Bab 26

219 90 0
                                    

Vote sebelum membaca,
Dan jangan lupa follow.

PERINGATAN!!!
Terdapat adegan kekerasan!
Harap bijak dalam berpikir.
Atau bisa di skip.

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Semalam sepulang dari rumah sakit, Rey bergegas pergi menuju suatu tempat. Menaiki mobil dengan earphone yang masih menempel di kedua telinganya. Rey mengetuk salah satu earphone membuat panggilan masuk padanya. "Bagaimana? Beres?"

"..."

"Jam 2 dini hari semuanya harus beres, hati-hati, dia bisa bela diri."  Sebelum seberang telepon menjawab, Rey lebih dulu mematikan panggilan.

Rey terus melanjutkan perjalanannya menuju jalanan sepi melewati pohon-pohon rindang dipinggir jalan. Tatapan Rey tetap santai, mengendarai dengan kecepatan tinggi. Tepat disuatu bangunan terbengkalai, Rey memasukkan mobilnya diruangan bawah tanah yang tersembunyi. Tempat itu cukup jauh hingga memakan waktu 1 jam untuk tiba dari rumah sakit.

Rey keluar dari mobil, melangkah menuju suatu ruangan. Disana beberapa anak buahnya menyambut.

"Malam bos."

Rey hanya berdehem sebagai jawaban.

Anak buah yang lain bergegas memberikan jubah putih untuk melapisi pakaian Rey agar tidak terkena noda apapun disini. Tak lupa anak buahnya memasang sarung tangan putih untuk menghilangkan jejak sidik jari. Rey dan anak buahnya sudah terbiasa menyamarkan identitas serta menghapus jejak.

Setelah sarung tangannya terpasang, Rey menoleh kearah jam tangannya. "Apakah wanita itu sudah datang?"

"Masih diperjalanan bos, wanita itu sering memberontak."

Rey hanya menampakkan senyuman sinis, tentu saja memberontak. Siapa juga yang rela diculik? Rey membalikkan badan melangkah menuju suatu tempat yang lebih luas, ruangan itu dapat menampung 1000 orang dengan jarak sejengkal, disana juga ada beberapa anak buahnya. "Bagaimana, ada masalah?"

Anak buah Rey menunduk. "Tidak ada bos, semua beres."

"Bagus." Rey kembali melangkah menuju kursi didalam ruangan kaca, kaca tersebut menembus langsung ruangan luas sebelumnya. Didalam ruangan tersebut Rey bagaikan seorang yang menonton televisi dengan layar lebar, lebih tepatnya seperti menonton bioskop kecil.

Tak butuh waktu lama, semua anak buahnya diruangan itu langsung bergegas menuju pintu, menggiring seorang wanita yang baru saja tiba dengan kondisi diikat dan mata yang ditutup, tentu saja dengan kata-kata makian yang keluar dari mulutnya. Mereka membawanya persis diatas tumpukan kayu ditengah ruangan, mengikat tangan wanita itu keatas pada tiang besi. Tubuh wanita itu bagaikan melayang, tidak menyentuh kayu dibawahnya.

Setelah sesi mengikat, Rey keluar dari ruangan dibalik kaca transparan itu, dia mendekati si wanita dengan tersenyum sinis. Langkahnya menaiki tangga non-permanen yang digunakan untuk mengikat wanita itu. Serta membuka tutup mata milik wanita itu.

"Rey?" Tanyanya wanita itu setelah matanya langsung melihat wajah Rey dari dekat. "Lepaskan aku Rey!"

Rey tersenyum ramah seolah tidak ada apa-apa. "Selamat datang Chelsea. Maaf aku tidak akan menyebut nama keluargamu."

Dendam Tersirat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang