Setelah mengganti seprei dan selimut, Feiyu masuk ke kamar mandi dan tersenyum kecil melihat kekasihnya tengah berendam sambil memainkan busa ditangannya.
Merasakan ada yang memperhatikannya, Yunxi menoleh dan mendapati kekasihnya berdiri di pintu kamar mandi hanya menggunakan handuk dipinggangnya dan bertelanjang dada.
Yunxi tersenyum, ia melambaikan tangannya, meminta Feiyu agar mendekat. Feiyu menuruti kekasihnya, ia mendekat dan berjongkok disamping bathtub, Yunxi mencondongkan wajahnya dan mengecup bibir Feiyu kilas.
"Arthur, masuk dan berendam bersamaku."
Feiyu mengangguk, ia melepas handuk yang melilit pinggangnya begitu saja dihadapan kekasihnya. Yunxi yang melihat Feiyu membuka handuknya dengan santai menolehkan kepalanya dengan telinga memerah, tidak ingin menatap kekasihnya.
Feiyu terkekeh melihat tingkah menggemaskan itu, ia masuk ke dalam bathtub dan memeluk Yunxi dari belakang, "Kenapa masih malu? Bukankah kau mengulum ini tadi."
Feiyu menggerakkan pinggulnya ke depan hingga kejantanan itu menyentuh belahan pantat Yunxi dan membuat lelaki manis itu mengerang lembut.
Feiyu yang mendengar erangan itu menjadi tidak tahan untuk tidak masuk lagi, kejantanannya selau sensitif jika itu mengenai Yunxi. Jadi, akhirnya ia berbisik di telinga kekasihnya, "Ge, aku ingin melakukannya sekali lagi."
Yunxi menunduk malu mendengar pernyataan itu, ia tau Feiyu bukanlah laki-laki yang mudah dipuaskan. Lagipula, ia juga ingin merasakan kejantanan itu di dalamnya lagi. Akhirnya ia mengangguk setuju, wajah hingga telinganya memerah.
Feiyu yang senang mendapat persetujuan itu akhirnya menggigit telinga Yunxi yang memerah. Mereka melakukannya di kamar mandi hingga tiga ronde lamanya, satu kali yang Feiyu ucapkan hanya kebohongan, karena jika sudah masuk ke lubang favoritnya, ia akan sulit berhenti.
Akhirnya kamar mandi itu diisi desahan dan erangan lembut Yunxi serta geraman Feiyu ketika pemuda itu merasa puas.
—
Keesokan harinya...
Yunxi seperti biasa, ia selalu menjadi orang yang bangun lebih dulu dari kekasih tingginya. Ia meringis ketika merasakan nyeri di bagian bawahnya.
Pandangan Yunxi teralih pada kekasihnya yang masih terlelap dengan nyaman, lelaki itu tertidur dengan posisi telungkup tanpa mengenakan baju. Feiyu selalu tidur dalam keadaan shirtless, ntah itu dingin atau panas.
Sekarang sudah pukul delapan pagi. Angin berhembus kencang disertai hujan besar diluar, Yunxi mengusap rambut tebal kekasihnya lalu menunduk untuk mencium keningnya.
Ia bangkit perlahan untuk mandi lagi agar tubuhnya lebih nyaman.
Setelah selesai mandi ia memutuskan untuk memasak makanan untuk mereka, ia memutuskan untuk membuat pangsit isi ayam, goreng udang dan ayam kungpao.
Setelah semua masakan siap ia membawanya menggunakan nampan ke kamar, porsinya bisa dibilang banyak untuk mereka berdua. Ketika membuka pintu kamar, ia sudah melihat kekasihnya selesai mandi.
Feiyu melihat Yunxi yang berjalan sambil sesekali meringis hanya tersenyum, ia menghampiri kekasihnya dan mengambil nampan itu dari tangan kurus Yunxi laku meletakkannya dimeja depan sofa yang menghadap langsung ke jendela.
Feiyu berbalik dan melihat Yunxi didepan meja rias yang sedang melihat keadaannya sendiri. Terdapat bercak merah keungunan dilehernya, tanda yang diciptakan Feiyu.
Feiyu memeluk lelaki manis itu dari belakang, dagunya ia sandarkan pada bahu sempit kekasihnya. Yunxi hanya diam dipelukan Feiyu, tangannya mengelus lembut punggung tangan milik Feiyu lalu mengeluh, "Tandamu terlalu banyak Arthur."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]
Fanfiction"Arthur, apakah kau lebih baik dicintai atau mencintai?" Feiyu menoleh untuk menatap dalam kekasihnya, "Mencintai. Dulu, saat aku belum bertemu denganmu aku berpikir bahwa lebih baik ada seseorang yang mencintaiku dan aku hanya tinggal menerima cint...