04 - Cari Kerja

3.7K 778 47
                                    

Dipinggiran sungai Han, (Name) merenung sambil memandangi keindahan kota.

"Ternyata bener kata Ayanokouji, manusia hanya alat."

Singkatnya, dia sedang frustasi karena tak ada yang mau menerima lamaran kerjanya. Padahal gadis itu sudah berpindah dari cafe ke cafe dan toko ke toko dari matahari terbit sampai tenggelam. Tapi semua menolaknya.

Alasan penolakannya juga bermacam-macam.

"Kami sudah punya cukup pegawai."

"Terlalu muda."

"Nak, apa kau kabur dar rumah?"

"Jika ada preman yang berbuat masalah, kau tidak akan bisa melawan."

"Kau kuat? Apa kau sedang bercanda?"

"Kau sudah ijin orang tuamu?"

"Maaf, kau tidak terlihat meyakinkan."

(Name) menghela nafas untuk kesekian kalinya.

"Padahal udah bela-belain beli baju baru tetep aja ditolak."

Siang tadi, gadis itu membeli pakaian atas saran seseorang yang mengatainya gembel.

Celana kain hitam polos dan kaos putih bertuliskan 'Kawaii', luarannya tetap jaket yang sebelumnya dipakai.

"Apa kau yakin baju itu bagus?" Tanya seseorang tiba-tiba.

"Huh?" (Name) menoleh, seorang pria berkacamata hitam berdiri dibelakangnya.

"Om siapa? Sok asik."

Duagh!

"Aaw!!" Kepala (Name) dijitak oleh pria tersebut.

"Aku seumuran denganmu."

"Om gak usah bohong, saya tau om ganteng. Tapi gak perlu sampe bilang seumuran juga kali."

"Hei, aku tidak bercanda." Suaranya serius.

(Name) masih tidak percaya, tapi lebih memilih untuk meminta maaf, "Oh, maaf."

"Apa kau mau pekerjaan?" Tanyanya tiba-tiba.

"Ha?" Beonya bingung.

Darimana pria ini tau kalau dirinya sedang cari kerja?

"Mau gak?" Tanyanya lagi.

"Engga ah, takut." (Name) mengalihkan pandangannya kearah lain.

Pria itu menyeringai, "Takut? Perempuan yang menghajar segerombolan preman tanpa meneteskan sebutir keringat, takut?"

(Name) membeku. Kemarin dia memang memukuli preman tapi hanya 3 orang, apakah itu termasuk segerombolan?--Eh..

Jika pria berkacamata ini salah paham dan mengira bahwa preman yang dihajar Yohan adalah ulahnya, maka..

"Ch-chotto matte! Sepertinya kau salah paham om!"

"Bahasa Jepang lagi.. 日本人ですか?(Apa kau orang Jepang?)"

(Name) terkejut, baru kali ini ada yang mengira bahwa dirinya orang Jepang. Ia tak ingin menambah kesalahpahaman, tapi kali ini tak bisa dihindari. Jiwa wibunya berkoar-koar.

Sambil menahan senyum, (Name) menjawab, "ね、あなたも? (Benar, kau juga?)"

"Hmm.. sepertinya kau bukan orang Jepang, aksenmu jelek. Kenapa ngaku-ngaku?"

Jleb. Ucapan pria itu seperti panah yang menusuk jantung (Name).

Bukannya malu, (Name) malah bertanya-tanya bagaimana bisa dirinya ketahuan secepat ini? Padahal ia yakin sudah meniru dengan sangat baik.

Wibu Masuk LookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang