Setelah menyiapkan makan malam mereka semua berkumpul di meja makan. Chen Yuang, kakak laki-laki Feiyu ternyata sudah kembali ke Amerika, ia tidak bisa berlama-lama disini karena perusahaan di Amerika membutuhkannya.
Feiyu dan Yunxi duduk bersebelahan, sedangkan di depan Feiyu ada Chen Hong dan di kursi kepala keluarga ada Chen Kaige.
Feiyu masih marah dengannya, ia bahkan tidak mengajaknya bicara sama sekali sejak duduk di kursi yang bersebelahan dengannya.
Yunxi menghela napas, ia mengupaskan udang dan menaruhnya di piring Feiyu, "Makan yang banyak Arthur."
Chen Hong yang melihat kemanisan Yunxi tersenyum lebar. Senyumnya tidak lepas dari wajah cantik wanita paruh baya itu, ia tidak tau bahwa putra bungsunya tengah mendiamkan kekasihnya.
"Ya, makan yang banyak, menu masakan kali ini dibuat oleh menantuku. Aku hanya membantunya memotong sayuran." ucap Chen Hong bangga.
Yunxi tersenyum, "Ibu yang lebih banyak memasak hidangan ini."
Chen Hong menggeleng tidak setuju, "Tidak sayang, kau yang memasak semuanya."
Chen Kaige yang melihat itu hanya tersenyum sambil menggeleng, ia meletakkan sayuran di piring istrinya dan bergumam, "Sudah, makanlah. Biarkan menantumu makan."
Yunxi mengalihkan pandangannya ke arah kekasihnya sebentar, tangannya masih mengupas kulit udang. Saat akan menaruhnya di piring Feiyu, lelaki itu segera menghentikannya, "Makanlah ge, jangan terus melayaniku."
Yunxi menatap Feiyu dari samping, kekasihnya bahkan tidak menatapnya ketika berbicara, hanya terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Yunxi menunduk, mulai memakan makanannya tidak selera. Lagi, ia menahan diri agar tidak menangis.
—
Setelah selesai makan malam Feiyu langsung pergi ke kamarnya sedangkan Chen Hong menahan Yunxi dan memberikan piyama satin berwarna biru dongker, katanya piyama itu ia belikan untuk Feiyu, namun pakaian itu tidak muat di tubuhnya. Jadi ia memberikannya pada Yunxi.
Yunxi naik dan masuk ke kamar Feiyu, pemilik kamar sudah selesai membersihkan diri terlihat bahwa ia sudah berganti pakaian memakai piyama berwarna hitam. Feiyu terlihat sedang memainkan ponselnya tanpa meliriknya sama sekali.
Yunxi merasa sesak di dadanya dan akhirnya memutuskan untuk langsung mandi.
Di kamar mandi ia berendam dengan memejamkan mata, saat membuka mata air matanya jatuh, pandangannya ia alihkan untuk menatap kebun yang sudah gelap.
Ia bukan ingin menolak Feiyu, namun ia takut Feiyu suatu saat bosan kepadanya dan berakhir meninggalkan Yunxi sendirian. Hubungan mereka baru berjalan lima bulan, masih banyak momen manis setiap harinya, namun siapa yang menjamin ke depannya hubungan mereka akan tetap bertahan atau hancur perlahan.
Yunxi membasuh tubuhnya, ia sudah cukup berendam.
Setelah memakai piyama yang diberikan ibu kekasihnya ia mendekati ranjang, melihat Feiyu yang masih asik memainkan ponselnya.
Tidak lama kemudian ponsel itu berdering, pertanda ada panggilan masuk. Baru akan mendekat, Feiyu sudah berdiri mengangkat panggilan itu.
"Chen Yao?" Yunxi mendengar kekasihnya mengucapkan nama seseorang.
Tadinya ia tidak ingin perduli, tetapi melihat bagaimana cara Feiyu menanggapi telepon itu, berbicara dengan orang di seberang sana, hal itu membuat hatinya sakit.
Akhirnya ia memutuskan berbaring menghadap pintu, membelakangi Feiyu yang masih asik berbicara dengan seseorang yang ia ketahui bernama Chen Yao di telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]
Fiksi Penggemar"Arthur, apakah kau lebih baik dicintai atau mencintai?" Feiyu menoleh untuk menatap dalam kekasihnya, "Mencintai. Dulu, saat aku belum bertemu denganmu aku berpikir bahwa lebih baik ada seseorang yang mencintaiku dan aku hanya tinggal menerima cint...