Pagi yang berbeda di dalam rumah sakit, gesekan suara selimut, lampu terus menyala mata-mata yang terjaga. dan banyak hal lainnya, rumah sakit tidak pernah tidur. para perawat tetap berjaga, tapi meski di luar masih gelap, mereka bisa tahu dunia terbangun.
Mentari pagi ini masih terasa hangat membelaiku Tak ada yang kurasakan saat ini selain kehangatan itu. Kehampaan yang entah datangnya dari mana lalu membuyarkan segalanya.
Saat Aksa melihat sekeliling ternyata ibunya dan Arga sudah tidak ada di sisinya lagi walau seperti itu Aksa sangat bersyukur mempunyai ibu dan saudara seperti mereka.
Aksa merasa bahwa dirinya baik-baik saja tetapi saat ini Aksa masih tak kunjung pulang dari rumah sakit Aksa pun merasa bosan dan memutuskan untuk pergi mencari dokter yang menanganinya kemarin. saat Aksa bertanya kepada dokter tersebut namun dokter tersebut menanyakan wali kepadanya.
Namun Aksa kekeh ingin dokter tersebut memberi tahukan apa penyakitnya saat ini kepada dirinya.
"Dok, sebenarnya saya sakit apa? Kenapa saya masih belum pulang juga." Tanya Aksa kepada dokter yang menanganinya kemarin.
Namun dokter tersebut hanya memandangi Aksa lalu tersenyum kepadanya.
"Dok Kenapa akhir-akhir ini saya sering mimisan dan wajah saya juga terlihat pucat bahkan saya sering pingsan." Tanyanya lagi namun dokter tersebut masih tak kunjung bicara.
"Dua bulan lalu, aku mulai merasakan sakit yang teramat di bagian kepala dan aku pun sering mimisan aku tidak tahu Penyakit ini apa namun penyakit ini kusembunyikan dari orang tuaku, teman-temanku, sahabatku Aku tak ingin seorangpun tahu atas apa yang kuderita Aku tak ingin menyusahkan orang lain."
"Aku sudah lama merasakan sakit ini namun aku tak pernah memperdulikannya mungkin hanya sakit biasa sebentar lagi juga sembuh sendiri."
"Orang-orang yang dekat denganku pun beranggapan demikian karena selama ini aku tak pernah terlihat seperti orang yang sedang menderita penyakit Aku selalu berusaha agar tidak terlihat seperti seorang penderita penyakit meski aku harus menahan segala sakit yang menyerangku dengan sekuat tenagaku."
"Kemarin aku jatuh pingsang saat berkumpul bersama sahabat-sahabatku Aku benar-benar tak bisa melawan penyakitku hari itu."
"Ketika aku ditanya tentang sakit ku, aku mencoba mencari alasan agar tak diketahui kalau aku sedang sakit. Aku beralasan kalau sudah dua malam ini aku tak pernah tidur nyenyak."
"Lagi-lagi aku berbohong untuk menyembunyikan penyakitku yang aku pun juga tidak tahu ini apa."
"Kejadian itu bukan yang pertama kalinya menimpaku. sering juga kualami hal seperti ini. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya merintih kesakitan. Aku tak bisa meminta tolong kepada siapapun. Dan yang lebih parah lagi, penyakitku ini biasanya kambuh saat teman-teman serumahku sedang tidak ada di rumah. Artinya, aku sedang sendirian saja. Tak ada yang mendampingiku dan tak ada yang bisa ke apotek untuk membelikanku obat. Aku benar-benar seperti orang yang sekarat."
Dokter tersebut pun menjadi bingung ia harus bagai mana untuk mengatakannya kepada Aksa.
"Aksa, maaf dokter mau tanya apakah wali Aksa ada disini jika disini tolong suruh menemui saya." Ucap dokter Doni kepada Aksa.
"Dok tolong beritahu kepada saya saja saya sakit apa soalnya sekarang ibu saya sedang sakit parah saya tidak ingin membuatnya merasa sedih dan kepikiran Karena itu bisa membuat penyakit nya akan kambuh." Ucap Aksa terpaksa berbohong. "Aku siap apapun yang dokter katakan aku siap mendengarnya aku tidak apa-apa dok tolong beritahu aku, sebenarnya aku sakit apa?" Tanya nya lagi dan sedikit meyakinkan dokter bahwa ia akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Darmawangsa (NCT DREAM X AESPA)
FanfictionBagaimana bisa orang tua tidak menyukai anaknya, bukannya anak itu buah dari hasil kasih sayang ayah dan ibunya? aku kadang tersenyum memperhatikan wajah ku ini Kadang aku tertawa bangga apakah aku mirip dengan ayah yang tampan ataukah lebih ke ibu...