25

16.2K 715 7
                                    

Hi guys jangan lupa follow vote and komen ya
.
.
.
Dukungan kalian semangatku🖤

Zura menatap jendela kamarnya, sepulang dari mall tadi Aksa langsung ditelpon oleh orang yang Zura dengar kalau Aksa akan mengadakan meeting dikantor dengan perusahaan penting.

Padahal tadi malam Aksa sudah berjanji untuk tetap sama Zura tapi sekarang dia pergi.

Zura membuka alat lukisnya lalu mulai melukis didalam kamar setelah itu dia beralih membaca buku yang dia beli, untung saja dia membeli banyak buku dan makanan jadi dia tidak akan bosan setidaknya untuk hari ini karena dia yakin besok pagi pasti Aksa pulang.

_____

Mungkin perkataannya kini Zura tarik kembali karena hari ini Aksa belum pulang kerumah tapi Zura akan terus menanti sampai besok pagi.

_____

Aksa sudah tidak datang ke tempat Zura selama enam hari, Zura berpikir mungkin Aksa sudah membuangnya ditempat ini sampai suatu saat dia akan jadi mayat hidup.

Tanpa makan tanpa minuman Zura berhasil bertahan sampai 3 hari karena hari sebelumnya makanan yang dia beli masih bersisa tapi hari ini stock terakhir makanan Zura habis.

Zura tidak lagi menangis dan merasa ketakutan tapi dia menikmati hari-hari yang kini sudah dia anggap sebagai awal dari dibuangnya dia oleh Aksa, seorang yang selalu dia percaya selama ini.

Zura memecahkan kaca jendelanya beberapa hari lalu dan membawa tiga ekor kucing masuk ke kamarnya untuk menemaninya, setidaknya dia tidak akan mati dengan kesepian.

Zura mengelus badan kucing yang dia panggil dengan nama mochi tersebut, persis seperti nama boneka kesayangannya dulu tapi sudah habis dibuang oleh Aksa dan ada beberapa yang dibakar atau mungkin semuanya terbakar tapi entahlah itu terlalu miris untuk Zura ingat.

Dua kucing Zura yang lainnya sudah tertidur lelap diatas kasur "sekarang Zura cuman punya kalian karena Aksa udah ga pernah datang lagi buat main sama Zura."

•••🖤•••

Aksa membuka matanya dan apa yang terjadi padanya? Kenapa dia bisa berbaring ditempat yang asing baginya.

Aksa mengingat bahwa dia sempat melihat seorang perempuan yang selalu menyuntikkan sesuatu padanya dimalam hari tapi dia tidak bisa membuka matanya, karena itu terasa sulit tapi untuk sekarang Aksa akan pergi dari tempat ini.

Saat Aksa berdiri seketika rasa pusing menggerogoti kepalanya, rasanya dia seperti dihantam batu besar, sakit sekali.

Terakhir yang Aksa ingat adalah ketika dia berada di pesawat pribadinya lalu setelah dia turun tiba-tiba ada sebuah asap tebal yang membuat semua orang disana pingsan dan mungkin termasuk dirinya karena dia tidak mengingat apapun setelah itu.

Aksa mendengar suara langkah kaki seseorang berjalan ke arahnya, dia mencoba berjalan ke arah dekat pintu sambil membawa sebuah pot didekat ranjangnya karena apapun yang terjadi yang pasti dia harus keluar dari tempat ini, ntah berapa lama dia pingsan tapi tujuannya sekarang adalah Zura.

"Nona kita tidak bisa meretas data perusahaan orang itu mungkin karena teknologi yang dia pakai untuk melindungi asetnya sangatlah kuat sehingga sulit untuk di terobos."

"Sudah enam hari aku membuat dia seperti mayat hidup dengan cairan mahal yang aku beli dengan menghabiskan seluruh hartaku tapi hal itu belum cukup untukmu menjalankan satu tugas yang kuberikan DASAR BODOH."

Samar-samar Aksa mendengar pembicaraan orang diluar, dia akan membunuh siapapun yang saat ini akan masuk kedalam lalu organnya akan dia perlihatkan kepada orang yang nantinya akan bekerja sama dengan perusahaannya supaya pengkhianatan ini tidak terjadi lagi.

Sungguh dia merasa sangat bodoh karena membiarkan hal ini terjadi, dia akan memperlihatkan pada musuh nya bahwa dia sedang melawan orang yang salah.

Pintu dibuka dari luar.

Brakkkk

Aksa memukul kedua orang itu bergantian dengan menggila dan tak terkendali.

Tak lupa juga dia memandang wajah orang yang berani mengkhianati nya dan itu adalah wajah orang yang mengajaknya kerja sama.

"Ampunnnn tolongggg" teriak salah satunya.

"Tolongggg TOLONGGGGG!" teriaknya terus menerus.

Aksa merasakan panas ditubuhnya, tanpa mempedulikan banyak orang yang kini berdatangan tapi dia terus menikam orang itu dengan pot yang dia bawa sampai keadaan pot yang kini pecah.

Pot yang pecah semakin memudahkan Aksa untuk menggores dan mencongkel mata dua orang itu.

Tidak ada orang yang berani berkutik setelah melihat betapa kejamnya Aksa, mereka lebih memilih pergi tanpa mau melihat sesuatu yang menjijikan terjadi didepan wajah mereka semua.

•••🖤•••

Aksa pergi meninggalkan negara tersebut, dia menemukan pengawalnya yang juga disekap, dengan membawa oleh-oleh berupa mata dan juga jantung dari kedua orang tersebut kini Aksa bisa tersenyum puas kembali.

Tapi pikirannya beralih kepada gadis yang kini dia rindukan, sudah enam hari dia meninggalkan Zura. Apakah gadis itu sudah makan?
Dan apakah dia tidak takut sendirian?

Aksa memukul kepalanya sungguh dia sekarang merasa menjadi orang paling bersalah, andai saja waktu itu dia dengarkan perkataan Zura untuk membawanya kembali kerumahnya pasti Zura sekarang tidak kelaparan disana.

Aksa juga tidak bisa menghubungi orang rumah dikarenakan handphone nya dan pengawalnya sudah diambil oleh bajingan yang sudah mengkhianatinya.

Dengan terburu-buru Aksa turun dari pesawat dan langsung menaiki mobil yang sudah menunggunya untuk cepat-cepat bertemu Zura.Untung mobil itu cepat jadi Aksa bisa dengan mudah ketempat Zura.


Dengan gerakan tidak santai Aksa membuka pintu dan langsung memasuki kamar Zura. Pandangan mereka berdua bertemu "Zura ini Aksa, maafpin Aksa Zura karena Aksa jadinya Zura sendiri disini Aksa dijeb-"

"Lihatlah mochi, bajingan itu datang tanpa memberi salam setelah membuang Zura sampai enam hari tanpa makanan dan juga tanpa setetes air" Zura berbicara sendiri dengan kucing yang dia pegang tanpa mau melihat orang yang dia maksud.

"Zura Aksa ga pernah bermaksud buat ninggalin Zura disini, dan kau memanggilku APA ZURA???" Aksa syok mendengar perkataan kasar yang keluar dari mulut gadis polos nya.

"KAU MEMBENTAK KU SETELAH SEMUA TINGKAH KEJI MU!? sungguh orang yang tidak punya malu sedang merasa dirinya tinggi disini" Zura mengambil pecahan kaca di bawah jendelanya yang masih tersisa.

"Ini adalah hari yang kutunggu untuk mempertontonkan kematian yang aku buat sendiri kepada orang yang sudah menginginkannya" Zura mengambil ancang-ancang untuk menancapkan pecahan kaca itu tepat di arah dadanya.

"ZURAAA!"

.
.
.
See you next chapter again syg 🖤

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang