Konflik

62 5 1
                                    

Rumah pertama yang menjadi tujuan Arga kali ini adalah warung bakso bang selamat karena itu adalah satu-satunya tempat yang tidak di ketahui orangtuanya. Letaknya cukup jauh dari kediaman Arga.

Saat ini Arga sudah tiba di warung bakso bang selamat pertanyaan pertama yang bang selamat lontarkan adalah "kok sendirian." tanya bang selamat.

"Arga, Abang sudah mau tutup, ngapain jam segini keluyuran bukannya istirahat dirumah." Ucapnya sambil membereskan kursi-kursi pelanggan yang ada di sana.

"Emmm i...itu, Abang aku boleh tinggal di sini gak sementara waktu?" Ucap Arga dengan nada memelas.

"Loh, kan Arga punya tempat tinggal, lagi pula di sini engga nyaman buat tidur disini." ucap bang selamat sambil memandangi Arga dengan raut wajah bingung pasalnya Arga tidak pernah seperti ini.

"Ayolah bang, Arga sudah tidak tahu lagi harus kemana." Ucap Arga memohon dengan mengedip-ngedipkan kedua bola matanya seperti anak anjing yang memelas.

"Emm giman ya Abang bingung." ucapnya setelah beberapa menit memikirkannya akhirnya bang selamat membolehkan Arga untuk tinggal di warung bakso tersebut. "yasudah tapi kamu gak papa kan tinggal disini?" Tanya bang selamat lagi.

"Iyaaa betul bang." Ucap Arga meyakinkan.

"Ini roman-romannya Pasti kabur dari rumah nih." Tanya bang selamat.

Saat ini keadaan mereka berdua tidur di kasur matras yang cukup kecil membuat mereka berdua tidak leluasa untuk bergerak.

"Biasa bang namanya juga masih remaja kayak yang gak pernah muda aja Abang ini" Ucap Arga terkekeh.

"Abang gak pernah ye kabur dari rumah." ucapnya sambil memandang Arga dengan serius sampai-sampai Arga sedikit takut dengan tatapan itu.

"iye deh iye Abang kan anak baik." ucap Arga kikuk dengan jawabannya.

Setelah puas mengobrol mereka pun tertidur dengan pulas dan paginya mereka melakukan aktivitas seperti biasanya Arga denga. sekolahnya dan bang selamat dengan warung baksonya.

Seiring berjalannya waktu akhirnya teman-teman Arga pun tahu jika Arga tinggal bersama bang selamat di warung bakso milik bang selamat. Sudah dua hari Arga menginap di warung bakso itu.

Suatu hari Arga sedang berada di halaman depan warung bang selamat tiba-tiba ada sebuah tangan yang mencekal nya dan saat Arga mencoba melepaskannya ternyata itu adalah tangan papanya.

"Ternyata kamu disini Arga! ayo cepat pulang laki-laki sejati tidak main kabur-kaburan ayo cepat pulang kita bicarakan ini baik-baik." Ucap Jamal menarik tangan Arga menuju mobilnya namun Arga melepaskan genggaman tangan yang cukup erat itu.

"Tuh, liat pah apa kata mama kalau Arga itu salah pergaulan. buktinya aja sekarang Arga berani melawan kan." Ucap jeni sambil melipat kedua tangannya di dada.

Arga yang geram akhirnya angkat bicara.

"Hehh." ucap Arga bersemirik. "papa sudah cukup terprovokasi oleh dia." ucap Arga sambil menunjuk jeni. "Asal papa tahu alasan dia menyuruh Arga pindah dari sekolah karena dia enggak mau kalau Arga dekat-dekat dengan Aksa! mau tahu alasannya kenapa? coba papa tanya langsung dengan dia" Ucap Arga dengan penuh penekanan Kali ini Arga sudah tidak sanggup menahan marahnya karena tingkah ibu sambungnya itu.

"Mah, sudah deh bersandiwara." Ucap Arga menatap tajam jeni. Namun yang di tatap mencoba mengalihkan pandangan ke lain arah.

"Apa maksudmu Arga, papa membesarkan kamu dengan sepenuh hati, lalu ketika kamu besar malah menjadi kurang ajar seperti ini."

Cetass....

Pipi sebelah kanan Arga di tampar oleh papanya sendiri. Lalu Arga terdiam sejenak dan memegangi pipinya yang sudah memerah oleh tamparan papanya.

Aksa Darmawangsa (NCT DREAM X AESPA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang