Bab 27

226 98 4
                                    

Vote sebelum membaca.
Dan jangan lupa follow...

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Sepulang sekolah, Nita dijemput Bunda. Namun diperjalanan dirinya hanya diam memikirkan dimana Jena, dia masih bingung dengan ruangan 411 yang tiba-tiba menghilang, padahal jelas sekali ruangan itu disebelah ruangan 410.

Merasa aneh Bunda mulai bertanya. "Kamu ini mikirin apa sih? Serius banget."

"Bunda, memangnya bisa, ruangan rumah sakit tiba-tiba hilang?"

"Adek bicara apa sih?" Bunda tertawa. "Mana mungkin."

Nita tidak melanjutkan perbincangan ini, hasilnya akan sama saja, buntu. Pandangannya fokus kearah jalanan menuju komplek.

"Adek kenapa tanya begitu?"

"Tidak apa-apa Bunda, hanya penasaran." Jelas Nita malas menjelaskan, bukankah Bunda tetap tidak akan percaya, mengapa masih bertanya.

Memasuki area komplek, Nita tetap diam, hingga mobil mereka terparkir digarasi. Nita segera keluar, gerbang itu otomatis terbuka jika mobil yang terdaftar mendekat. Dan otomatis tertutup jika mobilnya menjauh, jadi tidak perlu naik turun untuk membuka gerbang. Nita terus melangkah masuk. Dan terkejut melihat banyaknya barang-barang bertumpuk diteras rumahnya. Serta terdapat kain coksu panjang bertulis "get well soon, Angellita." Beserta balon-balon disekelilingnya.

"Bunda apa-apan sih? Barang sebanyak ini untuk apa?" Nita menunjuk tumpukan barang dalam kotak. Mulai dari baju branded, tas branded, sepatu branded, buket bunga, tumpukan coklat berbagai merek ternama dengan harga fantastis, dan masih banyak lagi. Mungkin disana juga ada perhiasan. "Ini lebih terlihat seperti seserahan ketimbang ucapan 'get well soon'."

Bunda tertawa, "itu bukan Bunda."

"Lalu siapa?"

"Rey."

Nita melotot, "Rey? Si psikopat itu?"

"Memangnya dia psikopat?" Bunda melangkah masuk meninggalkan banyak tumpukan barang didepan pintu. "Ini semua mau kamu apakan?"

"Mana aku tahu, Bunda." Nita berniat meninggalkan barang-barang tersebut. Namun matanya seolah tertarik dengan kotak paling kecil dengan warna mencolok, kuning cerah. Nita mengambil kotak tersebut, membukanya. Memperlihatkan flashdisk didalamnya. Menutupnya kembali dan membawa kotak kecil itu masuk kedalam kamarnya meninggalkan semua barang mewah didepan.

Malam harinya, semua barang didepan rumah sudah dipindahkan didalam kamarnya oleh petugas kebersihan rumahnya, tentu sana itu termasuk tugas mereka, bunda juga sudah membayarnya. Barang-barang itu membuat kamarnya sumpek. Para coklat bertumpuk di meja lukisnya, membuatnya geram! Mengapa petugasnya meletakkan coklatnya disana? Bagaimana jika dirinya ingin melukis? Menyusahkan!

Wajah Nita setelah pulang tidak menampakkan senyuman gembira, yang ada malah tambah murung. Untungnya boneka-boneka didalam kotak segera diberikan pada pihak panti asuhan, anak-anak disana tentu lebih membutuhkan boneka ketimbang dirinya.

Teringat tentang flashdisk, Nita segera mengambil laptopnya, memutar vidio didalam sana. tampilan awal vidio itu adalah kalimat "aku tahu kamu pasti tertarik dengan hadiah yang satu ini. Selamat menonton."

Dendam Tersirat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang