"Selamat pagi mama cantikku."
He Yang, pemuda berusia 25 tahun itu menuruni tangga dengan langkah cepat lalu menghampiri ibunya yang sedang menyusun sarapan mereka di meja makan. Yunxi tersenyum mendengar sapaan manis dari putranya, ia menerima kecupan di pipinya lalu membalas kecupan itu sengan mengecup kening putranya.
"Selamat pagi sayang, duduk dulu, sebentar lagi mama selesai."
He Yang langsung duduk di kursi yang biasa ia tempati, Yunxi menuangkan susu untuk putranya yang segera diterima dengan senyum manis oleh He Yang. "Terima kasih."
Yunxi mengangguk, "Adikmu belum bangun?"
He Yang menaruh gelas susunya diatas meja lalu menjawab, "Dia sedang mandi."
Yunxi mengangguk mengerti, "Bagaimana kuliahmu He Yang?"
"Sangat baik, uang jajanku juga cukup."
Yunxi tertawa, "Itu karena papamu selalu khawatir, ia tidak bisa membiarkan putranya kelaparan sama sekali."
"Pantas saja uangku terus bertambah padahal jumlahnya masih banyak." jawab He Yang dengan nada bergurau
Yunxi lagi-lagi tertawa, ia menaruh sepiring nasi yang sudah diisi lauk di depan putranya. "Tunggu sebentar, mama akan ke kamar untuk melihat papa."
He Yang mengangguk, "Terima kasih mama."
Yunxi tersenyum dan sekali lagi ia mengusap lembut kepala He Yang lalu berujar, "Sama-sama sayang."
Yunxi melangkah ke kamarnya, saat membuka pintu ia melihat Feiyu masih tertidur dengan tubuh yang tertutupi selimut tebal, Yunxi tersenyum kecil lalu mendekati ranjang dan duduk tepat di samping Feiyu yang masih tertidur.
Yunxi menunduk, ia mencium pipi Feiyu berkali-kali lalu berbisik, "Bangun sayang."
Feiyu bergerak sedikit lalu tangannya memeluk tubuh Yunxi yang masih membungkuk, Yunxi tertawa pelan lalu mengecupi kening suaminya, "Ayo bangun, sudah siang. He Yang sudah menunggu dibawah."
Akhirnya Feiyu membuka matanya, ia menatap istrinya dalam lalu mengecup lembut bibirnya dan berujar dengan suara serak khas bangun tidur, "Selamat pagi sayang."
Yunxi tersenyum, "Selamat pagi suamiku, ayo bangun."
Yunxi akan beranjak namun tubuhnya ditahan dengan pelukan erat di pinggangnya.
"Akhir-akhir ini kau selalu memperhatikan He Yang hingga melupakanku," ujar Feiyu
Yunxi tertawa, "Bagaimana mungkin aku melupakan suamiku?"
Feiyu mengalihkan pandangan dari istrinya lalu menjawab dengan nada sebal, "Tapi kau memang melupakanku, kemarin kau menyiapkan pakaian kuliah He Yang, lalu sekarang saat membangunkanku kau bilang He Yang sudah menunggu. Apa sekarang suamimu He Yang bukan aku?"
Yunxi mengulum senyum, sudah lama ia tidak melihat suaminya cemburu seperti ini. Yunxi mengusap lembut pipi kanan Feiyu untuk membuat lelaki itu menatapnya, dan berhasil karena Feiyu kembali menatap istrinya dengan wajah sebal.
"Kau cemburu pada putramu sendiri?" tanya Yunxi
"Bagaimana menurutmu? Dia sudah merebut perhatian istriku."
Akhirnya Yunxi tidak dapat menahan senyumnya, ia tersenyum lebar lalu mencium bibir suaminya. Feiyu terkejut menerima ciuman itu, selama ini dalam hubungan mereka ia tahu Yunxi adalah orang yang jarang sekali melakukan sentuhan terlebih dahulu, namun pagi ini istrinya mencium tepat di bibirnya.
Feiyu tidak ingin menyiakan kesempatan, ia membalas ciuman Yunxi sambil menekan tengkuknya lembut. Yunxi memejamkan mata menikmati ciuman suaminya, Arthur-nya selalu hebat saat berciuman atau melakukan seks.
30 menit kemudian mereka keluar kamar, Feiyu sudah siap dengan setelan kerjanya, tangan lelaki itu tepat berada di pinggang istrinya. Sedangkan Yunxi hanya tersenyum, menerima semua keposesifan Feiyu.
He Yang memutar bola matanya malas, di meja makan Ziel juga sudah duduk tepat di samping He Yang.
"Kalian lama sekali." keluh Ziel
Yunxi tertawa, "Mama harus membantu ayahmu bersiap-siap."
"Jangan mengeluh, makan saja lebih dulu, kenapa menunggu orang tuamu? Memang kalian balita?" ujar Feiyu sebal
"Pa, mama adalah milik bersama. Kenapa papa selalu menyabotase mama?!" tanya He Yang
Feiyu menatap He Yang dengan tatapan meremehkan, "Hee, istriku adalah milikku. Sejak kapan jadi milik kalian juga?"
Yunxi menghela napas lalu mulai berujar, "Baiklah, sudahi berdebatnya, kalian harus makan."
—
Setelah menyelesaikan sarapan mereka berbincang di meja makan sebentar, di tengah obrolan Yunxi tiba-tiba bertanya.
"He Yang, kau belum memiliki kekasih?"
He Yang terkejut mendengar pertanyaan ibunya, lalu ia berdehem dan menjawab, "Tidak.. aku tidak minat sama sekali "
Feiyu menggeleng mendengar jawaban putra pertamanya, "Kau sangat manis, kenapa tidak mencari seorang dominan untuk menikahimu?"
Wajah He Yang memerah, ia menatap ayahnya dengan kesal dan malu, "Papa!"
Feiyu dan Yunxi tertawa sedangkan Ziel hanya diam mendengar obrolan mereka.
"Pa, papa tau bagaimana tipe pasanganku?" Ziel bertanya tiba-tiba
Feiyu mengeryitkan keningnya lalu bertanya, "Seperti apa?"
Ziel menyeringai mendengar pertanyaan papanya yang terlihat penasaran, "Yang seperti mama."
Mata Feiyu melotot, ia melemparkan potongan buah pada Ziel yang langsung di tangkap dengan baik lalu dimasukkan ke dalam mulutnya. Ziel tersenyum tengil ke arah ayahnya sambil memainkan alisnya naik turun.
Feiyu memutar bola matanya, sedangkan Yunxi hanya menggeleng sambil tertawa.
Inilah kehangatan keluarga mereka setiap hari, Ziel dan He Yang memiliki kepribadian yang berbeda. He Yang jauh lebih tenang dan pendiam, ia mudah malu dan mudah tertawa, He Yang juga sangat ramah. Berbeda dengan He Yang, putra kedua dari Feiyu dan Yunxi itu justru jauh lebih dingin, namun ia juga tengil dan jahil pada seseorang yang menurutnya berharga. Ziel dapat di katakan posesif, seperti Feiyu. Ziel tidak suka jika He Yang di dekati laki-laki yang menurutnya tidak benar, dia akan sangat marah dan mengabaikan He Yang dalam waktu yang lama.
—
🌍🐟☁
KAMU SEDANG MEMBACA
(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]
Fanfiction"Arthur, apakah kau lebih baik dicintai atau mencintai?" Feiyu menoleh untuk menatap dalam kekasihnya, "Mencintai. Dulu, saat aku belum bertemu denganmu aku berpikir bahwa lebih baik ada seseorang yang mencintaiku dan aku hanya tinggal menerima cint...