07

24.2K 1.3K 11
                                    

Jangan lupa follow vote and komen sebagai apresiasi!
.
.
.

Zura bangun tengah malam, tapi anehnya dia tidak menemukan Aksa di sampingnya dengan bermodalkan nekat dia keluar kamar sendiri, lalu berteriak dari lantai atas"AKSAAAA."

Pak Bram yang kebetulan tengah menonton tv dengan Bi Vina mendengar teriakan Zura dan segera bergegas menghampiri.

"Ada apa Zura?" tanya pak Bram.

"Hiks..hiks.. Aksa gak ada di kamar" padahal tadi dia sudah berbaikan dengan Aksa tapi kenapa Aksa sekarang malah membiarkan dia tidur sendiri.

"Sssstttt kita sekarang cari Aksa ya" bujuk bi Vina dan langsung di angguki oleh Zura.

Semua pengawal dan pelayan di mansion Aksa berpencar untuk mencari tuan muda mereka.

Sebenarnya mereka tidak heran dengan Aksa yang selalu hilang saat malam, tapi karena sebulan belakangan ini kebiasaan Aksa jadi tidak terulang lagi akibat adanya Zura yang cukup berpengaruh besar pada kehidupan Aksa.

Zura mencari Aksa di area belakang rumah dengan Bi Vina serta dua pelayan lainnya, tapi ntah pikiran darimana dia melepas genggaman tangannya dari Bi Vina dan memasuki area gudang sendiri.

"Aksaaa" panggilnya.

Area gudang sangat gelap hanya ada sedikit cahaya dari bulan yang masuk dari celah jendela.

"Aksaaa" panggilnya sekali lagi tapi tak kunjung ada sahutan.Dia memutuskan terus berjalan menelusuri gudang dengan bermodalkan cahaya rembulan.


Atensi Zura teralihkan saat melihat sebuah pintu dengan cahaya yang cukup terang dari dalamnya, segera gadis itu memasuki ruangan tersebut dan benar saja dia melihat Aksa yang sedang berdiri membelakangi pintu masuk.

"Aksa" Zura langsung berlari memeluk Aksa.

Aksa merasakan tangan kecil gadis cengengnya memeluk dirinya, bukannya malah merasa tenang Aksa justru semakin tersulut emosi karena kegiatannya terganggu.

Zura menatap Aksa lalu seketika itu dia melapas pelukannya dari tubuh Aksa, dia beringsut mundur namun sialnya dia malah terjatuh.

"Aksa kenapa mukanya berdarah terus kenapa pegang pisau disana juga ada orang berdarah" tanya Zura ditengah-tengah ketakutannya.

"Zura kenapa ganggu Aksa?" Aksa tersenyum dan mendekat ke arah Zura, ntah kenapa Zura malah mundur karena mendeteksi adanya hal yang tidak enak dari pandangan laki-laki itu yang tampak berbeda.

Aksa mendekat perlahan ke arah Zura sambil tetap memegang pisau di kedua tangannya "KENAPA GANGGU AKSAAA HAH!" teriak Aksa didepan muka Zura kini posisi Aksa sudah sejajar dengan Zura.

"Maafpin Zura tadi Zura takut Aksa ga disamping Zura," kini mata nya sudah di penuhi oleh cairan bening."Aksa ga suka diganggu kalau lagi jalanin hobi Aksa. AZURA LUXIANA!" teriaknya lantang sambil menekan setiap kata-kata yang dia ucapkan pada gadis kecilnya.


Gadis kecil yang mengusap air matanya itu hanya diam sambil menangis dia sangat takut melihat Aksa, dulu pas melihat Aksa membunuh ayahnya dia memang takut tapi karena bencinya pada sang ayah dia jadi bahagia melihat adegan itu.

Laki-laki kecil itu mendekat ke arah Zura, dia menggores lengan Zura dengan satu pisau yang dia bawa.

"Aaaa sakittt" teriak Zura histeris melihat darah keluar dari lengan mungilnya.Aksa terus menggores lengan Zura sampai saat dimana orang² datang barulah dia sadar atas apa yang dia lakuin.


"Hiks... hiks... sakit" Zura memegang tangannya yang penuh dengan darah.

"Zura" Aksa memandang Zura dengan terkejut dia tidak mengira bahwa emosinya bisa membuat Zura dalam bahaya seperti saat ini.

Aksa hendak menyentuh Zura tapi Bram dengan sigap menahan Aksa lalu Zura dibawa pergi terlebih dahulu oleh bibi Vina.

"Lepassss" bentak Aksa pada Bram. Dia tetap kekeuh ingin mendekati gadis nya yang masih menangis. "Jangan gegabah tuan muda nanti anda bisa menyakiti Zura lagi" ucap Bram memberi peringatan.


Aksa diam di tempat dia tidak lagi memberontak, Bram melepas pegangan nya pada Aksa lalu keluar dari dalam gudang karena dia tau di saat-saat seperti ini Aksa sedang ingin sendiri, itu kebiasaan nya.

Aksa duduk dilantai dan melihat pisau yang dia pegang berlumuran darah. Darah yang tidak lain adalah darah dari Zura, gadis kecil cengeng yang sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya.

Dia hanya kesal melihat Zura begitu senang di berikan coklat oleh teman-temannya dia jadi kembali membunuh orang sebagai pelampiasan nya, padahal selama dia tinggal dengan Zura dia sudah berhenti membunuh orang lain. Karena gadis nya membantu dia perlahan dapat menarik diri dari dunia gelap nya.

Aksa sadar dia hanya anak kecil yang belum cukup umur untuk bisa mengontrol emosinya, tapi dia selalu mencoba untuk tidak melukai Zura, dan sekarang dia malah melukai Zura untuk yang pertama kalinya.

Dia memukul tangannya sendiri dengan ganggang pisau yang dia bawa "bodoh! bodoh! bodoh!" umpatnya pada dirinya sendiri.

Ketakutan yang sangat mengerikan muncul dari diri Aksa, dia merenggut kepalanya dan membenturkan ke dinding, dia takut, takut sekali, takut bahwa gadis kecil yang sangat dia sayangi sepenuh hati akan takut bertemu dengan nya.




Agak minder kok bisa ya orang-orang punya banyak vote and komen, padahal cerita Aksa udah cukup lumayan. Sesulit itukah?
.
.
.
See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang