Part 5.

138K 7.4K 62
                                    

Hello welcome to part 5

           Saat ini Gabby sedang mondar-mandir tak jelas baiklah, ini sudah dua hari sejak peristiwa itu dan dirinya masih saja canggung. Rangga dan Dhea memperhatikannya, sudah seperti setrikaan pikir mereka. Tugasnya tetap ia lakukan, tapi masalahnya kecanggungan itu masih ada.

"Lo besok harus pergi sama Pak Aksa Loh Gab, kalo gini terus mau gimana?" Tanya Rangga

"Tapi, gue tolol banget asli! Kok bisa ya Gue kayak gitu di depan dia Arghh!!!" Teriak Gabby frustasi.

Dhea terkekeh, lalu meminum jus yang ada di hadapannya. Ia melihat sahabatnya sebentar lalu akhirnya menyahut
"Lagian Lo ngapain PMS kemaren? Gini kan jadinya. Yaudah si, dia gak bakal permasalahin. Ya kan yang?"Lalu tatapannya mengarah kepada Rangga

Rangga pun mengangguk setuju
"Dia orangnya cuek tenang aja, dia pasti udah lupain hal itu"

Gabby terlihat berpikir dan menimbang-nimbang ucapan kedua sejoli di hadapannya.  Cuek dari mana? Ganas gitu, apa-apa harus sesuai sama keinginannya dikira orang itu robot apa! Ia kemudian mengangguk pelan
"Hmmm okey deh setuju!"

🌾🌾🌾

             Aksa menatap tak suka ke arah Gabby, gadis itu memang kompeten tapi tidak dengan kepribadiannya! Dia beberapa hari yang lalu marah-marah kepada atasannya sendiri, lalu sampai sekarang belum meminta maaf kepadanya? Astaga terserahlah dia tak perduli.

"Pak Rangga mengatakan Jadwal anda berikutnya meeting bersama para pemimpin cabang di Restoran Bintang lima" Ucap Gabby dengan tersenyum tanpa menoleh ke belakang karna saat ini ia sedang menyetir.

Aksa mengangguk,
"Gabby, saya harap kamu bisa lebih profesional"

Degg

Apa dia akan membahas hal itu? Astaga dirinya bahkan sudah mencoba melupakan itu, tapi mau bagaimana lagi Boss selalu benar. Jika Boss salah maka, Karyawan lebih salah.

"Perihal kemarin, kamu tahu Gabby? Saya tidak akan mentolerir lagi kesalahan yang kamu perbuat. Saya tau saya salah tapi saya tidak mau meminta maaf, itu bukan urusan saya. Kedepannya, jangan pernah sekali pun kamu memarahi saya karna saya tidak tahu kapan emosi saya bisa di kendalikan"Ucap Aksa dengan menegaskan kalimat terakhirnya.

"Ma-maafkan saya Pak Aksa, itu saat itu emosi saya sangat tidak stabil"Ucap Gabby pelan.

Aksa terdiam, tidak ingin membahasnya lagi. Baginya itu hanya alasan yah semua orang selalu punya alasan untuk melakukan sebuah kesalahan, tcih dia fikir Aksa akan mengerti keadaannya begitu? Salah besar.
"Saya tidak perduli, itu urusan kamu!" Sinisnya pada Gabby.

Sudahlah Gabby juga tidak ingin berdebat dengan Boss Sok kaya ini! Gabby tetap bersikap profesional walau dalam hati ia sudah kesal setengah mati.

Liat aja Lo! Gue sumpahin kelak Lo bakal bucin sama cewek yang bikin Lo bucin banget sampe rela ngapain aja demi tu cewek!-batin Gabby

Dan ia berharap semoga wanita itu, bukan dirinya! Tapi jika itu dirinya,ia berjanji akan membuat Aksa sengsara!! haha jiwa iblisnya berkobar saat ini. Tanpa sadar dirinya terkekeh mengerikan sampai Aksa pun bergidik ngeri.

"Gabriel kamu kesurupan ya?" Tanya aksa dengan raut wajah khawatir.

Khawatir Asistennya benar-benar kesurupan dan jika mobilnya dikendarai oleh orang yang sedang kesurupan bisa di duga akhirnya kan? Ia akan terbaring dirumah sakit, membayangkannya saja Aksa sudah ngeri.

Seolah tersadar dari lamunannya, Gabby mengerjab berulang kali "Oh Enggak Pak" Ucapnya dengan senyum manis.

Dan itu membuat Aksa percaya-percaya saja.

      Jika dilihat-lihat Asistennya ini sedikit somplak, bagaimana bisa Asisten somplak ini masuk ke perusahaannya ya?
"Kamu kalo mau gila jangan pas nyetirin saya dong, Mati jangan ngajak-ngajak"

Gabby hanya menampilkan senyum sopan, walau sebenarnya ia ingin mencekik Atasan sombong itu.

Tak lama mobil berhenti karna lampu lalu lintas berganti warna menjadi merah. Seorang anak datang ke mobil mereka lalu menyanyikan sebuah lagu dengan alat seadanya, penampilannya lusuh dan juga tak ter urus.

"Usir aja Gabriel!"Teriak Aksa padanya, pria itu memang tak tahan dengan bau menyengat yang dikeluarkan anak Jalanan tersebut.

Anak itu pun menunduk sedih
"Maaf kak"

"Tu-tunggu!" Gabby berteriak untuk menghentikan anak itu

dia memberikan sejumlah uang dan juga makanan. Hal kecil itu nyatanya sangat berarti bagi anak kecil yang sedang mengais rezeki tersebut
Anak itu tersenyum mengucapkan terimakasih kepadanya.

"Makasih Kak, uang ini bisa buat berobat ibu saya" Ucap bocah itu penuh semangat.

Gabby hanya tersenyum lalu mengangguk,
"Sama sama dek, maafin boss kakak ya?"

Anak itu mengangguk lalu pergi dari sana, Aksa menatap tak suka ke arah gabby.
"Kok kamu kasih dia uang sama makanan? Nanti kalau temen-temennya ikutan gimana?"

Gabby menghela nafas pasrah lalu menghadap ke belakang berusaha menatap Atasannya yang angkuh luar biasa.

"Saya lihat dari tadi, hanya dia yang belum mendapat uang. Bahkan tadi ia di dorong temannya, karna ingin mengamen di jajaran mobil sebelah sana" tunjuk Gabby pada mobil yang berada tak jauh darinya.

Aksa terdiam cukup lama lalu menunduk enggan menatap Gabby.
"Sa-saya tidak perduli!" Ucapnya angkuh.

Padahal ia sangat kagum dengan sifat Gabby, gadis itu sangat memperdulikan sekitar rupanya. Walau sedikit sinting, tapi gadis ini adalah gadis yang sangat baik hal itu membuatnya teringat pada sang ibu yang dulu slalu mengajarinya untuk menolong orang yang membutuhkan. Tanpa sadar dirinya tersenyum, ternyata mempunyai Asisten seperti Gabby tak terlalu buruk.

🌾🌾🌾

         
          Gabby menghela nafas jengah, Asisten tugasnya seperti ini kah? Dipersulit hidupnya oleh atasan?
Saat ini ia sedang makan bersama Aksa tapi lihat pria itu tidak suka Toge dan baru mengatakannya sekarang. Demi, dirinya tak akan bangkrut hanya karna memesan satu porsi lagi!  Tapi yang dilakukan malah menyuruhnya mengambil toge dari mangkuk pria itu.

"Gabriel kenapa kamu seperti tidak Ikhlas? Ini termasuk pekerjaan kamu" Ucap Aksa menatap sinis Asistennya yang memisahkan Toge dari mangkuknya dengan wajah ditekuk.

"Ya bapak mikir-mikir dong! Dikira ginian Gampang apa? Bapak kan tinggal mesen lagi! Bapak jangan-jangan bangkrut ya!" Tuduh Gabby sembari memicingkan matanya.

Aksa tergelak, "Hahaha bangkrut! Kalau saya bangkrut kamu orang pertama yang akan saya pecat! Cepat pisahkan, saya sudah lapar"

Gue juga laper ya guguk-batin Gabby

Dirinya benar-benar merasa ditindas sekarang, dapatkah ini menjadi lebih buruk? Dengan senyum yang sangat dipaksakan ia memisahkan semua toge itu hingga tak tersisa Gabby pun menyerahkan mangkuk itu ke  pemiliknya.

"Masih panas, saya gak mau lidah saya melepuh karna ini Gabriel!"Ucapnya tegas

"Terus saya harus apa!" Balas Gabby ngegas

Aksa menyodorkan mangkuknya ke Gabby lagi. Kita lihat apa yang akan dilakukan Boss sombong ini?

"Tiupin dulu baru kamu suapkan ke saya, jangan sampai panas!"Ucap Aksa final.

Gabby menghela nafas pasrah
"Ya tuhan yang tadi cuma bercanda kok dikabulin?"guman Gabby pelan berharap Aksa tidak mendengar.

Aksa menatap sinis Asistennya dia mengira Aksa tidak mendengar ucapannya itu? Hah salah besar!
"Saya dengar ya! Cepat lakukan, saya lapar Gabriel! Lapar!"

Hallo gengs! Aku mau bilang,belakangan ini bakal jarang Up wattpad ya maaf banget! Mungkin ga sesering biasanya, thanks banget udah support aku.

Dia? Boss Gue? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang