Prolog

73.6K 2.6K 28
                                    

Jangan lupa follow vote and komen ya!

Kenalan lebih dekat di ig author: @ftmtl_mnwrh. Buat ig yang mungkin ada di bab lainnya. Itu udah tidak terpakai!

Ada yang tau cerita ini dari ig?

Rasanya pengen revisi ulang karena mungkin banyak kata yang gak nyambung soalnya Aksa ini cerita pertama yang aku buat, tapi gapapa deh buat kenang-kenangan.
.
.
.
Azura Luxiana 5 tahun
&
Aksa Leonandra 10 tahun

Zura menatap sekelilingnya untuk mencari keberadaan sang ayah yang tidak tahu meninggalkannya ntah kemana,apalagi ditambah hari yang semakin larut membuatnya semakin takut.

Ayahnya menyuruhnya untuk diam ditengah jalan karena akan ada seseorang yang menjemputnya,tapi dia mulai was-was saat langit semakin gelap dan jalanan yang sudah mulai sepi.

Zura berjalan sendiri melewati lorong gelap dengan membawa botol minumannya yang tidak pernah lepas dari tangannya. Botol pemberian dari sang ibu.

"Ayahhhh Zura mau pulang" isaknya kecil saat melewati lorong, bayangkan saja seorang anak kecil berusia 5 tahun berjalan sendirian tengah malam di sebuah lorong gelap karena ditinggal ayahnya.

"Hhhh kubunuh kau." Suara tawa seseorang terdengar dari ujung lorong.

Zura memincingkan matanya kala dia mendengar suara terdengar di ujung lorong, disana tampak siluet bayangan seorang seperti sedang menghantam sesuatu.

Zura berlari menghampirinya dan berdiri tepat di belakang punggung orang itu "Kakak bisa antar Zura pulang?" Cicitnya.

Kegiatan Aksa terhenti kala mendengar suara seseorang di belakanganya dia tersenyum simpul karena menemukan mangsa baru tanpa harus di cari.

Aksa menoleh ke belakang "kau mengangguku menyiksa orang itu", tunjuknya menggunakan kapak yang dia bawa.

Zura hanya menunduk jujur dia sangat takut tapi dia juga berharap Aksa mau mengantarnya pulang hanya dia satu-satunya orang yang berada di lorong pada tengah malam saat ini.

"Zura minta maaf tapi Zura tidak tau jalan pulang", isak Zura kecil dia mengangkat wajahnya dan melihat Aksa.

Aksa sejenak terpaku memandang gadis kecil di depannya yang mungkin bisa dia prediksi hanya berumur 5 tahun dan itu tandanya beda 5 tahun dengannya, wajahnya yang menggemaskan dengan pipi gembul dan mimik wajahnya yang menangis menjadikannya semakin imut.

Menetralkan kembali suasan hatinya lalu Aksa berucap "aku bisa mengantarmu pulang tapi tidak janji dalam keadaan yang utuh" kekeh Aksa.

"Tidak utuh?" Beo Zura.

"Iya seperti orang ini" Aksa menyampingkan tubuhya agar Zura dapat melihat bagaimana wajah orang yang dia siksa.

"A- a ayah" Zura terbata-bata kala melihat ayahnya bersimbah darah tapi wajahnya belum hancur sehingga Zura dapat memastikan dengan jelas bahwa itu ayahnya "Kakak itu ayah Zura."

Deg

Aksa mematung ditempat dia membunuh ayah dari gadis ini?

Zura berlari ke arah Aksa dan memeluk Aksa erat "terimakasih kakak sudah membunuh ayah Zura, dia jahat jadi Zura tidak suka karena... hiks hiks hiks" isakan terdengar pilu dari mulut Zura "dia membunuh ibu Zura."

Aksa terhuyung saat menerima pelukan tiba-tiba dari Zura yang untungnya tidak membuatnya jatuh karena sigap menjaga keseimbangan nya "ayahmu sudah mati menyusul ibumu apakah kamu tidak ingin pergi juga" tanya Aksa pada Zura yang mendekap tubuhnya erat.

"Zura tidak mau mati hiks hiks hiks t-tolong Kakak jangan bunuh Zura" Zura terisak pilu dan memundurkan wajahnya sampai menyentuh dinding lorong lalu dia meringkuk memeluk botol minumannya.

"Eits tidak bisa" Aksa mengangkat kapaknya tepat di atas kepala Zura dan saat akan menebas kepala Zura tiba-tiba.

Grep

Kaki Aksa di peluk erat oleh Zura dan gadis kecil itu mendongak menatap Aksa, pandangan mereka bertemu ntah kenapa Aksa merasakan sedih melihat gadis itu padahal sebelumnya dia akan membunuh orang yang berani menyentuhnya ataupun menatapnya.

"J-jangan hiks" Isak Zura sambil menatap Aksa lekat.

Aksa melempar kapaknya ke sembarang arah dan ikut berjongkok menyamai posisinya dengan Zura "tidak apa aku tidak jadi membunuhmu" senyum Aksa,hatinya terasa damai dan tenang melihat Zura yang tersenyum ke arahnya.

"Janji" Zura menyodorkan kelingkingnya ke arah Aksa.

"Janji"

See you next chapter again!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang