3. Perbedaan

458 37 5
                                    

Sore itu di apartemen Yunxi..

Sudah hampir tiga bulan Feiyu menjadi mahasiswa Yunxi dan setiap bertemu ia tidak pernah berhenti menggoda dan menebar senyum pada Shizun-nya. Yunxi bertanya-tanya sebenarnya kenapa Feiyu tidak pernah berhenti menggodanya? Bahkan ketika kelas sudah mulai ia tidak pernah berhenti menatap Yunxi dan memberi senyum manis dengan lesung pipit yang menggemaskan.

Yunxi menggelengkan kepalanya saat memikirkan pemuda itu, akhirnya ia memutuskan untuk berhenti memikirkan Feiyu dan beralih membuka buku yang sempat ia ambil lalu membacanya.

Yunxi duduk didepan jendela besar dikamarnya, kamar yang menghadap langsung pemandangan kota Beijing yang padat sore itu. Ia duduk sambil membaca buku dan sesekali tangannya memasukkan buah anggur kecil kemulutnya tanpa mengalihkan pandangan dari buku itu.

Saat sedang fokus membaca tiba-tiba ponselnya berdering, ada panggilan masuk. Ia menghela napas dan dengan malas mengambil ponsel yang ada diatas kasur, keningnya mengeryit ketika melihat nomor tidak dikenal yang menelponnya.

Setelah berpikir beberapa saat akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat panggilan itu, ia menempelkan ponsel ke telinganya dan suara berat Feiyu terdengar, "Halo Shizun?"

Yunxi hampir melempar ponsel itu karena terkejut, darimana anak ini mendapatkan nomor ponselnya? Butuh waktu beberapa saat berperang dengan pikirannya akhirnya ia menjawab, "Arthur? Darimana kau mendapatkan nomor ponselku?"

Di seberang sana Feiyu berkata dengan riang, "Oh! Aku memintanya dari Tata Usaha, mengatakan kalau aku ada keperluan dengan Shizun!"

Mendengar jawaban jujur penuh semangat itu Yunxi mendengus, "Selain tidak tahu malu kau juga tidak tahu privasi ya Chen Feiyu? Apakah sopan membohongi tata usaha dan meminta nomorku? Lalu, apakah perbuatanmu sekarang menunjukkan sopan santun? Ini sudah bukan jam kerja dan ini hari minggu. Kau menelponku untuk mengganggu hari liburku, jika tidak ada keperluan apapun kau tidak berhak menghubungiku." Yunxi berkata dengan ketus dan datar. Namun, di dalam hatinya ia salah tingkah, dihubungi mahasiswa baru itu.. ntah kenapa jantungnya berdebar.

Feiyu yang mendengar omelan Yunxi di ponsel langsung murung, niatnya hanya ingin mentraktir Yunxi makan bersamanya sebagai permintaan maaf, namun ternyata ia dianggap mengganggu.

Setelah terdiam beberapa saat akhirnya Feiyu menjawab pelan, "Baiklah Shizun, maafkan aku. Aku tidak akan menghubungimu lagi setelah ini."

Telepon dimatikan. Kening Yunxi mengeryit semakin dalam, tidak biasanya Feiyu menurut semudah itu? Namun ia membiarkannya saja, mungkin anak itu sedang lelah hingga tidak berkata lebih banyak untuk berdebat dengannya.

Sedangkan Feiyu di apartemennya, ia menatap ponsel dalam genggamannya, jarinya ia bawa untuk menghapus nomor Yunxi. Ia berpikir, Shizun-nya sudah merasa terganggu, ia tidak boleh melakukan itu lagi setelah ini.

-

Setelah melewati hari minggu yang membosankan, akhirnya hari senin tiba dengan cerah. Yunxi bersiap seperti biasa, hari ini dia mengajar dua kelas di jam sepuluh pagi dan jam dua sore. Ia bangun kesiangan hari ini, bangun pada pukul sembilan lewat lima belas lalu mandi dan membuat sarapan.

Yunxi mengendarai mobilnya santai seperti biasa. Sesampainya di universitas ia memarkirkan mobil itu dan masuk ke gedung fakultas tempat ia mengajar dan berharap semoga hal-hal baik terjadi hari ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh tepat, ia beranjak bangun dari kursinya dan membawa laptop serta peralatan lain dan bersiap mengajar dikelas pertamanya.

Memasuki kelas yang ramai seperti biasa, semua mahasiswa menjadi hening ketika dia masuk. Matanya mengedar menatap semua mahasiswa didepannya dan mendapati Feiyu duduk didekat jendela sambil menatap kedepan, namun tidak menatapnya. Yunxi berpikir, ada apa dengan anak itu? Kenapa terlihat menyedihkan?

(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang