33. Sendirian

212 23 0
                                    

Ini sudah menginjak dua minggu setelah kepergian Yunxi dari apartemen. Feiyu terlihat semakin kurus dengan kantung mata yang menghitam, penampilannya buruk dengan wajah yang selalu kusut setiap hari.

Feiyu tidak berhasil menemukan Yunxi dimanapun, ia kembali kehilangan Yunxi seperti saat usianya masih dua belas tahun.

Sore itu teman-temannya berkunjung ke apartemen Feiyu, Xiao Zhan adalah orang yang paling kesal melihat bagaimana Feiyu memperlakukan Shizunnya. Bagaimanapun Yunxi adalah dosen kesayangan Xiao Zhan.

"Kau menyesal?" tanya Xiao Zhan

Feiyu hanya diam, matanya terus menatap ponsel dan berharap Yunxi menghubunginya. Ia mengirim pesan pada Yunxi setiap hari, seperti apa yang Yunxi lakukan dulu saat dirinya menghilang tiga bulan lamanya.

"Bukankah aku sudah bilang untuk tidak menyakitinya? Chen Feiyu, Shizun sudah sangat sabar menghadapi sikap bajinganmu dan kau masih tidak tahu berterima kasih." Xiao Zhan berucap dengan pedas.

Yibo menggenggam tangan Xiao Zhan untuk menenangkannya, namun segera dilepaskan oleh lelaki manis itu.

"Jika sudah seperti ini kau bisa apa hah?! Jawab aku Feiyu! Kau bodoh ya? Shizun tengah mengandung anakmu sekarang, usia kandungannya sudah mendekati masa bersalin dan kau malah menyakitinya separah ini, dimana akal sehatmu bajingan?"

"Aku harap Shizun tidak akan pernah kembali padamu. Kau terus menyakiti-"

"XIAO ZHAN!" Feiyu berteriak marah, matanya memerah menatap Xiao Zhan.

"APA?! KATAKAN PEMBELAAN APA YANG AKAN KAU BERIKAN PADAKU BAJINGAN!" Xiao Zhan ikut berteriak sambil berdiri meremat kaos Feiyu di bagian dadanya.

Feiyu tidak dapat menahan dirinya lagi dan menangis, semua yang dikatakan Xiao Zhan benar, ia hanya terus menyakiti Yunxi sejauh ini, ia terus saja menyakiti Yunxi yang sedang mengandung buah hati mereka.

Kaki Feiyu melemas, ia menjatuhkan kepalanya di pundak Xiao Zhan dan menangis keras. Xiao Zhan ikut menangis, ia sakit karena Feiyu dengan mudahnya menyakiti orang lain yang adalah cintanya sendiri. Yibo adalah laki-laki dingin namun penuh kehangatan ketika bersamanya, Yibo tidak pernah menyakitinya sedikitpun, ia selalu menjaga kata-katanya bahkan saat ia marah.

Melihat Feiyu dengan mudah menyakiti Yunxi membuat perasaannya panas, ia merasa bahwa itu sama sekali tidak benar dan perilaku yang sangat bajingan.

"Arthur.. kau adalah sahabatku, jangan melakukan hal yang membuat pasanganmu sakit, aku tidak menyukainya. Arthur, yang kau sakiti adalah Shizunku.. kau berani melakukan itu." Xiao Zhan terus berucap sambil terisak, tangannya mengepal dan terus memukul punggung lebar Feiyu yang juga tengah menangis.

Yibo, Zhehan, dan Gongjun hanya diam menyaksikan itu. Mereka bingung harus bagaimana, mereka tau seberapa kuat persahabatan Xiao Zhan dan Feiyu, wajar jika Xiao Zhan marah besar ketika mengetahui Feiyu beberapa kali menyakiti kekasihnya.

Yibo bangkit dan mengusap punggung Xiao Zhan sayang, sedangkan Feiyu terus menangis dan menyembunyikan wajahnya di bahu Xiao Zhan, tangannya meremat kemeja flanel yang dipakai Xiao Zhan hingga kemeja itu kusut.

Setelah menangis, Feiyu tertidur sambil menyandarkan kepalanya pada bahu Xiao Zhan. Lelaki itu demam, Xiao Zhan menghela napas berat dan menoleh ke arah Yibo.

"Yibo, tolong bawakan aku air hangat dan handuk kering ya."

Yibo segera mengangguk dan bangkit untuk menemukan barang yang diminta kekasihnya.

"Gongjun, hubungi bibi dan minta ia untuk datang. Katakan Arthur demam, tubuhnya sangat panas." Xiao Zhan kembali memberi perintah pada Gongjun.

"Baik Ge." ucap Gongjun, ia keluar dari ruang keluarga dan memutuskan untuk menghubungi Chen Hong.

(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang