1. 'Tadaima', Murid Baru

606 40 3
                                    

Waktu cepat berlalu dan hari baru terlahir bagai kertas putih yang belum ternodai catatan peristiwa hari ini. Tahun ajaran baru dibuka dengan cuaca pagi hari menyejukkan mata. Pohon sakura menggugurkan kelopak bunganya terbang terbawa angin. Bagai konfeti menyambut pelajar berjalan menuju sekolah. Berkumpul kembali dengan teman lama adalah hal yang paling dirindukan karena sebagian besar dipisahkan oleh liburan kenaikan kelas

Konoha High School atau lebih singkatnya KHS mulai didatangi para siswa yang menimba ilmu. Saat memasuki gerbang, bisa dibedakan antara siswa baru dengan siswa lama. Mulai dari seragam baru dengan benang jahitan tidak ada yang menyembul keluar dan cara mengobrol antar teman. Kalau siswa baru, pastinya ada yang berjalan menyendiri tanpa menghilangkan senyuman terbaiknya karena mulai hari ini statusnya menjadi pelajar menengah atas. Ada juga diantara mereka mengobrol sepanjang jalan karena teman semasa SMP kembali bertemu dan satu sekolah.

Setiap sekolah memiliki peraturan saat memasuki lingkungan sekolah. Salah satunya sebelum masuk ke ruang kelas, semua siswa KHS harus mengganti sepatu pantofel hitam dengan uwabaki, sepatu berbahan kanvas putih. Koridor yang dipenuhi loker khusus siswa pun tampak ramai ketika setiap siswa melaksanakan peraturan mengganti sepatu tersebut.

"Sakuraaa !! Kenapa dengan rambutmu ?!"

Teriakan kencang menyambut gadis bernama Sakura saat menginjakkan kaki di kelas. Teriakan itu juga berhasil membuat sebagian orang yang sudah ada di dalam kelas tertuju kepadanya.

"Hey hey, apa-apaan sih pig pagi-pagi sudah teriak begitu ?" celoteh Sakura cuek. "Seharusnya kau bilang, 'Sakura, kok kamu makin cantik ?!' atau 'Sakura, aku bawa oleh-oleh dari Korea loh' atau 'Sakuraaa, aku beli sepaket skincare untukmu !' minimal 'Selamat pagi, Sakura !," kata Sakura memberikan banyak alternatif sapaan.

Ino hanya menyengir dan merangkul lengan Sakura. Mereka berjalan menuju sudut kelas. Sakura ingin posisi duduk yang bisa menghilangkan rasa kebosanan ketika jam belajar berlangsung, tepatnya dekat dengan jendela. Kebetulan masih ada meja dan kursi yang belum ditempati.

"Hahaha, kau ini lucu sekali forehead. Untuk oleh-oleh, kau tenang saja. Aku sudah membawakan khusus untukmu !"

Mata Sakura membulat sempurna dan raut wajahnya berbinar-binar. Bagaimana tidak senang kalau sahabatnya memberikan buah tangan. Apalagi dari luar negeri.

"Benarkah ? Mana, mana ?!" tanya Sakura antusias dan menggerakkan tubuh Ino ke kanan dan kiri untuk menemukan oleh-oleh yang dimaksud.

Ino menggeleng-gelengkan kepalanya dan tertawa melihat tingkah konyol Sakura. Sahabatnya itu terlalu energik.

"Tenang saja forehead, aku sudah menyiapkannya," jawab Ino tanpa kebohongan sama sekali. "Tapi sebelumnya tolong jelaskan padaku. Tahun ajaran baru, model rambut juga baru. Habis buang sial, eh ?" ledek Ino.

Perasaan senang yang melanda hatinya kembali dijatuhkan dengan mudah oleh ledekan Ino. Sakura mendengus kesal. Kedua tangannya dilipat di depan dada. Sahabat pirangnya itu terkadang masih terbawa mitos kalau memotong rambut itu sama saja habis membuang sial. Memangnya kesialan apa yang Sakura dapatkan selama liburan ? Terkadang Sakura harus mencuci otak Ino dari segala mitos yang ada di kepalanya.

"Memangnya ada yang salah kalau rambutku dipotong pendek seperti ini? Aku tidak merasa gerah dan tidak repot untuk mengikatnya," kata Sakura sambil menyentuh ujung rambutnya.

Helai rambut merah muda sebahu Sakura dimainkan oleh Ino. Rasanya Ino lebih tertarik menginterogasi rambut Sakura daripada pemiliknya yang sudah memasang muka bingung.

"Hmm, ayo ikut aku ke kamar mandi ! Kubuat kau makin cantik di tahun ajaran baru ini. Kali saja ada seseorang yang langsung menyatakan perasaannya kepadamu, forehead."

LOVING HIM WAS REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang