Bab 15

277 114 4
                                    

Hay kalian, jangan lupa vote!
Sekalian follow akun Dhap!

Terimakasih (◍•ᴗ•◍)

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Bagas terus melajukan kendaraannya semaksimal mungkin sedangkan Nita hanya bisa berdoa dengan tangan yang melingkar di pinggang Bagas. Hembusan angin kencang membuat Nita agak kesusahan untuk memegangi boneka yang lumayan ini. bahkan apapun yang ia katakan kepada Bagas hanya terdengar seperti hembusan angin yang berlalu.

Sedangkan di sisi lain terdapat beberapa motor dengan kecepatan yang sama mengikuti kemanapun Bagas dan Nita membelokkan laju kendaraannya. Hingga di suatu saat ketika salah satu pengendara motor itu melaju dengan kecepatan fantastis sehingga ia bisa sejajar dengan kendaraan milik Bagas.

"Berhenti!" Teriak pengendara motor itu yang berhasil berada sejajar di samping kanan kendaraan Bagas.

Nita menatap sejenak pengendara motor itu dengan jantung yang berdegup kencang, tangannya makin mempererat pegangan pada pinggang lelaki di depannya. Berharap bahwa ini akan baik-baik saja.

"Berhenti atau aku dorong motor kalian!" Ancam pengendara motor itu.

Bukannya makin tenang jantung Nita makin berdegup kencang serta matanya juga tak bisa lagi dikondisikan, melotot begitu saja. Namun untungnya Bagas segera melajukan kendaraannya secepat mungkin, bahkan Nita sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Mungkinkah dirinya akan aman Atau mungkin sebaliknya. Yang terpenting adalah dia selalu memanjatkan doa di dalam hati untuk melindungi dirinya dan Bagas.

Di area pertikungan Bagas dengan lihainya membelokkan motornya membuat penumpang di belakang yang merasa makin dag dig dug ser. Bahkan mungkin Nita seolah bisa merasakan nafasnya yang sudah tidak lagi menghirup oksigen.

Sebelum para pengendara motor di belakangnya ikut membelokkan kendaraannya, Bagas segera melipirkan motornya menuju pohon dengan semak-semak belukar, dan langsung memutar kunci motornya guna mematikan kendaraan untuk sementara waktu sehingga tidak ada cahaya apapun yang terlihat dari kendaraannya.

Bagas segera menggeser motornya agar makin memasuki area hijau yang memungkinkan tidak dapat nampak secara langsung oleh para pengendara motor itu. Walaupun Bagas terlihat tenang, dirinya sebenarnya merasakan jantung yang berdegup cukup kencang seperti apa yang dirasakan oleh Nita. Namun bedanya, sekarang Nita bukan hanya merasakan jantungnya berdegup kencang, tubuhnya kini bergetar hebat merasakan ketakutan ketika mengingat ancaman pengendara motor itu yang akan mendorong motor mereka.

Bagas yang melihat keadaan Nita cukup panik, mulai memegang lengan wanita itu hingga pemiliknya menatap Bagas dengan nafas yang memburu hebat. "Tenang, ada aku disini."

Apa yang diucapkan Bagas sangat mudah, namun apa yang terjadi pada dirinya? Tetap saja tidak ada perubahan. Nita tetap bernafas dengan nafas yang terengah-engah seperti habis dikejar hantu. Dan baru saja ia memikirkan hal itu, para pengendara motor yang mengejarnya langsung melesat cepat melewati mereka seolah tidak tahu bahwa mereka ada di sini.

Apa yang sebenernya terjadi hari ini? Kenapa harus malam-malam seperti ini? Dan mereka siapa? Begal?

"Nita, tenang." Bagas menatap Nita, mengelus tangan yang ia genggam dengan lembut, meyakinkan wanita itu agar tetap tenang dalam kondisi seperti ini.

Nita menggigit bibir bawahnya menatap Bagas yang terlihat tenang, padahal lelaki itu juga merasakan apa yang dirasakan dirinya. "Bagaimana aku bisa tenang kak? Kak Bagas dengar apa yang orang itu bilang?" Bisiknya dengan tegas. "Dia mau mendorong motor kita kak. Memangnya kak Bagas tidak membayangkan apa yang akan terjadi pada kita, jika saat itu jatuh!"

Dendam Tersirat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang