Sampai detik ini Aksa masih tidak menyadari bahwa Winter yang ia kenal sekarang adalah seorang gadis yang sudah memberinya sebuah gantungan boneka kelinci yang masih ia simpan sampai sekarang.
Entah sampai kapan winter menyembunyikan nya apakah Aksa akan mengingat nya lagi atau tidak.
"Kak gw mau tanya." kata cowok yang bernama Reksa yang sudah Aksa anggap adik sendiri.
"Apaan?" Tanya Aksa.
"Dari dulu gw penasaran, itu boneka kelinci putih lo cantol mulu di loker! boneka apaan sih! Lo gantung disitu Ngeri tau! kayak pocong!" Tanya Reksa sambil mengambil boneka putih yang selalu menggantung di balik pintu loker.
"Aahahahhaa.. ceritanya dulu ada anak SMP ngasih ini boneka sama gw tapi gw lupa mukanya karena wktu itu dia langsung pergi setelah memberikan ini."
"Lah terus maksudnya apaan? Itu cinta pertama Lo ya?" tanya Reksa.
"Dulu ada cewe yang sering ketemu gw di bus terus liatin gw gitu. Nah, si cewek itu katanya mau pindah jadi dia nyamperin gw terus ngasi boneka ini ke gw. Terus dia ceritain dah perasaannya ke gw. dan semenjak itu gw nyari-nyari itu cewek tapi sampai sekarang gw masih belum ketemu." Ucapnya sambil memandangi boneka kelinci putih tersebut sambil tersenyum.
"Kamu dimana aku ingin berterimakasih kepadamu secara langsung." Gumamnya.
Pagi ini Winter termenung sendirian di kelasnya entah apa yang ia fikirkan kini ia melihat keluar jendela ada Aksa dan sahabat-sahabatnya yang sedang bermain basket bersama.
Winter melirik Karina yang nampaknya tersenyum menyemangati Aksa bermain basket dari kelasnya yang berada di lantai dua.
"Aku tidak akan memohon supaya kamu tidak pergi. Saat ini, aku akan berhenti. Sepenuhnya berhenti. Berhenti dari rasaku. Berhenti mengejarmu." Gumamnya dalam hati.
Sama seperti aku menyukai warna-warna pada senja. Aku tak perlu menjelaskan alasan mengapa aku menyukaimu. Pertama kali aku melihat matamu, aku tahu bahwa suatu ketika akan ada satu hal yang menjadi titik di mana aku jatuh cinta. Bukan hanya aku saja yang menduga, tapi juga ada orang lain.
Rasanya terkesan seperti meramal masa depan.
Karina mengarahkan pandangannya pada seseorang yang sedang bermain basket di lapangan sekolah dengan senyum manis di bibirnya.
Winter mengarahkan pandangannya juga namun wajah memelas yang nampak terlihat jelas di wajahnya kini saat melihat laki-laki itu.
Cara kerja alam semesta memang aneh. Semesta seakan mulai mendekatkan winter pada Aksa lagi.
Bahkan winter sering bergabung bersama Aksa dan teman-temannya namun perasan sakit yang sering dirasakannya karena harus melihat Karina lebih dekat dari pada dirinya teman masa kecilnya.
"Apa kak Aksa lupa dengan aku? Apa kak Aksa lupa dengan boneka pemberian ku?" Itulah pertanyaan yang sering muncul di kepalnya.
Winter duduk di kursi yang ada di hadapannya lalu mengeluarkan ponsel.
Kak Aksa
"Nanti sore bisa ketemu? Ada hal yang harus diobrolin sama kamu."Tiba-tiba mendapat pesan seperti itu, gimana rasanya? Winter bingung Apalagi Aksa minta ketemu Winter tidak bisa menghilangkan rasa gugupnya.
"Lhoo kok dia tersenyum?" Tanya Winter saat melihat Aksa yang masih bermain basket.
Saat jam pulang sekolah tiba-tiba saja Aksa mengajaknya untuk pulang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Darmawangsa (NCT DREAM X AESPA)
FanfictionBagaimana bisa orang tua tidak menyukai anaknya, bukannya anak itu buah dari hasil kasih sayang ayah dan ibunya? aku kadang tersenyum memperhatikan wajah ku ini Kadang aku tertawa bangga apakah aku mirip dengan ayah yang tampan ataukah lebih ke ibu...