Part 21.

91.8K 4.9K 58
                                    

Harap perhatikan Part ya sayang Partnya acak-acakan udah gabisa dibenerin lagi


Kak itu ada pengaturan buat mindahin daftar partnya.

Udah dicoba sayang endingnya ga berubah tetep ke acak lagi kayak tadi.

Logout dulu kak terus login lagi, baru di tata partnya

Udah sayangku tetep aja gabisa

Benerin manual aja kak, siapa tahu bisa

Aku udah coba di ceritaku yg Sekretaris Atau Babu ya..
Tapi tetep keacak lagi bahkan beberapa Revisian ga masuk, part tetep balik ke sebelum di revisi.

Kak sabar
Udah kok udah.



***

              Aksa terdiam saat Gabby menanyakan pertanyaan tersebut, dia juga tidak tahu sebab dirinya belum menyiapkan alasan bila ketahuan.

"Pak?"Panggil Gabby saat Aksa terdiam dalam waktu yang cukup lama.

"Dia tiba-tiba sakit perut!"Ucap Aksa lantang.

"Oke silahkan duduk Pak"Balas Sinta sopan, walau sebenarnya ia juga bingung apakah mereka tadi mengajak Aksa untuk ikut bergabung?

Aksa dengan tidak tahu dirinya memegang kursi milik Ervan, ia ingin duduk disamping Gabby tapi Ervan tidak peka juga.
"Minggir!"

Gabby mengerjapkan matanya lalu melirik kursi yang berada disamping Ervan.
"Bapak disitu saja, Kursi itu kosong"

"Saya bilang Minggir Ervan!"Tatapan menusuk itu dilayangkan Aksa agar Ervan pergi dari kursi tersebut sehingga dia bisa mendudukinya.

Ervan yang ketakutan langsung berdiri dan berpindah tempat duduk, saat itulah senyum kemenangan tercetak jelas di wajah Aksa. Gabby memandangnya tak suka, mentang-mentang orang kaya Pria ini jadi berlaku seenaknya tapi apa boleh buat? Namanya juga orang kaya jadi bebas.

            Setelah acara makan-makan selesai, Ervan dan Gabby berbincang membicarakan hal yang tadi menimpa Gabby yaitu terpeleset dan jatuh di hadapan para pengunjung.

"Sumpah deh mbak! Lo ini emang kocak banget!"Ucap Ervan

sementara Gabby tertawa terbahak-bahak tanpa memperdulikan Aksa yang memasang wajah suram. Saat hendak pulang, Aksa melihat Gabby dan Ervan berjalan bersama ke arah parkiran motor.

Mereka mau ngapain?
"Kalian mau kemana?"Tanya Aksa penasaran, apa mereka ingin pergi berdua?.

Ervan mengernyitkan dahinya
"Pulang, kenapa emangnya Pak?"

"Kenapa jalan bareng kesini?"

Gabby memutar bola matanya jengah, astaga Aksa ini minta dilempar batu atau bom atom sih? Banyak tanya! Mau Ervan dan dirinya Jalan berdua kek, Pacaran kek, Ngepet kek, kan bukan urusannya?.

"Ya kita sama-sama bawa motor masa odong odong sih Pak! Itu ada kan tulisannya! Tempat parkir Motor Bukan odong-odong!"Balas Gabby sengit,

Ervan yang melihat itu kaget lalu mengelus bahu Gladys lembut berharap gadis disampingnya ini bisa mengendalikan emosinya.

"LEPASKAN TANGANMU DARI BAHU GABRIEL!"Teriak Aksa lantang!

Apa-apaan Ervan ini? Mengusap bahu gadisnya dengan sayang di depan matanya? Cari masalah ini namanya! Enak saja memegang Gabby saat dirinya bahkan tak pernah melakukannya pada gadis itu!

"Stop dong! Pak Aksa, Bapak ngapain kesini? Bawa motor juga? Ini udah malem, kita mau pulang"Balas Gabby sedikit lebih tenang, nampaknya emosinya sudah sedikit mencair.

Dia? Boss Gue? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang