01 - Papa Muda

5.1K 849 47
                                    

Bruukk!! Seorang gadis secara tiba-tiba jatuh dari sebuah pohon.

"Awww!!" (Name) meringis kesakitan sambil mengelus pinggangnya yang berdenyut.

(Name) yang masih kesakitan malah dihampiri anak kecil, "Ba-!"

"Kamu siapa dek?" Ia merasa tak asing dengan anak perempuan itu.

Entah kenapa seperti pernah melihat, tapi (Name) sendiri bukan tipe orang yang suka anak-anak. Jadi ia tidak yakin dengan identitas anak ini.

"Bu! Ba--! Hahaha!" Ia mengangkat kedua tangannya dan tertawa.

(Name) akui kalau anak itu sangat menggemaskan, 'Sekarang gue tau kenapa si Ucup suka loli..'

Pandangan (Name) menangkap tag dileher anak itu, ia segera mengecek apa yang tertulis disana.

[Jang Yena, telepon +82.....]

"Jadi nama kamu Yena ya?" (Name) mengelus kepala anak itu gemas.

Setelah puas mengelus kepala Yena, gadis itu berdiri dari jongkoknya dan mencari benda pipih berbentuk persegi panjang yang seharusnya ada disaku celananya.

Setelah mencari ke seluruh saku yang ada di pakaiannya, ia memang menemukan ponsel. Tapi itu bukan miliknya.

Karena yang sekarang dipegang (Name) bermerek samsang sedangkan milik (Name) sebelumnya buatan China.

'Daripada engga ada yakan, lagian ini ada dikantong gue. Gak mungkin spek anime kek gue nyuri.'

Ia mengetikkan nomor yang ada di tag Yena dan menelponnya. Tak lama kemudian nomor itu tersambung.

"Halo Bu, anaknya sama saya." Ucap (Name) tanpa to the point.

Terdengar orang yang ada disisi lain menjawab dengan penuh kelegaan, "Ah! Baik, terimakasih banyak! Anda sekarang dimana ya?"

(Name) terdiam, dari tadi dirinya sibuk memperhatikan Yena hingga melupakan kejadian aneh yang ia alami sebelumnya.

Gadis itu menatap sekeliling, sebuah taman yang tidak terlalu luas namun juga pas untuk bersantai. Ia tidak pernah lihat taman seperti ini di komplek rumahnya!!!

"Saya juga tidak tahu saya dimana," jawab (Name) jujur.

"Eh?" Orang ditelpon juga ikut bingung.

"Tadi saya jatuh dari pohon, terus anak ibu deketin saya. Betewa anda cowok ya? Berarti bapak?"

"Iya saya cowok--daripada itu, coba anda lihat sekeliling, ada sesuatu yang bisa jadi petunjuk?"

"Baik pak, bentar."

Sebelum (Name) mengikuti anjuran bapak ditelpon, ia menggendong Yena agar anak itu tidak pergi darinya.

Barulah setelah itu (Name) melihat sekelilingnya. Sekarang ia melihat lebih jelas dari sebelumnya.

Saat itu ia baru menyadari, mulai dari tulisan dan bahasa yang ia gunakan sejak tadi bukanlah bahasa negaranya. Tapi, bahasa Korea!!

"Halo, mba? Mba?! MBAA!!" Si bapak ngegas.

"Eh.. maaf pak, tiba-tiba saya inget sesuatu. Oh iya, di dekat taman ini ada orang jualan crepes. Bentar saya beli dulu, sekalian buat Yena--Eh, Yena boleh makan crepes gak sih pak?" Salfok (Name) saat melihat food truck yang tak jauh darinya.

"Yena belum boleh! Bentar saya lari kesana!! Jangan matiin telponnya!!"

"Ati-ati pak, nanti encok kalo lari!" Ucap (Name) saat menyadari kalau bapak Yena benar-benar lari.

"Ba-!! Wuahaha!!" Yena kembali tertawa.

(Name) mengurungkan niatnya untuk membeli crepes karena saat dia merogoh kantong, tak ada uang disana. Alhasil ia hanya duduk ditempat yang tak jauh dari tukang crepes tersebut.

"Bapakmu lagi lari-lari tau? Ayo semangatin bapakmu Yena-chan! Go go! Bapak Yena! Go go!!"

Ia memangku Yena dan menaik turunkan tangannya mempraktekkan.

Seolah paham maksud (Name), Yena menanggapi, "Bu, Ba!! Bu--Ba!"

"Pinter banget kamu Yena-chan, pasti gedenya OP!"

"Bo! Be!! Ba--!!"

(Name) mengangguk-angguk, "Hmm! Yena-chan memang pintar! Sekarang coba ikutin Onee-chan, kuku kaki kakakku kaku-kaku kayak kuku kaki kakekku. "

"Ba--?"

"Kamu noob Yena-chan, gitu aja gak bisa."

Tak lama kemudian setelah beberapa menit mereka bermain, seorang pria berambut gulali berlari kearah mereka seperti orang gila.

"Haah.. Haaah... Ha..." Nafasnya tersengal-sengal.

"Butuh aqua mas?" Tanya (Name) ngawur.

"Ba! Baba--!" Yena menggapai-gapai ke arah pria itu.

"Eh?" Mendengar panggilan Yena pada pria itu membuat (Name) kaget.

"Haa.. Yena!" Ia mengambil Yena dari pangkuan (Name) dan hendak memeluk anak itu namun terhenti. Sepertinya ia takut Yena terkena keringat dibadannya.

"Mas kakaknya Yena?" Tanya (Name) saat melihat wajah rupawan orang yang menggendong Yena sekarang.

"O-oh, bukan. Saya ayahnya.." ia sedikit menunduk malu.

"Hmm.." (Name) memandang pria itu dari atas kebawah.

Pria ini sangat tampan, bahkan dia masih pakai seragam. Apa benar dia ayah Yena?

"Pasti tidak pantas ya, orang sepertiku menjadi ayah? Mengurus Yena saja tidak becus."

(Name) termenung sesaat, "Tidak juga, jarang ada yang mau bertanggung jawab. Tapi, bukan berarti perbuatan yang sudah bapak lakukan benar."

Pria itu tersenyum kecut mendengar perkataan (Name).

"Oh, dan.. yang terpenting Yena bahagia kan? Bukankah itu cukup?" Lanjut (Name) sambil menatap Yena yang ada di gendongan ayahnya.

Orang itu membeku, 'Benar kata gadis ini, Yena sudah menjadi segalanya bagiku. Asalkan Yena bahagia..'

"Kau benar. Terimakasih sudah menjaga Yena!" Pria itu menunduk sampai 90°. Ia benar-benar serius.

"O-oh.. jangan terlalu formal.." (Name) memang sering melihat orang membungkuk di komik, tapi jika merasakan secara langsung sangat aneh.

"Sepertinya kita seumuran ya? Namaku Janghyun, salam kenal."

"Aku (Nam--EHh?! Siapa namamu tadi?" (Name) melotot kearah Janghyun.

Janghyun kaget, 'jangan-jangan gadis ini tau soal Hostel? Tapi kalaupun tau, tidak mungkin dia tau aku.'

"Namaku Janghyun, nona."

"Ja-SMA Jaewon?!" Pekik (Name) kaget.

Janghyun mengusap lehernya malu, "Itu memang sekolahku."

'NANI?!! Watashi masuk Webtoon?!!' (Name) menatap rambut gulali Janghyun dan Yena secara bergantian.

(Name) masih shock. Sedangkan Janghyun kebingungan kenapa gadis didepannya memasang wajah panik.

"Anda kenapa nona?" Tanya Janghyun khawatir.

"Tenang, watashi daijoubu kok.." (Name) tersenyum paksa.

Mendengar bahasa wibu (Name) yang tidak jelas, membuat Janghyun bingung, "Ha..?"

Brooott. Suara surgawi datang dari Yena, sepertinya anak itu sedang panggilan alam.

"Aa.."

Pertemuan mereka berakhir dengan Janghyun yang berlari kalang kabut mencari kamar mandi. Sedangkan (Name) masih memproses apa yang terjadi padanya.

.
.
.
.
.
Tbc

Wibu Masuk LookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang