Mail, si kucing oyen. hewan mungil berbulu lebat warnanya oranye sedikit corak putih, matanya tajam. Setajam cakar-cakar kuku di keempat kakinya. Dia adalah hewan peliharaan baru Aksa dan dia adalah hewan satu-satunya yang Aksa pelihara dan Aksa sangat menyayanginya.
Makan dan tidur Aksa selalu bersama hewan peliharaannya itu, awal mula ia bertemu dengan mahluk lucu itu saat Aksa melihat kucing yang di telantarkan ditengah-tengah hujan yang semakin lebat, Aksa melihat kardus dibalik semak-semak belukar yang mampu melukai tubuh kecilnya Aksa mendengar suara tangisan seekor kucing.
Saat ini mail adalah satu-satunya hewan yang pernah ia pelihara jadi dimana ada Aksa disitu ada mail.
Kecuali jika Aksa sedang pergi ke sekolah. Mail tidak boleh ikut, karena memang ada peraturan tidak boleh membawa binatang kesekolah. Kalau mail sakit, Aksa merasa sedih bukan main pasalnya ia adalah satu-satunya teman dirinya dirumah. maklumlah mail sudah Aksa Anggap sebagai sahabat curhatnya walau si mail hanya memberikan tanggapan meaou-meaou-meaou saja. Jadi antara Aksa dan mail sudah tercipta tali batin yang cukup kuat.
Bentuk keakraban mereka terlihat siang ini. Aksa sedang pergi kewarung bakso tempat ia dan teman-temannya nongkrong di dekat komplek perumahannya. Tidak lama kemudian para sahabat-sahabat Aksa tiba di warung bakso bang selamat mereka sudah biasa berkumpul di warung bakso ini. Menurut Bisma makan di warung bakso bang selamat itu murah meriah tetapi bukan murahan.
"Meoong." Suara mail terdengar lalu keluar dari ransel khusus kucing. Mereka semua terkejut melihat hewan peliharaan baru Aksa pasalnya hewan itu bertingkah imut bahkan imut sekali seperti pemiliknya.
"Bis kucingnya suka dengan Lo itu." Ucap Aksa pasalnya mail mendusel-dusel ke kaki Bisma.
"Ealah, Lo baru tahu ya kalau gw bukan hanya di sukai wanita-wanita cantik tetapi para hewan pun banyak yang menyukai gw." Ucap Bisma sedikit menyombokan dirinya sendiri.
"Awas keselek bakso." Ucap Ranu ya sudah seperti ingin muntah mendengar penuturan dari Bisma.
"Meoong sini-sini." Ucap Arga. "Sini main sama aku aja." Lalu Arga menjawil hidung mail, hingga makhluk Oren yang lucu itu menggeram. Badannya melengkung, dan bulu-bulunya merenggang. Habis menjawil hidung mail Arga langsung lari dan mail langsung mengejarnya mereka saling kejar, saling menyelinap diantara kursi-kursi pelanggan di warung bakso bang selamat.
Mereka melihat Arga bermain bersama mail dan tertawa girang. Bosan kejar-kejaran lalu Arga menggendong mail dan membawanya duduk kembali.
Aksa membiarkan mail bermain kesana kemari, kali ini mail mencoba memanjat pohon akasia yang tumbuh di halaman depan bang selamat. Setelah sampai di pucuk mail berayun-ayun hingga daun dan bunga-bunga aksia yang bewarna kuning sebagian jatuh ketanah. Setelah beberapa menit akhirnya mail baru berhenti setelah merasa capek dan kembali kepada Aksa. Aksa menyambutnya dengan gembira.
Mereka semua tampak bahagia sekali. Mereka baru pulang menjelang sore. sementara dirumah Aksa Karina sudah menunggunya didepan pintu. Karina menunggunya dan ia mondar-mandir kesana-kemari.
"Aksa, dimana sih Lo sekarang? Masak jam segini belum pulang juga?"ucapnya kesal sambil menyeka keringat yang bercucuran karena kebanyakan mondar-mandir. "Apa jangan-jangan Aksa pingsan lagi atau dia mimisan lagi haduh bagai mana ini." Ucap Karina khawatir.
Tiba-tiba Aksa muncul dengan kucingnya mail yang ia gendong bak bayi.
"Emm, Rin Lo ngapain disini." Ucapnya lalu membuka pintu dan masuk. saat Aksa sudah masuk namun Karina masih berdiri di depan pintu dan tak kunjung masuk.
"Lo ngapain disitu sini masuk ga capek apa dari tadi berdiri terus." Ucap Aksa mempersilahkan Karina untuk masuk.
"Orang Lo juga ga bilang gw boleh masuk apa enggak." Ucap Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Darmawangsa (NCT DREAM X AESPA)
FanfictionBagaimana bisa orang tua tidak menyukai anaknya, bukannya anak itu buah dari hasil kasih sayang ayah dan ibunya? aku kadang tersenyum memperhatikan wajah ku ini Kadang aku tertawa bangga apakah aku mirip dengan ayah yang tampan ataukah lebih ke ibu...