39. Ingkar janji

911 149 90
                                    


setelah melalui beberapa masalah malam saatnya tiba di Korea, akhirnya ia tidur dengan nyenyak malam ini di kamar yang sudah lama di rindukan.

"Huek!"


Morning sickness nya memang lumayan parah, sejeong sangat sebal dengan kondisinya saat ini. Andai saja sehun tepat membawakan obat pencegah kehamilan yang di janjikan saat itu, pasti ia tidak akan hamil anak doyoung.


Lalainya dia, tidak membeli sendiri obat itu karena sudah masuk perangkap doyoung. Mengingat itu semua membuat sejeong pusing sendiri, dia sama sekali tak memiliki uang cash saat ini.

Mengingat ia memegang kartu unlimited milik doyoung membuat akalnya bekerja. Ia bersyukur pada Tuhan di berikan otak yang sangat cemerlang.



Pagi ini sejeong sudah di bank untuk menarik tunai sebagai pegangan untuk beberapa minggu kedepan, ia tidak akan menyia-nyiakan kartu ini sebelum samg pemilik memblokir



Setelah tuntas dengan urusan uang cash, sejeong berencana akan memusnahkan janin yang ia tidak ingin itu. Ia pergi ke rumah sakit milik kelurga Lisa, ia tau akan itu, dengan alih sekalian mencari sehun.



Saat masuk lobby, rumah sakit begitu ramai, ia sudah mengambil antrian dan mendaftarkan diri pada dokter kandungan untuk melakukan tindakan abortion. Saat berjalan menuju poli kandungan, ia melihat wanita yang tengah terlihat mengihindari dirinya— ia menyadari kehadiran Lisa dan sehun.



Ini yang ia tunggu, akhirnya sejeong bisa melihat pujaan hatinya. Namun saat berjalan ke arah sehun, lisa terlihat menarik sehun pergi dari sana.


Langkahnya semakin cepat namun tiba tiba saja—brukkk. "Maaf, jalan dengan hati hati ya. Disini banyak pasien yang akan di tangani" kata salah satu perawat yang tengah mendorong kursi roda, sejeong menabrak dengan tidak sengaja



"Aa, maaf. Aku tidak sengaja" ucapnya teralihkan dari pencariannya menghampiri sehun. Saat ia ingin kembali mencari, mereka sudah tidak ada di sana. Membuat sejeong kesal sendiri hingga— "atas nama nyonya sejeong?" Ucap perawat di ruang poli kandungan itu.



Nama nya sudah di panggil, sejeong memilih mengurus kandungan sialan nya ini terlebih dahulu.




"Silahkan" ucap dokter cantik itu.



Jisoo kim. Name tag yang tertera pada jas putih sang dokter.


"Ada keluhan?"


Sejeong duduk di depan jisoo, ia menjelaskan jika dirinya adalah korban dari pemerkosaan yang tak bertanggung jawab. Sontak cerita itu membuat jisoo terkejut dengan tujuan dan maksud sang pasien ini datang pada dirinya untuk melakukan tindakan abortion.


"Maaf, aku tidak bisa melakukan itu. Rumah sakit ini tidak akan melayani dan memfasilitasi itu tanpa adanya rujukan dari pihak kepolisian" ucap jisoo dengan sopan menjelaskan prosedur yang ada. "Seharusnya anda segera lapor pada kepolisian saat setelah kejadian itu. Maka dari itu kepolisian akan membantu ada mendapat pertanggung jawaban dari pelaku"


Astaga. Jika seperti itu doyoung dengan senang hati bertanggung jawab atas kehamilannya, itu memang tujuan doyoung.




Dengan tangan kosong, sejeong keluar dari rmah sakit itu, ia benar benar sangat frustasi saat ini. Pihak rumah sakit tidak menyetujui keinginannya, bagaimana jika bayi ini akan terus bertumbuh pada tubuhnya



Semakin besar, maka semakin sulit menghilangkannya. Astaga ia pusing sendiri



Mengusak kasar kepalanya yang terasa pening, ia memilih berjalan menuju market terdekat yang ada di rumah sakit. Sejeong membeli kopi dan sedikit cemilan, saat hendak membayar— "maaf kartunya tidak bisa di pakai Nonna" ucap kasir itu mengembalikan kartu hitam pda sejeong


covenant in marriage [Hunlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang