42. Kesibukan

161 13 0
                                    

Mereka telah melewati hari-hari bahagia dan baru saja pulang berlibur satu bulan lalu. Sekarang Feiyu sudah kembali menyibukkan diri di kantornya sebagai Direktur, sedangkan Yunxi yang dua tahun belakangan mendirikan toko bunga-pun tengah sibuk dengan floristnya.

He Yang sudah mulai bersekolah satu minggu lalu, si kecil dimasukkan pada sekolah elite yang biaya bulannya luar biasa, namun bagi Feiyu itu bukan apa-apa jika menyangkut pendidikan puteranya.

Akhir-akhir ini Feiyu sering pulang tengah malam, bahkan terkadang ia baru pulang pada pukul satu malam dengan alasan pekerjaan yang menumpuk.

Yunxi duduk di ranjangnya, ia mengotak atik ponseknya setelah memastikan putranya sudah tidur. Istri dari Feiyu itu terus menandangi ponsel yang menunjukkan percakapan terakhirnya dengan Feiyu, suaminya mengatakan ia akan pulang telat lagi.

Sebelumnya Yunxi tidak pernah mempermasalahkan Feiyu yang terus menerus pulang telat, ia mencoba memahami kesibukan suaminya. Namun, sudah dua minggu ini suaminya bahkan tidak meluangkan waktu di hari jumat, sabtu dan minggu seperti yang biasa ia lakukan.

Yunxi mulai kesal dengan kesibukan Feiyu, ia menganggap Feiyu sudah tidak mementingkan kehadirannya dan juga puteranya.

Ditengah kekesalannya akhirnya Yunxi menyimpan ponselnya diatas nakas dan berbaring menyamping, air mata keluar tanpa sadar dan mengalir di pipinya, lelaki manis itu meremat selimut erat untuk meredam tangisnya walau ia tahu tidak ada yang akan mendengarkannya menangis.

Yunxi menangis lumayan lama dan akhirnya ia lelah lalu tertidur.

Feiyu pulang tepat di jam dua belas malam, keadaannya sudah berantakan, jas tidak lagi terpasang di tubuhnya bahkan dasi yang tadi pagi dipasangkan Yunxi sudah menghilang ntah kemana. Wajah Feiyu kusut, ia menghela napas berat dan melangkahkan kaki ke lantai dua dimana kamar miliknya dan Yunxi berada.

Sebelum pergi ke kamarnya ia memutuskan untuk melihat putranya sebentar. Ia masuk ke dalam kamar He Yang dan melihat anak usia lima tahun itu tertidur dengan nyenyak, Feiyu merasa semua beban berat terangkat dari bahunya, ia tersenyum dan mendekat lalu mencium kening He Yang lama.

Setelah selesai dengan putranya, Feiyu akhirnya beranjak ke kamarnya dan Yunxi. Ia melihat lelaki manis itu tidur dengan posisi miring, Feiyu mendekat dan mencium kening Yunxi dengan sayang. Ia merasa bersalah karena akhir-akhir ini tidak pernah ada waktu untuk istri dan anaknya.

Ia memperhatikan Yunxi yang tertidur lumayan lama, lalu ia beranjak untuk membersihkan tubuhnya dan ikut tidur dengan istrinya.

Keesokan harinya,
Yunxi adalah orang yang bangun lebih awal, ia melihat tangan besar yang memeluk pinggangnya lalu menyingkirkan tangan itu tanpa berniat menoleh atau mencium kening Feiyu seperti pagi-pagi sebelumnya. Ia hanya menyingkirkan tangan suaminya dan beranjak untuk mandi.

Setelah selesai mandi Yunxi menyiapkan pakaian yang akan dipakai Feiyu ke kantor nanti, lalu ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Sekesal apapun Yunxi pada Feiyu, lelaki tinggi itu tetaplah suaminya dan ia memiliki kesadaran untuk mengurus suaminya dengan baik.

Yunxi sudah selesai dengan acara memasaknya, sekarang ia melangkahkan kakinya ke kanar He Yang dan membangunkan putranya dengan lembut, ia tersenyum melihat si kecil yang menggeliat dengan wajah menggemaskan. Yunxi menunduk untuk mengecup kening dan pipi anaknya lalu mengangkat He Yang dari tempat tidur untuk dimandikan.

Babysitter He Yang datang saat Yunxi tengah memandikan tuan muda Chen tersebut, Yunxi segera menyerahkan putranya pada babysitter itu dan menyiapkan pakaian sekolah He Yang, juga memastikan peralatan sekolah putranya sudah lengkap tanpa ada yang tertinggal.

(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang