21 - Belajar(2/2)

2K 466 26
                                    

(Name) berputar menelusuri perpustakaan mencari keberadaan Sung Taehoon kw, namun usahanya tak kunjung membuahkan hasil.

Tak mau waktunya terbuang sia-sia hanya untuk menemukan mahluk seperti Yejun, (Name) menghentikan pencariannya dan duduk di bangku kosong.

Gadis itu membuka buku yang sejak tadi ia bawa-bawa, membaca setiap halaman dengan cermat walaupun tidak paham apa yang sebenarnya dibahas.

'Pada saat bermain di lapangan. Denis melihat sebuah bayangan tiang bendera yang panjang, kemudian Denis mulai berpikir berapakah tinggi tiang bendera tersebut...'

Hening beberapa saat, (Name) mencoba mencerna contoh soal yang baru saja dia baca.

'...Orang gabut mana yang repot-repot ngukur tiang bendera?! Lu segabut apa Denis??? Udah sono lanjut main aja ah elah, gak udah buat persoalan kek gini.'

(Name) memijat pelipisnya frustasi, sejak tadi ia disuruh mengukur jarak antar sungai, jarak gedung dan helikopter, sekarang tiang bendera.

Dalam kondisi apa ia memerlukan rumus ini? Dia tidak berniat menjadi ahli sipil ataupun arsitek, bekerja di warung bibi Kobayashi seumur hidup sepertinya lebih baik daripada harus berhadapan dengan perhitungan rumit seperti ini.

Rasanya ia ingin menginjak-injak buku itu dan membakarnya.

(Name) menghela nafas, mencoba menghilangkan pikiran buruk tentang merusak buku. Lagipula ini buku perpustakaan, yang ada malah kena denda.

'Sial, sekarang malah latihan soal..'

Dengan enggan (Name) mengeluarkan buku tulis dan bolpoin, mencoba mengerjakan satu soal sebelum berpindah ke mata pelajaran lain.

Dari awal dirinya sudah salah karena memilih matematika sebagai pembuka.

'Soal macam apa ini astaga.. Sudutnya 60°, ini dikali.. Eh, dikali atau dibagi? Dikali aja deh ...Oh! Hasilnya C! Gila, selama ini ternyata watashi jenius!! Mungkin dah cocok masuk Classroom of The Elite? Muehehehe..'

Belum sempat (Name) mencoret jawaban C, sebuah bisikan halus berhasil membekukan tubuhnya, "Hm? Bukankah yang benar itu D?"

"NGAGETIN AN---" Orang itu segera menutup mulut (Name).

'Kenapa si nobita jadi-jadian muncul lagi sih bangs*t?!!' (Name) mengerutkan kening pada Yoojin.

"Ssst.. Kita sedang di perpustakaan." Matanya menyipit kala menganggap reaksi (Name) cukup menghibur, "Jangan berisik nona (Name)."

(Name) menepis tangan Yoojin dari mulutnya dan mendecih kesal, "Kau mengejutkanku Yoojin-san."

"Anda benar, sepertinya saya agak berlebihan tadi. Saya mohon maaf, sungguh." Yoojin membungkuk kecil.

"Hmm.. Ya..." Entah kenapa (Name) merinding melihat Yoojin membungkuk padanya.

"Bolehkah saya duduk disini nona?" Ia menunjuk kursi kosong didepan (Name).

"Terserah, itu milik umum."

Yoojin tersenyum lembut, ia menaruh bukunya dan duduk di kursi yang dimaksud.

"Anda sedang belajar matematika?" Tanya Yoojin memperhatikan buku (Name).

"Iya, ini cukup sulit.. Sebenarnya sangat." (Name) tidak mengatakan dua kata terakhir karena gengsi.

Wibu Masuk LookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang