11. Milik Arthur Chen

395 33 1
                                    

Feiyu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia harus cepat sampai ke apartemen Yunxi lalu memeluk kekasihnya dan meminta maaf.

Karena kecemburuannya tadi siang ia jadi mengabaikan lelaki manis itu bahkan tidak sengaja tidak menjawab telponnya.

Ia memang kesal tadi siang. Saat keluar dari kantin, ia tiba-tiba mendapat telpon dari ibunya yang mengatakan bahwa kakak laki-lakinya, Chen Yuang pulang dari Amerika dan ibunya memintanya untuk segera pulang dan makan siang bersama.

Feiyu menyetujui itu dan langsung menuju mobilnya untuk pulang.

Setelah sampai dirumah ia berniat untuk menghubungi Yunxi namun ponselnya mati, akhirnya ia mengcharger ponselnya. Sambil menunggu, ia mengobrol banyak hal dengan ayah, ibu dan kakaknya.

Namun sekali lagi, ia lupa menghubungi Yunxi seperti biasa. Ia tertidur setelah berbicara banyak, berbicara tentang kuliah, pertemanan dan kekasihnya.

Feiyu menghela napas, ia merasa bersalah karena itu. Kekasihnya pasti merasa sangat kecewa dan sedih karena diabaikan. Saat memikirkan itu Feiyu memutuskan untuk mengunjungi supermarket dan membeli beberapa coklat, chiki-chikian dan cemilan lainnya untuk Yunxi sebagai permintaan maaf.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam akhirnya ia sampai di gedung pencakar langit yang merupakan gedung apartemen Yunxi. Ia turun dari mobilnya dan memasuki lift menuju lantai 15, lantai dimana kamar apartemen Yunxi berada.

Sesampainya didepan pintu kamar kekasihnya ia memencet bel dengan tangan kanannya sedangkan tangan kiri menenteng banyak bawaan.

Ia sudah memencet bel tiga kali dan akhirnya pintu terbuka menampakkan pemandangan kekasihnya menggunakan kemeja hitam yang dua kancingnya terbuka hingga kemeja itu melorot dibagian bahunya, menampakkan bahu putih kekasihnya. Yunxi menggunakan celana pendek yang bahkan tidak terlihat karena tertutupi kemeja besar ditubuhnya.

Yunxi terkejut melihat kehadiran Feiyu, ia mengucek matanya untuk memastikan ia tak salah lihat. Ia tertidur saat sedang mengoreksi nilai mahasiwa dan terbangun saat bel kamarnya berbunyi. Betapa terkejutnya ketika membuka pintu ia disuguhi wajah tampan kekasihnya yang sedang berdiri menjulang menggunakan kaus hitam dan celana jeans dengan warna senada dengan kaus itu.

"Arthur?"

Yunxi mencoba memanggil kekasihnya yang melamun sambil menatapnya.

Feiyu tersadar mendengar panggilan itu, tangan kanannya ia bawa untuk membetulkan kemeja kekasihnya.

"Jangan keluar dengan keadaan seperti ini, sayang."

Yunxi merona, lalu mengangguk paham dan mempersilakan kekasihnya masuk.

Mereka duduk bersebelahan di sofa yang ada di apartemen itu, Yunxi melihat bawaan Feiyu yang begitu banyak tidak tahan untuk tak bertanya, "Apa yang kau bawa?"

Feiyu segera memberikan kotak makan yang ibunya berikan seraya berkata, "Ibu memberikan ini, ia bilang menantunya harus makan yang banyak."

Yunxi kembali merona mendengarnya, lalu menunduk dengan wajah menyesal, "Arthur, aku merepotkan ibu lagi.."

Feiyu tersenyum, ia meletakkan barang bawaannya diatas meja juga kotak makan ibunya. Feiyu mengangkat tubuh Yunxi dengan mudah dan mendudukkan lelaki manis itu di pangkuannya, "Xi-ge sama sekali tidak merepotkan, ibuku sangat menyayangimu."

Yunxi menyamankan diri di pangkuan Feiyu lalu menyandarkan dahinya di bahu lebar pemuda itu, "Tetap saja."

Feiyu tidak menjawab lagi, kekasihnya hanya sedang khawatir. Akhirnya ia mengusap punggung kekasih manisnya sambil mengecupi tengkuk Yunxi.

(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang