4. Ruangan Shizun

421 40 2
                                    

Sesampainya di ruangan Yunxi, Yibo dan Gongjun mendudukkan Feiyu di sofa panjang yang empuk. Mereka terengah dan duduk dilantai ruangan itu. Yunxi hanya menggelengkan kepala melihatnya dan segera mencari kotak P3K di dalam laci meja.

Gongjun masih terengah dan berkata dengan sebal, "Tubuhmu itu tinggi dan berat sekali, aku tidak kuat. Setelah ini aku akan meminta uangmu untuk mentraktirku makan hotpot!"

Yibo sudah lebih tenang disampingnya hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya, Gongjun memang banyak sekali drama dan terlalu berlebihan.

Feiyu yang mendengar itu hanya mendelik dan mendengus malas, "Berlebihan sekali."

Gongjun membalasnya dengan juluran lidah, meledek. Akhirnya Yibo tidak kuasa menahan kekehannya melihat kedua temannya berdebat. Kemudian ia melihat jam yang melingkar ditangan kirinya dan mengajak Gongjun untuk beranjak menghampiri kekasih mereka. "Ayo, sudah sore."

Gongjun yang semula saling tatap tajam bersama Feiyu mengangguk dan beranjak, "Feifei, kami akan pulang duluan. Kasihan kekasihku jika terlalu sore, aku ingin berciuman dan mel- hmpft"

Yibo menutup mulut berisiknya dengan satu tangan dan menunduk sopan pada Yunxi yang sedari tadi menatap interaksi mereka. Gongjun akhirnya sadar bahwa ia ada diruangan dosennya dan meringis pelan lalu meminta maaf.

Feiyu yang mendengar panggilan itu mendelik dan berkata dengan kesal, "Jangan memanggilku seperti itu lagi, Junjun!"

Gongjun yang mendengar panggilan itu melotot, baru ingin membalas Yibo sudah menarik tangannya untuk membawanya keluar.

Namun, Gongjun masih belum menyerah dan berteriak pada Yunxi, "Shizun! Kami pulang dulu, titip Feifei, jika menyebalkan buang saja ke jurang."

Yunxi yang mendengar teriakan itu mendengus geli dan tersenyum kecil, kakinya ia langkahkan ke sofa dimana Feiyu duduk, ia mendudukkan diri disebelah mahasiswanya.

Feiyu tidak lagi menanggapi keanehan Gongjun, matanya sudah beralih pada wajah manis Yunxi didepannya. Wajah itu, sangat cantik.. bibirnya merah alami, bulu matanya panjang, wajahnya terpahat dengan sempurna, ia sangat manis.

Yunxi merasakan tatapan Feiyu dan merinding, ia mengalihkannya dengan mulai mengambil kapas dan alkohol untuk membersihkan luka itu.

Kapas yang sudah tersiram alkohol itu ditempelkan pelan-pelan di dagunya, Feiyu meringis kecil, itu sangat perih. Yunxi menatapnya khawatir dan bertanya, "Sakit?"

Feiyu menggumam pelan dan kembali meringis ketika kapas itu ditempelkan. Yunxi menatap matanya dan segera meminta maaf, "Maaf, jika tidak begini lukamu akan lama sembuh."

Yunxi menatap wajah tampan yang masih berkeringat itu, lalu berdiri dan menghampiri mejanya untuk mengambil kotak tisu. Ia mengambil dua lembar tisu dan menyeka keringat di dahi Feiyu. Feiyu tertegun, jantungnya berdebar tak karuan merasakan gerakan lembut itu.

Yunxi yang menyadari tatapan dalam Feiyu segera menjauhkan tangannya dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, ia menunduk dan berdehem pelan.

Feiyu perlahan tersenyum kecil, ia merasa.. Shizun-nya sangat menggemaskan ketika malu.

Melihat tangan yang saling bertaut itu Feiyu berpikir untuk menggenggamnya. Ia berpikir, kemudian bertindak dan menggenggam tangan Yunxi yang dingin.

Yunxi terkejut, wajah hingga telinganya memerah dan mengalihkan pandangan ke seluruh ruangannya, tidak ingin menatap orang disampingnya atau kedua tangan yang menggenggamnya.

Feiyu tersenyum gemas melihatnya semakin malu, ia memanggil Yunxi dengan lembut, "Shizun, lihat aku."

Yunxi pura-pura tidak mendengar dan tetap mengalihkan pandangannya.

Feiyu gemas dan akhirnya mencubit dagu Yunxi agar menatap kearahnya.

Yunxi akhirnya menatap Feiyu dengan paksaan anak itu, ia melihat wajah tampan itu tersenyum dan tidak tahan untuk menundukkan kepalanya, namun Feiyu menahan dagu itu agar tidak menunduk dan terus menatapnya.

Feiyu, maju dan semakin mendekatkan tubuhnya pada Yunxi.

"Shizun, jika aku bilang aku menyukaimu.. Apa kau percaya?"

Yunxi menatapnya galak, wajahnya benar-benar memerah dan ia ingin menangis saking malunya. "Ap- Apa yang kau katakan?!"

Feiyu mengusap pelan bibir bawah orang didepannya, sambil menjilat bibirnya sendiri dia kembali berkata, "Aku menyukaimu."

Yunxi tidak bisa menatap orang itu lagi dan akhirnya melepaskan tangan Feiyu yang memegang dagunya, lalu menerjang Feiyu dengan pelukan. Ia malu.

Feiyu merasakan kakinya sakit, ia meringis pelan, namun ia senang karena pelukan itu. Yunxi yang mendengar ringisan itu melepaskan pelukannya dengan wajah khawatir, ia lupa membersihkan luka di kaki pemuda itu.

"Maaf, aku akan mengobati kakimu dulu." Ia bergumam pelan sambil berjongkok dibawah dan mulai membersihkan luka di lutut Feiyu.

Feiyu tersenyum, ia merasa lebih baik karena Shizun-nya tidak menolaknya dan justru malah memeluknya dengan ekspresi malu yang menggemaskan.

Setelah membersihkan semua luka Feiyu, Yunxi kembali menyibukkan diri dengan membereskan kotak obat itu.

Saat akan berjalan dan mengembalikan kotak obat itu ke tempatnya semula, ia merasakan Feiyu menarik tangannya dan ia jatuh di pangkuan mahasiswa tinggi itu untuk yang kedua kali.

Feiyu sedikit meringis ketika merasakan lukanya perih. Yunxi langsung beranjak dari pangkuan itu dan berkata dengan khawatir, "Jangan melakukan itu! Lukamu masih baru."

Feiyu terkekeh pelan dan membiarkan Yunxi beranjak dari duduknya untuk mengembalikan kotak obat itu.

Setelah mengembalikannya, Yunxi kembali menghampiri Feiyu dan bertanya, "Kau berangkat naik apa tadi?"

Feiyu tersadar akan sesuatu, "Ah, aku berangkat bersama Gongjun tadi tapi dia.. sial, anak itu! Tidak apa Shizun, aku akan pulang naik taksi."

Yunxi berkata sambil menunduk, "Um itu.. bagaimana jika pulang bersamaku?"

Mata Feiyu berbinar mendengar tawaran itu, ia mengangguk dengan cepat dan tersenyum riang, "Tentu saja, terima kasih Shizun!"

Akhirnta Yunxi melihat senyum itu lagi, senyuman manis Feiyu dengan lesung pipit di pipinya. Ia ikut tersenyum.

"Ayo bangun." Yunxi membantunya bangun dengan menggandeng tangannya.

Feiyu bangun dengan santai, sebenarnya luka ini tidak terlalu menyakitkan karena ini bukan luka serius, hanya goresan. Laki-laki besar seperti dia tidak akan merasakan kesakitan karena luka kecil. Namun, karena tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan bagus, ia menerima gandengan Yunxi dan berpura-pura itu menyakitkan.

Sesampainya di mobil, Yunxi kembali membantu Feiyu yang berpura-pura kesakitan masuk ke kursi penumpang. Setelahnya ia duduk di kursi kemudi dan menjalankan mobilnya pelan.

Di tengah jalan ia bertanya, "Kemana aku bisa membawamu?"

Feiyu menyebutkan alamat apartemennya. Yunxi tau, itu apartemen elite dan orang di dalamnya sudah pasti orang-orang kaya. Walau ia juga kaya, tetapi jika dibandingkan dengan Feiyu, mungkin ia ada di level 3.

Ia mengemudikan mobil itu dengan tenang, butuh waktu 20 menit untuk sampai ke apartemen Feiyu dan anak itu tertidur setelah menyebutkan alamatnya, ia kelelahan.

-

To Be Continued...

(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang