Part 17.

92.5K 5.3K 58
                                    

Hallo selamat datang di part 17 aduh pembacanya ayo dong vote! Btw makasih udah vote part kemaren hehe makasih begete!

Kalo kalian komen atau vote akutu lebih semangat eek🤟🏻

           Gabby saat ini bersama Rangga dan juga Aksa, mereka sedang berjalan menuju tempat meeting akan dilaksanakan.  Perkataan sang kakak masih terekam jelas dalam ingatan Gabby, astaga mengapa ia bisa melupakan bagaimana usaha sang kakak untuk membuatnya lepas dari keterpurukan?.

Meeting selesai, para Client sepertinya puas melihat presentasi dari Rangga. Aksa menyenggol pelan lengan Gabby yang sedang terbengong, astaga apa yang dipikirkan gadis ini?.

"Gabby? Kamu tidak ingin kembali ke kantor?"Tanya Aksa datar, hening tak ada balasan dari gadis itu

"Gab? Gabriel Casiella!"bisik Rangga sembari mencubit lengan temannya ini.

Gabby seolah tersadar langsung menatap kaget ke arah Rangga,
"Hah heh hoh?gimana Pak?"

Rangga menepuk pelan jidatnya, astaga mengapa Aksa memilih Asisten seperti Gabby? Mengapa tidak Dhea saja? Kan dirinya bisa sekalian pacaran!
"Lo mau balik enggak"Bisik Rangga lagi, yang langsung di angguki oleh Gabby.

"Ya maulah sapa juga yang mau lama-lama an disini?"Ucap Gabby kesal, untuk apasih bertanya sesuatu yang sudah pasti jawabannya?.

          Saat diperjalanan kembali ke kantor sebuah nomor asing mengirimi Gabby pesan, Alis gadis itu menyatu kira kira siapa yang mengiriminya pesan? Nomor asing pula!

085234++++++
Gue udah bilang kan?
Gue bakal dapetin nomor Lo!
Gabriel Casiella

Ni sape?
Gabrielnya gak ada ini emaknya

Emak Lo kan udah beda alam

Gabby berfikir, iya juga? Astaga maafkanlah Gabby ya? Maklum saja otaknya ini jarang dipakai untuk memikirkan hal hal seperti ini jadi otaknya kadang bergeser entah itu ke pinggul atau ke dengkul.

Otaknya berfikir keras, kira-kira siapa gerangan orang tidak jelas yang menghubungi nya ini? Fikirannya terpaku pada satu orang, buaya cap monyet itu! Theodore Zhevian! Astaga mengapa dirinya bisa lupa sih?.

Sebentar, kenapa juga Buaya itu menghubunginya? Perasaan semasa kuliah dia tak punya hutang pada Theo? Yasudahlah biarkan saja, abaikan saja dirinya malas membalas pesan tak penting itu!.

***

         Sesampainya dikantor, sebuah Cake rasa matcha sudah hadir dimejanya tak lupa sebuah notes berwarna hijau.

Kue dengan rasa kesukaanmu Matcha, aku benarkan?
Habiskan ya! Aku slalu mengawasimu Sweetie!

From: Mr. Matcha

"Haduh ya tuhan ini apalagi? Dhea! Ni sapa yang naro kue ini disini?"Tanya Gabby galak kepada sahabatnya, sedangkan Dhea mengidikkan bahunya.

"Yang lain dari tadi sibuk Gab! Lagian kenapa? Lo gak doyan? Sini buat gue aja!"Balas Dhea sinis sembari mencoba mengambil kue ditangan Gabby.

Sontak saja Gabby menyembunyikan Kue itu dibelakang tubuhnya, masa bodo lah dari siapa!  tak ada yang bisa menolak kue gratisan apalagi rasa matcha! Rasa kesukaanya!

"Dih! Ini punya gue, kalo mau minta sama ayang Lo sana!"Ucap Gabby sembari mulai memakan kue tersebut. Enak banget anjir pasti mahal ini mah

Sudah ia putuskan jika kue ini akan ia habiskan sendiri! Diam-diam Aksa tersenyum tipis, Bersyukur karna Gabby ingin memakan kue pemberiannya.

Selamat makan Sweetie,Aksa lalu berlalu begitu saja dan memasuki ruangannya. Wajahnya menampilkan raut bahagia, Rangga sendiri heran ia merasakan ada  Aura bahagia entah dari mana rupanya dari pria disampingnya ini.

***


          Di lain tempat, saat ini Auristella sedang memandang sinis pria di hadapannya! Pria itu adalah mantan kekasihnya yang brengsek! Mau apa pria itu disini? Dan lagi pria itu menduduki kursi Boss! Astaga Tolong beri Auristella kesabaran.

"Minggir gak Lo! Lo ngapain disini pakek duduk disitu segala!"Teriak Auristella dengan galak

Seorang pria datang, Auristella mengenalinya pria itu adalah Sekretaris dari Atasannya.

"Pak Alhamdulillaah Bapak dateng. Usir monyet ini dari sini Pak!"lanjutnya semangat sembari menunjuk Gerald yang menampilkan senyum sombongnya.

"Dia Boss kita Auri! Jaga sopan santun kamu! Pak Gerald sudah membeli perusahaan ini"Ucap Sekretaris tersebut.

Matilah sudah, apa yang akan dilakukan Gerald padanya? Memecatnya? Mengusirnya? Auristella hanya bisa pasrah sekarang, apalagi Gerald adalah anak holang kaya ia takut pria itu menutup asksesnya untuk mendaftarkan diri ke perusahaan lain.

"Hello Auristella?"Ucap Gerald disertai seringaian yang membuat Bulu kuduk Auristella berdiri.

"DIEM!"Teriak Auristella dengan sinis.

Sekretaris itu melotot,berani sekali gadis ini berteriak pada boss mereka?
"AURISTELLA!"

"Astaghfirullah iya ampun ndoro, ada apa Bapak Gerald"

Baiklah Auristella harus menampilkan topeng palsunya, setidaknya jika ia tetap ingin bekerja disini.

"Bawa kemari laporan yang kamu pegang"Ucap Gerald padanya.

Auristella mengangguk, lalu memberikan laporan itu kepada Gerald. Dalam hati gadis ini sudah menyumpah serapahi mantan sablengnya ini!

Gapapa Auri tahan sabar tahan sabar jangan emosi cantik tahan okey tahan tangannya jangan sampe ngegeplak kepala Bos sendiri yuk bisa yuk hari ini ga bar-bar batin gadis itu sembari menampilkan senyumnya, tapi senyum itu justru lebih terlihat mengerikan alih-alih terlihat manis.

"Auristella?"kini berganti Pak Tama, si Sekretaris yang menatapnya aneh.

Masih dengan senyum mengerikan itu ia menoleh ke arah Pak Tama. Dengan mata melotot dan lekukan yang terlalu lebar, bahkan jika anak kecil melihat Auristella sekarang dipastikan anak itu akan berteriak ketakutan.

"Sudah jangan senyum! Senyum mu sangat mengerikan"Lanjut Pak Tama

"Daripada saya ngamuk mending senyum. Maniskan senyum saya Pak?"Tanyanya lembut tapi tidak dengan wajahnya

"Jangan-jangan kamu kesurupan setan ya? Kata si Romi dikantor ini ada setan"

Gerald terkekeh pelan, "setan tidak bisa merasuki sesamanya pak"

Sabar-sabar ia tak boleh menampar pria itu mulai sekarang, karna taruhannya adalah pekerjaannya. Baiklah tak apa hitung-hitung berlatih kesabaran saat nanti sudah punya anak.

***

             Pekerjaan hari ini sungguh melelahkan,tapi dirinya tersenyum saat memandang salah satu foto Gabby yang diambilnya secara diam-diam. Pria itu, Aksa memang sepertinya kembali menaruh rasa pada Gabby. Apakah Gabby mau menerimanya? Jika tidak bolehkah Aksa memakai jalur pelet saja?.

Besok apa yang akan ia berikan untuk gadisnya? Ah gadisnya, entah kenapa kalimat itu terdengar indah apalagi saat ia menyematkannya untuk Gabby.

"Kamu harus menerima saya sih, Effort saya melebihi buaya yang ada dikehidupan nyata dan yang lebih penting saya setia"Ucap Aksa lembut masih dengan mata yang terpaku pada foto Gabby.

Tidak foto itu tidak menampikan Gabby yang tersenyum atau tertawa bahagia, foto tersebut menampikan Gabby yang sedang menatapnya kesal. Tetapi ini lucu, Aksa menyukainya apa ada yang salah? Tidak kan?.

"Kira-kira tanggal yang bagus itu tanggal berapa ya untuk membuat kamu jadi milik saya?"gumamnya sembari berpikir.

Tanpa disadari dirinya sudah berpindah ke alam mimpi, dan bisa di duga jika mimpinya seputar gadis yang ia cintai.

.

Hallo jangan lupa Vote
JANGAN LUPA VOTE! KALIAN MAU CERITA INI SELESAI LEBARAN KAN?

Dia? Boss Gue? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang