25. Sakit?

304 23 1
                                    

Ini sudah hari ke delapan mereka di Swiss dan Feiyu jatuh sakit.

Ia mual dari pagi, namun ketika memuntahkan isi perutnya ia hanya mengeluarkan cairan bening dan lemas setelahnya. Tubuhnya hangat dengan wajah pucat yang membuat Yunxi khawatir.

Yunxi masuk ke kamar setelah membuat satu cangkir teh hangat dan melihat Feiyu tengah menutup matanya sambil bersandar di kepala ranjang.

Ia menghampiri tunangannya lalu mengusap pipinya pelan, "Arthur, minum teh hangat dulu."

Feiyu membuka matanya dan menerima cangkir dari tangan Yunxi, ia meminumnya sedikit dan meletakkan cangkir itu di atas nakas setelahnya. Yunxi meletakkan punggung tangannya diatas dahi Feiyu untuk mengecek suhu tubuhnya, Feiyu masih hangat, padahal ia sudah meminum obat.

Di sudut pandang Feiyu, ia sudah tahu bahwa sakitnya sekarang bukan sakit yang biasa di derita orang lain, ia morning sickness, ia tahu Yunxi tengah mengandung sekarang. Ia sudah begitu yakin setelah melihat artikel dari internet.

Perutnya kembali mual, ia membuka matanya dan berlari dengan cepat ke kamar mandi, ia membuang cairan bening itu sekali lagi. Tubuhnya lemas dan ia berjongkok dibawah wastafel setelah mencuci mulutnya.

Yunxi berlari menghampiri Feiyu lalu memeluknya, "Ayo ke dokter, aku takut sakitmu semakin parah Arthur."

Feiyu menggeleng, ia menenggelamkan wajah di dada tunangannya, menghirup wangi Yunxi yang menenangkan.

Yunxi melepaskan pelukan mereka lalu membantu Feiyu bangun untuk kembali ke ranjang. Namun, belum sempat mereka keluar dari kamar mandi Feiyu mual lagi dan kembali ke depan wastafel untuk memuntahkan isi perutnya, namun lagi.. yang keluar hanya cairan bening.

Yunxi menatapnya khawatir, ia memijat tengkuk Feiyu sambil tangan kanannya mengusap lembut dada pemuda itu.

Setelah membaik Yunxi memapah Feiyu kembali ke kamar, ia membaringkan tubuh Feiyu di ranjang. Setelah itu Feiyu memeluk pinggangnya erat, lalu tertidur.

Saat Feiyu tertidur Yunxi mengambil kesempatan menelepon seorang dokter dibantu oleh seorang tour guide disini, ia harus tahu keadaan Feiyu.

Dokter datang satu jam kemudian bertepatan dengan bangunnya Feiyu karena kembali merasa mual.

Dokter wanita itu tersenyum melihat pasangan di depannya. Yunxi tengah memapah Feiyu yang lemas dan Feiyu berjalan sambil menyusupkan kepalanya ke tengkuk cintanya.

Yunxi melihat dokter itu lalu tersenyum, sedangkan Feiyu belum menyadari ada orang lain di kamar itu selain mereka.

Ketika duduk di ranjangnya ia baru menyadari bahwa ada seorang dokter wanita yang mungkin berusia sama dengan ibunya tengah tersenyum hangat, dokter itu berbicara menggunakan bahasa inggris.

"Jadi? Yang sakit adalah tuan ini?" dokter itu menatap Yunxi lalu mengalihkan pandangannya pada Feiyu.

Yunxi mengangguk, ia menjawab menggunakan bahasa inggris juga, "Dia mual sejak pagi, tapi tidak memuntahkan apapun, hanya mengeluarkan cairan bening lalu lemas setelahnya. Bisakah dokter membantuku memeriksanya?"

Feiyu hanya diam mendengarkan tunangannya berbicara dengan dokter tersebut. Dokter wanita itu tersenyum lalu berkata, "Sepertinya yang perlu pemeriksaan disini adalah kau."

Yunxi mengeryitkan keningnya heran, "Tapi aku tidak sakit."

Dokter itu tertawa lalu menuntun Yunxi untuk duduk di ranjang dan mulai mengeluarkan peralatan dokternya, "Aku tidak bilang kau sakit."

Yunxi semakin bingung ketika kaosnya disingkap dan stetoskop yang dingin tertempel di perutnya, namun ia hanya diam tidak bicara lagi.

Dokter itu tersenyum manis, "Sudah aku duga. Tidak ada masalah dengan suamimu, ia hanya mengalami morning sickness karena kau tengah mengandung."

(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang