23 - Save Mijin

1.9K 422 25
                                    

Hari kedua kamp pelatihan, (Name) dan yang lainnya pergi ke sungai untuk melakukan rekreasi rafting.

Sesampainya disana, ia malah tidak sengaja berpapasan dengan mahluk paling nyebelin, sekaligus biang kerok dari berbagai arc Lookism.

Orang yang mendorong Hyungseok kita tercinta dari lantai bertingkat! Siapa lagi kalau bukan Park Jigong--maksudnya, Jiho.

'Anj*ng malah ketemu nih orang.'

"Bukankah ini berbahaya? Kalau jatuh dari perahu dan terkena batu bagaimana?? Aduh.. ingin pulang!! T-tapi ini permainan anak gaul, aku tidak boleh ketinggalan! Akh! Gimana nih..." Gumam Jiho ketakutan sendiri. Dia sama sekali tidak menyadari kalau ada (Name) disebelahnya.

(Name) memutar bola matanya saat mendengar gumaman Jiho, "Kalo lagi sial ya paling mati."

"Hi-Hiiii..!!" Jiho kaget karena tiba-tiba ada yang menyahuti gumamannya.

"Tapi tenang saja, kau tidak akan kenapa-napa kok. Karena lu matinya didorong dari atas gedung." (Name) menelan kalimat terakhirnya.

"A-apakah benar?" Gagapnya malu-malu, "T-terimakasih sudah menyemanga--"

"Jangan kegeeran." Potong (Name) sebelum pergi kearah Mijin.

'Sudah kuduga (Name) menakutkan!! T-tapi kenapa dia berbicara denganku? Oh! Jangan-jangan sekarang aku sudah menjadi anak gaul?? Pasti itu alasannya!' batin Jiho kegirangan.

Sayangnya belum sampai di tempat Mijin, (Name) malah ditarik paksa oleh teman-teman sekelasnya.

"Mau kabur kemana kau nenek lampir." Ucap orang yang menarik tangan kiri (Name).

"Maaf.. tapi, kau harus ikut kami." Ucap orang yang menarik tangan kanan (Name).

"Jangan marah, ini demi kebaikan bersama!" Ucap orang yang menghalangi pandangan (Name) dari Mijin.

"MINGGIR KALIAN!! WOY!! Akh--TIDAAAKK!! MIJINNNN!!" Teriak (Name) dramatis saat dirinya ditarik menjauh dari Mijin.

"Jangan berisik!" Satu orang lagi datang untuk menyumpal mulut (Name).

"Hmph--!!! Hmph--!!"

Aksi penculikan(?) itu tentu saja menarik perhatian orang-orang, tapi rata-rata dari mereka mengabaikan atau hanya mengirim bela sungkawa kepada (Name).

Kenapa reaksinya begitu? Tentu saja karena ini bukan sekali dua kali jurusan arsitektur membuat keributan.

Jadi lama kelamaan mereka mulai terbiasa dengan tingkah abnormal jurusan tersebut.

Keempatnya membawa (Name) menghadap wali kelas jurusan arsitektur.

"Selamat pagi, (Fullname)." Sapa wali kelas penuh wibawa.

Bukannya menjawab, (Name) malah memasang wajah kebingungan, "Sejak kapan kalian mematuhi wali kelas?!"

Mereka berempat menggeleng, ""Tidak pernah!""

"Terus?"

""Tentu saja ini perintah komandan!"" Balas keempatnya serempak sambil menunjuk Vasco yang sedang bermain air dipinggir sungai bersama Bumjae.

Wali kelas yang menyimak pembicaraan mereka merasa terhina derajatnya lebih rendah dari Vasco, 'Dasar bocah lacknat.'

"Ekhem! Ekhem!-- (Name), bapak tau kamu ingin bermain bersama temanmu, tapi jangan sampai lupa kalau kamu tetap jurusan arsitektur! Kamu juga harus bergaul dengan jurusan ini!!" Pria paruh baya itu mencoba mempertahankan martabatnya sebagai wali kelas.

Wibu Masuk LookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang