengeluarkan isinya yang ternyata seuntai kalung dengan bandul bulan sabit. Sepasang dengan jepit dasi miliknya.

"May I?" katanya sambil menatap pantulan Gigi di cermin.

Gigi juga masih ingat, itu adalah pertama kalinya dia merasa nervous berada di dekat Hansson yang sudah menjadi tunangannya selama dua tahun terakhir dan sudah dikenalnya semenjak masih di play ground.

Dengan menelan ludah dan menghembuskan nafas yang dia sendiri tidak tahu dia tahan, Gigi mengangguk. Hans tersenyum lalu dengan masih menatap pantulan Gigi di cermin, dia memasangkan kalung itu.

Beruntunglah saat itu lehernya masih polos dan belum dipakaikan apa-apa oleh stylist nya karena Hans keburu datang mengintrupsi.

"I know that Love is something that still far away from us now, but let's be friend" mulainya "Not that casual friend, but a friend with intentions. Let's start to know and understand each other better."

"We're not in the age that we should hate each other because of the strings between us, one that we have no hands on it" matanya sedikit bergetar dan berubah sendu "I never hate you or hate the fact that you're my intended. I may have some regrets about I can't have that freedom for chasing, broke up, something like that. But Gi, you're the same."

Kwangya High [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang