21. Rumah Luo

188 18 0
                                    

Mereka duduk bersama di ruang keluarga, Feiyu duduk bersama Yunxi di sebelahnya, lelaki manis itu sangat manja saat ini, ia bahkan sempat merajuk karena merasa ibunya mengambil tunangannya karena Luo Qinyan menempeli Feiyu terus menerus sambil mengajaknya bicara.

Feiyu tersenyum lalu mengelus kepala Yunxi di bahunya.

Luo Qinyan menatap putra manisnya lalu berbicara, "Bagaimana mungkin kau cemburu pada ibu Xixi?"

Yunxi menatap ibunya sebal lalu memeluk pinggang Feiyu erat, "Ibu menempeli Arthur-ku terus menerus, aku tidak suka!" jawabnya ketus.

Feiyu menghela napas lalu mencoba membujuk Yunxi, "Sayang, jangan seperti itu pada bibi."

Yunxi melepaskan pelukan pada pinggang Feiyu lalu menatapnya galak, "Kau bahkan lebih membela ibu Arthur, dasar menyebalkan!"

Yunxi bangkit dan naik ke kamarnya, sedangkan Feiyu hanya menatap lelaki manis itu tidak percaya. Tunangannya menjadi sangat pemarah hari ini, ia tidak mengerti, apakah benar kata ibunya bahwa ia hamil?

Luo Qinyan dan Luo Zixin hanya menggeleng melihat kelakuan putera mereka, lalu Luo Zixin berbicara, "Biarkan saja, dia memang seperti itu. Ah, kita belum berkenalan."

Feiyu mengalihkan pandangan pada lelaki yang terlihat lembut tersebut, wajah lembutnya benar-benar mirip Yunxi, ia tersenyum lalu berdiri untuk membungkuk  "Paman, perkenalkan aku Arthur Chen Feiyu, pasangan Xi-ge."

Luo Zixin tersenyum, "Duduklah Feiyu, tidak perlu sungkan. Kau adalah tunangan dari anakku bukan begitu?"

Feiyu mengangguk, Luo Zixin berbicara kembali, "Aku adalah ayah dari tunanganmu  Luo Zixin. Kau benar-benar putra dari Chen Kaige?"

Feiyu mengangguk kembali lalu menjawab, "Ya paman, aku adalah putra dari Chen Kaige."

Luo Zixin mengangguk mengerti, "Jangan memanggilku paman, panggil aku ayah. Kau adalah putraku juga mulai sekarang."

Baru Feiyu akan menjawab, namun wanita ibu dari tunangannya menyela, "Panggil aku ibu juga!"

Feiyu tersenyum lalu mengangguk, "Terima kasih sudah menerimaku." ia berkata sambil menundukkan sedikit kepalanya.

"Kau adalah anak yang baik, bagaimana mungkin kami menolakmu?" ucap Luo Zixin halus.

"Terima kasih pam- Ayah.." Feiyu hampir memanggilnya paman karena merasa canggung.

Sedangkan Luo Zixin hanya terkekeh,  "Istirahatlah, kamar Xixi ada di lantai dua, pintunya berwarna biru langit."

Setelah mengobrol sebentar dan mengiyakan ucapan calon ayah mertuanya ia bergegas ke kamar Yunxi untuk membujuk lelaki manis itu.

Yunxi biasanya tidak semanja dan sesensitif ini. Ia selalu bersikap dewasa dan tenang, namun kali ini tidak.

Ia masuk ke dalam kamar yang ditunjukkan oleh ayah lelaki manis tersebut dan melihat Yunxi tengah membaca buku di sofa kamar itu.

Feiyu melangkahkan kakinya untuk mendekati manisnya setelah menutup pintu dan menguncinya, Yunxi mengabaikan lelaki tinggi tersebut karena masih kesal.

Feiyu tersenyum lemah lalu berlutut dibawah Yunxi, tangannya ia gunakan untuk menyingkirkan buku yang tengah dibaca lelaki manis tersebut.

Yunxi kesal lalu menatap Feiyu tajam, "Kau menganggu."

Lelaki tinggi tersebut menghela napas lalu menggenggam tangan kurus milik tunangannya, "Maaf, aku tidak bermaksud mengabaikan Xi-ge atau tidak membujuk. Tapi tadi aku harus mengobrol sebentar dengan ayah Xi-ge."

(Feiyunxi) Meeting and Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang