Vote sebelum membaca
Terimakasih.._𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_
Caitlin menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kayu yang menjulang tinggi. "Aku hanya bisa mengantarmu sampai pintu, Nona bisa masuk sendiri."
Nita mengangguk, melangkah masuk membuka pintu kayu tersebut. Pandangan matanya langsung memperlihatkan banyaknya bahan-bahan kimia di meja praktek mengingatkannya dengan profesor Agami. Nita menghembuskan nafasnya, menutup pintu kayu tersebut. Entah apa yang harus dia lakukan di sini sendirian. "Permisi."
Tak lama suara dentingan pintu lain membuatnya menoleh. Terlihat seorang laki-laki tua memakai pakaian praktek melangkah ke arahnya dengan senyuman. "Apa kabar Lita?"
Kaki Nita seolah kaku, tatapannya masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Nita menampar-nampar wajahnya berusaha menyadarkan dirinya. Tidak, semua ini nyata. Orang tua itu mendekat dengan wajah cemas, memegangi kedua tangan Nita untuk berhenti menampar wajahnya sendiri. "Apa yang kamu lakukan Lita?"
"Prof-profesor Agami?"
"Ya, ini aku." Seketika wajah panik profesor Agami berubah menjadi senyuman. "Sepertinya aku mengerti, biar aku jelaskan. Aku belum meninggal, Lita. Tuan besar sudah tahu rencana kebakaran itu, sebelum apartemenku terbakar dia membawaku pergi pada detik-detik terakhir. Itu sangat menyeramkan, bahan kimiaku meledak tanpa sisa. Ini sangat memilukan, tapi aku selamat, bahkan aku punya lab baru disini. Tuan besar memberikan cuma-cuma padaku."
Nita tersenyum. "Berarti aku masih ada harapan bertemu Bunda?"
"Memangnya Bundamu kenapa?"
"Orang sama yang membakar apartemenmu, mengirim foto Bunda yang sudah tergeletak penuh darah-" saat Nita akan melanjutkan kalimatnya profesor Agami memotongnya.
"Kalau itu tidak ada yang tahu, apakah Bundamu masih hidup atau tidak. Karena orang itu sudah mengambil foto Bundamu dalam keadaan tergeletak penuh darah itu berarti dia sudah memastikan kalau Bundamu..." Profesor Agami sengaja menghentikan kalimatnya dia tidak tega melihat gadis di depannya ini bersedih.
"Tidak mungkin, profesor saja bisa selamat, apalagi Bunda. Dia pacar Tuan besar yang profesor maksud."
"Sepertinya kita cukupkan topik ini, aku tidak kuat membahasnya." Profesor Agami melangkah mendekati meja putih, membuka laci dan mengeluarkan sebuah ponsel. Profesor mendekati Nita, memberikan ponsel tersebut. "Ini ponsel khusus yang dapat mengakses internet dipulau ini, hanya beberapa orang yang diperbolehkan Tuan besar, termasuk kamu, Lita."
Nita menerima ponsel tersebut. "Aku kira aku mendapatkan ponselku sendiri."
Profesor Agami tersenyum. "Ponselmu sedang diamankan Tuan besar, tapi tenang saja, Tuan besar akan mengembalikannya saat kamu keluar dari pulau ini. Omong-omong tentang ponsel, ponsel ini sudah ada file didalamnya, aku tidak tahu itu apa, yang jelas itu penting bagimu. Jadi jangan sampai ponsel ini berpindah tangan, bisa jadi rahasiamu terbongkar."
Nita mengangguk. Profesor Agami melangkah pada meja kerjanya, mengambil salah satu map dari sekian banyak map, dia membawanya mendekati Nita. "Ini hasil orang bertopeng yang kamu cari."
Nita menerimanya, membuka map tersebut, mengambil kertas didalamnya.
"Aku sempat ragu, mengapa orang itu memakai pisau mainan. Namun ternyata jawabannya tidak aku duga." Profesor Agami, mempersilahkan Nita untuk membaca kertas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Tersirat✓
Mystery / ThrillerDiteror orang misterius bukanlah hal menyenangkan. Angellita Maharani, begitulah orang menyebut namanya. Saat anak baru yang lain mendapatkan pengalaman yang menyenangkan berbeda dengan Nita. Gadis SMA yang baru pindah dua bulan yang lalu, harus men...