24 - Interogasi

2.1K 427 18
                                    

Setelah tau apa yang terjadi di sana, Zin langsung meninju Zeus seperti orang kesetanan. Dia tidak berhenti bahkan ketika Mijin memintanya.

Barulah saat polisi datang, Zin ditarik menjauh dari Zeus yang sudah babak belur.

Semua orang yang terlibat dalam insiden ini diinterogasi, tak terkecuali (Name) dan Miru. Sebagai perempuan, mereka disalahpahami sebagai korban.

"Kalian pasti sangat shock.. Silahkan minum dulu untuk menenangkan diri." Polisi memberi segelas air putih.

"Oh ya, terimakasih." Miru meminum air itu.

"Omong-omong pak, dimana Mijin?" Tanya (Name).

"Kalau kau bertanya soal gadis berambut coklat, dia menemani pria bernama Zin ke rumah sakit. Mereka akan ditanyai juga nanti." Jawab polisi.

'Rumah sakit?' batin Miru bingung.

'Yang dia lakukan hanya meninju dan sekarang masuk rumah sakit??' (Name) tak mengerti kenapa Zin harus sampai dibawa ke rumah sakit.

"Baiklah, kembali ke topik. Bagaimana bisa kalian berada di gudang itu? Apa pelaku meminta kalian kesana atau semacamnya?" Tanya polisi dengan wajah serius.

"Tidak. Kami mendengar teriakan, makanya pergi kesana." Jawab Miru apa adanya.

"Gudang itu cukup jauh dari asrama kalian, tidak mungkin kalian mendengar teriakan kalau jaraknya sejauh itu." Ucap polisi mengira-ngira "Kalian berdua tak perlu takut, penjahat itu sudah ditangkap.. Kalian bebas untuk bicara yang sebenarnya."

(Name) dan Miru saling bertatapan, mereka mulai merasa kalau pihak kepolisian salah paham.

Melihat sikap mereka yang kebingungan, polisi malah semakin yakin kalau keduanya merupakan korban.

"Tidak apa-apa.. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, penjahat itu akan dihukum dan kalian bebas mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi." Ucap polisi dengan senyum meyakinkan.

"Tapi pak kami memang datang karena mende--" Ucapan (Name) dipotong.

"Apa perlu aku panggilkan polisi wanita agar kalian lebih leluasa? Sesama wanita seharusnya lebih mengerti kan?" Tawar polisi ramah.

"Tidak perlu." Tolak Miru.

"Pak, kami mengatakan yang sebenar-benarnya.. Saat itu saya dan Miru sedang berjalan-jalan, lalu tiba-tiba ada teriakan dari arah gudang!" Jelas (Name).

"Dua orang perempuan berjalan di tengah malam.. Penjahat itu pasti hilang kendali saat melihat kalian ya.." Gumam polisi menebak situasi.

"Tunggu, tunggu! Kenapa bapak mengartikannya seperti itu?"

Mau sebanyak apapun (Name) dan Miru menjelaskan, mereka tetap disalahpahami sebagai korban.

"Sepertinya bajing*n itu telah mengancam dengan sangat kejam.. Kalian bahkan terus-terusan membelanya." Ucap polisi prihatin.

"Bukan gitu pak.." (Name) sudah lelah menyangkal.

"Tidak mungkin kami membela orang mesum.." Miru berharap ini segera berakhir.

Polisi menghela nafas, "Baiklah, kondisi kalian saat ini pasti sangat lelah. Kalian harus menenangkan diri, kami akan mengantar kalian pulang ke rumah."

"Eh? Naik mobil polisi?" Tanya (Name).

"Iya, kalau pulang dengan bus, malah akan ditanyai ini itu oleh teman-teman. Kalian tidak ingin diinterogasi dua kali kan?"

Wibu Masuk LookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang