36. memulai dari awal

1.5K 168 35
                                    

Di bawah sejuk nya udara pagi di seoul, Lisa duduk dengan begitu damai pada taman yang ada di rumah sakit,dengan— mata yang begitu sayu. Ia tidak menangis, rasanya menangis pun sudah tidak bisa lagi mengeluarkan air mata




Menghela nafas lelah, Lisa berusaha berfikir matang saat ini, haruskan ia segera melepaskan sang suami. Namun ia merasa begitu nyeri pasa hatinya kala mengingat nyawa lain yang ada di tubuhnya— ia mengelus lemah perut ratanya. Teringat bahwa hari ini adalah waktunya untuk segera chekup kondisi sang jabang bayi




Sepertinya ia memang harus pergi ke Nayeon sekarang untuk memeriksa keadaan sang jabang bayi, di banding harus menemani sehun yang sama sekali tak menghargai kehadirannya. Namun saat dirinya ingin beranjak pergi—




Satu perawat berlari tergesa gesa menghampirinya dengan nafas yang memburu.




"Ada apa?" Tanya Lisa memegang bahu sang perawat itu terlihat naik turun. "Pasien— atas nama sehun. Meng-amuk" ucap perawat itu membuat Lisa melupakan rencana sebelumnya untuk meninggalkan sehun





Lisa malah berlari kedalam, bagaimanapun sehun suaminya, Lisa tidak bisa lepas tangan begitu saja.





Saat ia masuk benar saja, sehun sudah terlihat kacau, ia meraung raung menangis memukul kepala hingga kakinya yang—




"KENAPA TIDAK BISA DI GERAKIN?!"




teriak sehun pada chanyeol yang berusaha menenangkan sehun di sana, di bantu dengan dua perawat yang berusaha menahan lengan sehun agar tidak terus memukuli tubuhnya sendiri.



"AKU CACAT?!" teriaknya menangis meraung raung. Ia terus memukul kepalanya hingga— satu genggaman wanita cantik menarik paksa lengan sehun untuk tidak lagi memukul



Dengan susah payah, Lisa menghentikan pergerakan sehun. Ia segera memeluk sehun yang terlihat begitu hancur




Lalu mata itu saling bertatapan. "Aku cacat?" Tanya sehun lirih pada sang istri yang sepertinya mampu menenangkan dirinya




Lisa mendekap erat tubuh sehun hingga akhirnya tak lagi meraung raung. Chanyeol memerintahkan Lisa untuk lebih baik naik ke atas brankar sehun untuk memeluk sehun agar mendapat posisi lebih nyaman.




Brankar sehun memang cukup besar, dengan ukuran tubuh sehun yang besar pun masih ada bagian untuk Lisa berbaring




Seperti anak yang sedang di kelonin sang ibu, sehun menyembunyikan wajahnya pada pelukan miring Lisa, tubuh kekarnya yang bergetar hebat tadi pun mulai melemah kala tangan lentik Lisa mengelus lembut punggung besarnya itu





"Aku ga cacatan kan, Lisa?" Tanya sehun lirih takut. Dan di balas gelengan kepala oleh Lisa. Sehun menatap dalam mata bambi indah itu rasanya begitu tenang dan damai. "Aku masih bisa berjalan kan?"




Menyuguhkan senyuman yang selalu memabukkan, Lisa mengangguk pelan sambil menepuk punggung sang suami "Tentu. Berlari pun kau masih bisa" ucap Lisa menenangkan sang suami yang terlihat sudah mulai tenang dari ritme nafas nya







Ponsel Lisa berbunyi. Ia segera mencari letak ponselnya dengan satu tangan yang terbebas mengungkung tubuh besar sang suami


"Ah. Sepertinya aku cancel jadwal ku hari ini, bagaimana jika besok. Kau bisa?" Tanya Lisa pada panggilan. Sehun hanya menyimak obralan sang istri lalu menenggelamkan wajahnya pada dada sang istri pada tengah gundukan. "Terimakasih, maaf jika kau sudah menungguku"



covenant in marriage [Hunlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang