18

17.8K 738 8
                                    

Hi terimakasih udah mampir
.
.
.
Jangan lupa follow vote and komen 🖤

Zura tersenyum saat melihat pemandangan orang-orang dari dalam mobil, dia berpikir pasti seru hidup tanpa kekangan orang lain, bebas kemanapun yang dia mau.

Hari ini adalah hari dimana Zura keluar dari rumah sakit, setelah dua hari disana untuk menyembuhkan lukanya yang cukup parah.

Dokter sebenarnya sudah membiarkan Zura pulang dan mengobati lukanya dengan obat yang diberikan dirumah saja tapi Aksa tentu menolak keras.

Gadis itu masih tetap tidak bicara dengan Aksa selama dia dirumah sakit, dan hal yang dia lakukan hanyalah memainkan ponselnya.

Jika kalian berpikir Zura akan memainkan aplikasi sosmed maka kalian salah karena dia hanya punya satu aplikasi sosmed yaitu WhatsApp dan aplikasi lainnya hanyalah permainan dan YouTube, tentu saja itu semua ulah Aksa.

Aksa selalu melarang Zura memainkan sosmed karena itu bisa merusak pikiran Zura padanya.

Dalam diam Aksa memandang Zura setelahnya dia menggenggam tangan Zura lembut, "Zura mau dibeliin apa?" Tanyanya halus.

Dengan ekspresi datar Zura menatap Aksa sekilas dia lalu menundukkan kepalanya dan menggeleng perlahan.

Aksa hanya tersenyum dia sama sekali tidak ambil hati dengan tingkah Zura, malahan dia senang karena dengan begini Zura terlihat lebih penurut dan itu sangat lucu dimata Aksa.

"Tanggal 16 nanti Aksa mau pergi ke Jepang buat urusan bisnis, tapi cuman sehari. Dan Aksa akan pulang tepat jam 12 malam biar kita bisa rayain sama-sama sweet seventen Zura nanti" Aksa berbicara sambil terus menyetir dan melihat ke arah depan.

Hampir saja gadis itu lupa kalau tanggal 17 nanti ulang tahunnya yang ke tujuh belas, namun tidak ada rasa semangat pada dirinya.

Zura menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya perlahan, dia mengingat tentang betapa serunya acara sweet seventen temannya saat itu, tapi Zura tidak bisa datang karena Aksa tidak mengizinkan nya jadi gadis itu hanya bisa melihat vidio di handphone teman nya.

Dia ingin pesta seperti temannya itu, tapi dia terlalu takut untuk berbicara dengan Aksa heumm mungkin kalau dia coba bicara baik-baik pasti Aksa akan mengizinkan.

"Hm Aksa" Zura menatap Aksa ragu-ragu.

Aksa mengulum senyum karena akhirnya Zura mau membuka suaranya "iya?" Aksa melihat Zura sekilas lalu kembali fokus ke arah depan.

"Zura mau buat acara pesta sweet seventen kayak temen Zura."

"Acara kayak gitu pasti undang banyak temen-temen kamu kan? Berarti akan ada cowok sama cewek nah jadi Zura tau kan pasti jawaban Aksa apa."

"Tapi Zura cuman mau undang temen yang cewek." Zura kini menundukkan kepalanya sendu. "Sekali gak ya tetep gak Zura!, gausah ngebantah dan dengerin kata Aksa."


"Iya," rasanya Zura ingin menangis saja sekarang, sungguh dia ingin sekali ulang tahunnya dirayakan setidaknya satu kali seumur hidupnya.

"Jangan iya iya terus, Zura harus benar-benar ngerti apa kata Aksa."

"Iya Zura ngerti!"

"Coba ulangin Aksa tadi ngomong apa?"

"Zura gaboleh rayain ulang tahun" singkat Zura hanya menyebut inti dari pembicaraan tadi.

Aksa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum sungguh dia merasa lucu melihat Zura, apakah boleh dia memakan Zura sekarang?

•••🖤•••

Aksa menggendong Zura menuju ke tempat tidur dia lalu menurunkan Zura, setelah itu dia mengambil obat yang tadi dia bawa. Laki-laki itu kemudian duduk dibelakang Zura, dia mengangkat baju Zura setengah untuk mengobati luka gadis itu dengan salep.


Aksa mengoleskan salep dengan pelan dan teratur. Anehnya Zura tidak meringis seperti biasanya, dia akan selalu kesakitan tapi sekarang ntah darimana tapi tidak ada rasa sakit sama sekali.


Aksa selesai mengoleskan salep disemua bagian tubuh Zura "Zura ga usah malu sama Aksa, kalau memang tadi sakit yaudah Zura bilang aja sakit" Aksa membelai pipi Zura lembut.

Namun tidak ada minat dalam diri Zura untuk merespon, dia malah menangis dalam diamnya.

Aksa memeluk Zura, "sssttt gaboleh cengeng ya, Aksa tau itu sakit tapi nanti Zura bakalan sembuh" Aksa mengecup puncuk kepala Zura.

"Bukan luka Zura yang sakit tapi hati Zura" teriaknya dalam hati, Zura tidak membalas pelukan Aksa dia merasa konyol mendengar penuturan Aksa karena luka hati dan tubuhnya semua dari Aksa. Tapi Aksa malah bersikap seolah-olah dia adalah obat dari semua ini.

•••🖤•••


Aksa berangkat kebandara setelah mengantarkan Zura sekolah.

Zura berjalan melewati koridor menuju kelasnya, walaupun sekolah sudah ramai tapi tidak satu orangpun yang menyapanya kecuali nanti ketika dikelas mungkin akan ada beberapa yang akan menyapanya.

Sesampai nya di kelas Zura kini duduk di bangkunya dengan perasaan yang masih sendu akibat Aksa yang tidak menuruti permintaannya, padahal selama ini dia jarang meminta apapun.


"Hi Zura" sapa Sinta.

"Eh hai juga" senyum Zura.

"Btw lo kan besok ultah gimana kalau lo Adain birthday party dirumah lo buat nanti malam?" Sinta memang tau ultah Zura karena dia sudah berteman dari kelas 1 SMA dengan Azura.

"Iya Zura mau tap-"

"Udahlah ntar gw kasih info ke teman-teman kalau lo nanti bakalan adain birthday party" Sinta sedang membayangkan akan bagaimana mewahnya nanti di birthday party Zura, karena yang dia tau Zura itu sangat kaya sebab dia sudah pernah ke rumah Zura untuk mengantar Zura pulang sekolah.

"Eh gausah Sinta soalnya Zura ga dika-"

Sinta berdiri dari duduknya "hi guys nanti malam kita akan diundang sama Zura buat birthday nya dirumahnya, kalian datang ya gaya ajak juga teman-teman yang berminat."

Semua bersorak ramai dikelas sedangkan Zura hanya diam sungguh dia tidak tau bagaimana memberitahu Sinta, sedangkan dia sendiri sangat tidak enak melihat ekspresi senang dari semua orang.

Zura mengulum senyum dia sudah punya rencana untuk acara birthday nya, mumpung Aksa pulang jam 12 malam jadi Zura akan melaksanakan birthday nya sampai jam 11.

Dan pasti semua pelayan dirumahnya akan gercep membersihkan semua sebelum Aksa pulang.

Ya dia akan melakukannya, ini adalah kesempatan emas dalam satu kali seumur hidup, jadi dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Dan untuk kali ini juga Zura akan menjadi orang yang nekat, dia harus berani jika mau keinginan nya terwujud.

.
.
.
See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang